Sabtu, 14 Januari 2017
CIRI HIDUP YANG MERENDAHKAN PERKARA DIATAS
Filipi 3:17-19
17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Orang yang merendahkan perkara-perkara diatas/perkara rohani maka ciri utama yang nampak adalah ia tidak akan ngotot untuk mencapai hidup sempurna seperti Bapa di Sorga yang adalah sempurna (Matius 5:48), ia tidak tertarik untuk hidup kudus seperti Tuhan Yesus adalah Kudus, ia tidak ngotot untuk mengenal firman-Nya dan kehendak-Nya secara bertekun untuk diperagakan.
Berkenaan dengan proses penyempurnaan menjadi manusia yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu manusia yang mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus, ada prinsip yang sangat penting yang harus dipahami, bahwa perubahan hidup kearah kesempurnaan Kristus tidak dapat dicapai dalam waktu singkat dan tidak bisa berlangsung secara ajaib.
Hal ini harus melalui proses bertahap yang sangat ketat dan secara natural.
Dalam hal ini orang percaya harus memiliki ketekunan yang tinggi dan kerja keras yang tiada henti mengenal Tuhan dan Firman-Nya secara bertekun, bersekutu dengan-Nya setiap saat dengan mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Hari-hari ini memang sangat ironi jika kita melihat kehidupan manusia di akhir zaman ini, banyak orang lebih menyukai hal-hal perkara dunia seperti tenggelam dalam hobi, pekerjaan, sport, nonton, mengoleksi barang-barang yang ia sukai dan lain sebagainya, tetapi untuk masalah pendewasaan rohani banyak orang tidak berjuang sungguh-sungguh mencapai kesempurnaan sesuai dengan standar yang Tuhan kehendaki.
Ini sebenarnya adalah bentuk tindakan yang tidak menghormati Tuhan secara pantas.
Biasanya orang-orang seperti ini tidak memiliki sikap takut dan gentar akan Tuhan secara benar, sehingga mereka tidak sadar bertapa dalamnya mereka telah jatuh dan jauh dari Tuhan.
Banyak orang lebih banyak meluangkan waktunya untuk hal-hal duniawi yang dianggap lebih penting.
Kalau demi perkara duniawi yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani mereka bersedia berkorban apa pun, berjuang dengan tekun dan menunggu dengan sabar, tetapi untuk perkara-perkara rohani mereka tidak berbuat hal yang sama. Tidak sedikit mereka yang menunda memberi perhatian khusus untuk hal-hal rohani yang nilainya jauh lebih penting yang kelak akan dibawa pada saat menghadap tahta pengadilan Kristus.
Gambaran orang yang tidak memindahkan hatinya kepada perkara diatas dapat kita temukan di Lukas 16:19-25.
Hidup orang kaya ini dihabiskan berfokus kepada perkara dibumi sibuk dengan dirinya sendiri dengan segala kesenangan dan kemewahan yang dunia tawarkan.
Akhir hidupnya sangat tragis didalam api kekal karena tidak melakukan kehendak Tuhan. Hal ini disebabkan dalam hidupnya ia tidak pernah berminat memindahkan hatinya untuk hidup bagi Tuhan dan menyenangkan hati-Nya.
Peristiwa ini cermin dari kehidupan manusia.
Banyak orang tidak sadar, betapa dahsyatnya kengerian api kekal, tetapi juga tidak menyadari betapa beruntungnya ada di “pangkuan Abraham” (Lukas 16:22).
Memindahan hati kepada perkara yang dikehendaki oleh Tuhan sama artinya kita mempercayai Tuhan dan masuk ke dalam apa yang dijanjikan Tuhan di waktu mendatang.
Fokus hidup kita yang memindahkan hati kepada perkara diatas digambarkan dengan kematian diri terhadap keinginan daging digantikan hidup dalam kehendak Roh Allah, melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak pimpinan-Nya.
Tentu orang-orang seperti ini memberikan buah kehidupan yang menjadi berkat bagi banyak orang disekitarnya, orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang pasti memiliki minat yang tinggi memenuhi tanggung jawabnya memaksimalkan seluruh potensi hidupnya untuk menjadi alat bagi tangan Tuhan, lewat hidupnya ia menjadi surat cinta Kristus yang terbuka yang mengundang semua orang untuk turut masuk kedalam proyek keselamatan yang telah Tuhan Yesus sediakan.
Proyek keselamatan itu tidak lain adalah menggelar kehidupan yang serupa seperti yang di peragakan oleh Tuhan Yesus, hidup seperti Dia hidup (1 Yohanes 2:6)
Inilah sejatinya kehidupan anak-anak Tuhan yang memindahkan hatinya kepada kerjaaan Bapa di sorga.
Hendaknya kita tidak menjadi keras kepala seperti bangsa Israel yang menolak apa yang Tuhan katakan, bahwa di Kanaan mereka akan menjumpai tanah yang berlimpah susu dan madu.
Bangsa Israel sudah terikat dengan Mesir. Hal ini sejajar dengan nasehat: Jangan meragukan bahwa di rumah Bapa banyak tempat tingal (Yohanes 14:1-3) Mereka hanya melihat atmosfir Mesir, yang menurut mereka jauh lebih baik dari padang gurun.
Tetapi mereka tidak mempercayai tanah Kanaan yang permai.
Banyak orang Kristen yang tidak mempersiapkan diri membawa hidup dengan benar dihadapan Tuhan untuk menyambut kehidupan yang akan datang, hal ini berarti sama dengan tidak mempercayai janji kedatangan Tuhan Yesus kembali ke bumi ini untuk mengadakan perhitungan kepada semua umat manusia sesuai dengan perbuatannya.
Mereka meminta Tuhan untuk melepaskan mereka dari perjalanan menuju padang gurun kehidupan, padahal padang gurun berbicara mengenai didikan Bapa agar orang percaya bisa mengenakan kehidupan yang sesuai dengan standar Tuhan, mengenakan kekudusan yang sama seperti Tuhan Yesus, dan menjadi serupa dengan diri-Nya (Roma 8:28-29).
Jangan takut harus memikul salib dan mengikut Tuhan Yesus dengan setia, sebab penderitaan kita sekarang tidak sebanding dengan kemulian yang akan kita terima nanti (Roma 8:18-25).
Meyakini janji ini hendaknya membuat kita lebih membersihkan diri dari hal-hal yang tidak berkenan dihadapan-Nya dan berusaha memindahkan hati secara permanen kepada perkara diatas yang dimana dalamnya kita semakin hari semakin tenggelam didalam kehendak-Nya agar kita membenahi diri kita hidup menjadi pribadi yang mencerminkan kehidupan pribadi Tuhan Yesus ditengah-tengah dunia ini.
Kita tidak boleh lagi serupa dengan anak-anak dunia yang lebih senang mengutamakan perkara-perkara dunia yang selalu memikirkan kebutuhan jasmani, kebutuhan perut dan kesenangan daging dengan segala hawa nafsunya.
Sebagai murid Tuhan Yesus kita harus selalu memilih Tuhan dan kerajaan-Nya, kita harus ngotot untuk lebih mengejar kesempurnaan Kristus untuk menjadi milik kita secara permanen yang terus untuk kita peragakan setiap waktu, setia melaksanakan segala apa yang telah Tuhan perintahkan melalui Firman-Nya maupun melalui pimpinan Roh-Nya setiap hari, kita harus menggenggam dengan erat janji kedatangan-Nya serta mempersiapkan diri dengan benar dengan hidup tidak bernoda dalam menantikan kedatangan-Nya.
Pengharapan ini tidak akan mengecewakan, sebab yang berjanji adalah Tuhan Yang Setia.
Sebagaimana Tuhan selalu menepati janji-janji-Nya di masa lalu, demikian pula Tuhan akan memenuhi janji kedatangan-Nya dan pendirian Kerajaan Sorga secara fisik di langit baru dan bumi yang baru, yakni pemerintahan Tuhan Allah kita Yesus Kristus yang kekal untuk selama-lamanya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar