Minggu, 03 Desember 2017

MUTLAK HARUS DILAHIRKAN KEMBALI


Yohanes 3:5-6
5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Tuhan menegaskan bahwa seseorang yang tidak bersedia dengan sungguh-sungguh dilahirkan baru oleh Tuhan dalam air dan roh maka ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.
Proses kelahiran baru seseorang yang menjadi pengikut Tuhan Yesus bukanlah proses otomatis yang berlangsung secara instan, tetapi sebuah proses panjang yang melibatkan Roh Kudus dan respon penurutan manusia itu sendiri terhadap pimpinan Roh Kudus setiap waktu.
Karenanya Tuhan Yesus berkata, bahwa kita harus dilahirkan oleh air dan roh.
Dalam pengajaran mengenai Kelahiran Baru, kita tertumbuk pada masalah dilahirkan dari air dan oleh roh.
Maksud penjelasan Tuhan Yesus sebenarnya adalah bahwa dilahirkan dari air menunjuk pada komitmen seseorang untuk meninggalkan cara hidup manusia lama yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, selanjutnya belajar memasuki kehidupan baru yang Tuhan ajarkan.
Air menunjuk kepada Baptisan air.
Tentu baptisan yang dimaksud Tuhan bukan dari aspek tehnisnya tetapi maknanya, yaitu kesediaan dikuburkan dan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Dikuburkan disini bukan hanya berarti rela meninggalkan kehidupan moral yang salah, tetapi bersedia meninggalkan seluruh kehidupan yang lama dengan segala filosofinya yaitu kesediaan untuk meninggalkan cara hidup manusia duniawi dengan segala hawa nafsunya.
Dilahirkan oleh Roh berarti menerima penggarapan Roh Kudus untuk bisa mengenakan pakaian Ilahi. Dalam hal ini Roh Kudus bekerja keras untuk bisa melahirkan kita. Untuk itu kita juga harus meresponi kehendak Tuhan secara serius. Respon yang serius ditunjukkan dengan sikap hidup, bukan sekedar hasrat mau menjadi anak Tuhan yang baik. Sikap hidup tersebut adalah usaha untuk mendengar kebenaran Firman Tuhan, sebab iman datang dari pendengaran oleh Firman Kristus. Dari pengertian terhadap kebenaran, selanjutnya harus ada kesediaan untuk meninggalkan cara berpikir dan filosofi hidup yang telah kita warisi dari nenek moyang. Proses ini harus berlangsung secara berkesinambungan.
Inilah pertobatan yang sejati.

Perlu diketahui bahwa pertobatan menurut Perjanjian Baru untuk orang percaya dengan pertobatan menurut Perjanjian Lama untuk bangsa Israel tidaklah sama.
Bagi orang-orang Israel di Perjanjian Lama, pertobatan pada umumnya menyangkut dua aspek antara lain:
Pertama, perubahan tingkah laku atau perbuatan.
Pertobatan seperti ini dimana kehidupan umat yang telah meninggalkan Taurat, hidup dalam tingkah laku yang tidak menuruti hukum Taurat kembali kepada kehidupan sesuai dengan hukum Taurat. Pertobatan ini adalah pertobatan perubahan secara moral umum.
Kedua, kesediaan meninggalkan praktek sinkretisme (mencampurkan atau menggabungkan beberapa agama atau keyakinan).
Ini adalah pertobatan kehidupan umat Israel yang meninggalkan ibadah kepada Yahwe, kembali beribadah kepada Yahwe.
Pada jaman dahulu bangsa Israel sering tergoda menyembah kepada allah-allah yang disembah bangsa-bangsa kafir, seperti baal, dagon, asyera, asitoret, milkom, molokh dan banyak dewa lain. Pertobatan di dalam Perjanjian Lama berarti meninggalkan penyembahan kepada dewa-dewa tersebut, kemudian kembali melakukan ibadah kepada Yahwe di kemah suci atau di bait Allah.

Konsep pertobatan bangsa Israel pada jaman Perjanjian Lama ternyata juga terdapat pada banyak agama di dunia. Pertobatan semacam ini masih bisa digolongkan pertobatan menurut konsep umum.
Bedanya untuk bangsa Israel, pertobatan mereka memiliki keistimewaan, sebab mereka memiliki Allah Yahwe dan Taurat yang tidak dimiliki bangsa lain.
Pada intinya, pertobatan menurut konsep umum adalah meninggalkan perbuatan yang melanggar norma yang diberlakukan dan beribadah kepada allah atau dewa yang diyakini sebagai allah atau dewa yang benar.
Sering pula dikatakan sebagai suatu pertobatan, ketika seorang yang memeluk suatu agama berpindah ke suatu agama lain yang diyakini benar. Sebaliknya, kelompok orang yang menganut agama yang ditinggalkan tersebut akan menganggap anggota mereka yang berpindah agama sebagai murtad. Pertobatan secara umum terjadi atas seorang atau sebuah komunitas setelah mereka mendengar suatu peringatan dan ancaman hukuman. Pertobatan jenis ini adalah pertobatan yang tidak membutuhkan pencerahan pikiran oleh kebenaran Firman Tuhan, yang penting ada kesadaran moral atau didorong takutnya terhadap ancaman yang akan dijatuhkan, seperti penduduk Niniwe dalam kitab Yunus.

Pada umumnya orang melakukan pertobatan supaya kehidupan selama didunia ia dijauhkan dari segala kesulitan kehidupan seperti dijauhkan dari penyakit dan kemiskinan secara ekonomi, kemudian hidupnya semakin sejahtera didalam kelimpahan secara jasmani.
Jika pertobatan hanyalah sekedar tindakan berbalik kepada Tuhan supaya Tuhan memulihkan ekonominya, menyembuhkan penyakitnya atau memberi pertolongan dari problem hidup yang lain. Maka, pertobatan seperti ini adalah pertobatan palsu.
Pada kenyatannya, pertobatan seperti inilah yang ditawarkan kepada banyak orang hari ini, mereka menjadikan Tuhan Yesus sekedar alat untuk menjawab kebutuhan jasmani mereka.

Sesungguhnya pertobatan yang benar adalah seseorang harus melalui tahap dilahirkan kembali oleh Tuhan melalui air dan roh.
Kelahiran baru menjadikan orang percaya sebagai ciptaan baru dengan hati baru (2 Korintus 5:17; Efesus 2:10).
Kelahiran baru menuntut seseorang untuk mengarahkan fokusnya hanya kepada Tuhan dan kerajaan-Nya.
Kalau sebelum lahir baru focus hidupnya tertuju kepada dunia ini dengan segala kesenangannya, sekarang tertuju kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya.
Orang yang sudah mengalami Kelahiran Baru akan menyukai hidup didalam kebenaran Tuhan.
Kebenaran Tuhan inilah yang membuat hidup dalam terang.
Segala unsur di luar kebenaran Tuhan akan nampak nyata bagi orang yang mengenal kebenaran.
Dengan penjelasan lain, orang yang mengalami Kelahiran Baru akan bertumbuh dalam kebenaran sehingga ia menemukan segala kepalsuan hidup ini yang harus ditanggalkan dalam hidupnya. Kepalsuan hidup adalah perhatian manusia kepada hal-hal duniawi, segala hal yang fana; keterikatan dan ketergantungan manusia terhadap dunia ini dengan segala kesenangannya. Dengan demikian, seseorang yang mengalami Kelahiran Baru akan memiliki pemahaman dan filosofi yang baru tentang kehidupan dan lebih mementingkan perkara-perkara rohani yang didalamnya memuat segala kehendak Tuhan untuk dilakukan.

Seorang yang benar-benar telah mengalami Kelahiran Baru sikap hidupnya nampak yaitu sikapnya terhadap dunia ini. Buah hidupnya nyata bahwa ia tidak terikat dengan perkara-perkara duniawi.
Ini adalah ukuran standarnya.
Paulus berkata: “Ikutilah teladanku dan teladan orang-orang yang hidup sama seperti kami” (Filipi 3:17).
Paulus tahu bahwa akan ada orang-orang yang memiliki irama hidup seperti dirinya, sebab orang yang diubah hidupnya pasti memiliki irama hidup seperti dirinya. Baginya, ia tidak memperhatikan apa yang kelihatan tetapi apa yang tidak kelihatan, sebab yang kelihatan adalah sementara tetapi yang tidak kelihatan kekal (2 Korintus 4:18).
Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus: “Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi (Yohanes 3:12).  Nikodemus yang mewakili Agama pada umumnya masih berbicara sekitar perkara hidup hari ini, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan segala perkara mengenai kerajaan Sorga.
Inilah bedanya orang yang sudah benar-benar mengalami Kelahiran Baru dan orang-orang yang belum mengalami Kelahiran Baru.
Orang yang sudah dilahirkan baru akan berbicara hal-hal sorgawi dan mengarahkan fokus hidupnya hanya kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, mengubahkan hidup banyak orang lewat kesaksian sikap hidupnya yang menampilkan hidup didalam kebenaran Tuhan serta dengan setia menyelesaikan dengan tuntas tugas pelayanannya kepada Tuhan selama hidup dibumi ini dengan menjaga hidup kudus, tak bercacat cela dan tak bernoda dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar