Selasa, 02 Agustus 2022

UMAT PILIHAN YANG LUAR BIASA

Kalau kita membaca Efesus 1:4, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, …” Jadi kita itu ditentukan: terlahir jadi orang Kristen, entah menikah dengan orang Kristen, entah karena satu dan lain hal menjadi Kristen. Itu ditentukan Tuhan. Tapi jangan berpikir ‘ditentukan’ ini berarti pasti masuk surga. “… Supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Yang ditentukan itu bukan manusianya, yang ditetapkan itu standarnya. Jangan dicampur aduk. “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, …” Jadi, Allah memilih kita. Ini luar biasa. Dari sekian miliar manusia yang hidup, sejak Adam sampai manusia terakhir nanti. Tidak kebetulan, you are the chosen people; kita adalah orang terpilih.

Ayo, kita kembali memandang kata ‘anak Allah’ dengan kacamata yang original
kacamata asli, kacamata yang benar. ‘Yesus, Anak Allah,’ itu jelas. ‘Kita, anak Allah,’ sudah jelas, belum? Allah semesta alam yang menciptakan langit dan bumi, yang menyebut diri sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Yang juga memperkenalkan diri sebagai Allah Israel, yang Alkitab sebut sebagai YAHWEH Elohim (artinya Allah, Allah YAHWEH), berkenan menjadi Bapa bagi kita. Luar biasa. Kita diadopsi secara legal oleh seorang bangsawan saja, sudah luar biasa. Kita diadopsi oleh Allah secara legal, secara de jure, secara hukum legal karena Yesus mati di kayu salib menebus dosa kita. Sungguh luar biasa.

Sebenarnya, Yesus mati menebus semua manusia. Artinya, bahwa dosa manusia dari Adam sampai manusia terakhir, dipikul oleh Tuhan Yesus. Itulah sebabnya, orang di luar Kristen pun dihakimi. Dalam Roma 2: 12-16, mereka dihakimi menurut perbuatan. Tentu mereka yang mengasihi sesama diri sendiri, yang kepada mereka Tuhan berkata, “ketika Aku lapar, kau berikan Aku makan; ketika Aku haus, kau berikan Aku minum; ketika Aku bertelanjang, kau memberikan Aku pakaian.” Di dunia ini, ada orang-orang seperti ini, dan mereka bisa masuk dunia akan datang, tapi bukan umat pilihan seperti kita. Kalau kita, umat piilihan; mengenal Allah yang benar, sehingga berlaku “
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan.”

Kita bukan hanya ditebus oleh darah Yesus. Kita bukan hanya tahu Yesus mati untuk kita, tapi 
kita juga tahu apa maksud penebusan itu. Orang di luar orang percaya, orang di luar umat pilihan, mereka tidak tahu dan tidak mengerti. Jadi, kita harus memahami bahwa Yesus tidak mati untuk sebagian orang. Itulah sebabnya Yohanes berkata, “Dialah Anak domba Allah, yang mengangkut dosa dunia.” Bukan “sebagian” dosa dunia. Semua dosa manusia dipikul. Yang oleh karenanya ada pengadilan. Pengadilan juga untuk orang yang bukan umat Kristen. Kalau Yesus mati untuk sebagian orang, tidak  perlu ada pengadilan, semua sudah masuk neraka. Karena Yesus mati untuk semua orang, maka ada pengadilan. 

Dan mereka yang mengasihi sesama seperti diri sendiri, nanti diperkenankan masuk Kerajaan Allah sebagai anggota masyarakat. Tetapi kita, anak-anak Allah, dimuliakan bersama Yesus, memerintah bersama-sama Yesus. Betapa luar biasanya menjadi umat pilihan. Tetapi, betapa besar juga tanggung jawabnya. “Keluarlah kamu dari antara mereka, janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu seperti anak-Ku laki-laki dan anak-Ku perempuan.” Kalau di dalam Efesus 1 dikatakan, “supaya kamu kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Apakah otomatis? Tidak. Kita yang harus merespons anugerah tersebut, berjuang untuk hidup kudus dan tak bercacat di hadapan Allah. 

Legalitas jadi anak Allah itu secara de jure disahkan oleh Yesus dengan mati di kayu salib. Kita ditebus oleh darah Yesus dan lunas dibayar. Tetapi setelah kita ditebus, apakah kita mau berubah? Secara de jure kita ditebus, tapi secara de facto, apakah kita mau berubah? Itu masalahnya. Kita ditebus supaya kita jadi manusia yang utuh, dan Yesuslah Modelnya. Bagaimana kita bisa menemukan kekristenan yang luar biasa? Yang pertama, kita sadar bahwa kita adalah umat pilihan. Itu sudah luar biasa. Ini jangan dianggap sebagai hal yang biasa. Tidak semua orang terpilih. 

Jadi, kalau kita punya pekerja karyawan misalnya supir, hendaknya kita jadi saksi untuk dia. Tapi, jangan memaksa dia masuk Kristen. Kalau bukan umat pilihan, tidak perlu. Kita menjadi saksi atau ‘surat yang terbuka’ bagi tetangga kita. Mereka jadi Kristen atau tidak, jangan dipaksa. Ini nanti membuat kita berdosa dan bersalah. Kita tetap menjadi kesaksian hidup, sebab kita umat pilihan, umat yang terpilih. Yesus mati untuk semua orang, tapi mereka tidak tahu, sedangkan kita tahu. Karena kita tahu, kita harus menemukan maksud dari penebusan itu apa, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 

Betapa luar biasanya menjadi umat pilihan. Tetapi, betapa besar juga tanggung jawabnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar