Selasa, 13 Februari 2018
MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL
1 Tesalonika 5:15-18
15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
16 Bersukacitalah senantiasa.
17 Tetaplah berdoa.
18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Seorang remaja sedang asyik berjalan-jalan di kota. Remaja ini sangat terkejut dan ketakutan ketika ada seorang laki-laki berwajah sangar yang merampoknya dan merampas dompet beserta isinya.
Lalu, apa yang dilakukannya? Apakah ia marah dan memaki-maki perampok sambil mengejarnya? Atau, pergi ke kantor polisi sambil tergopoh-gopoh untuk melaporkan kejadian itu?
TERNYATA remaja itu berdiri merenung sejenak di pinggir jalan, ia mulai tetap berusaha untuk tetap terhubung dengan hati dan perasaan Tuhan dalam menghadapi kejadian tersebut. Akhirnya ia mengambil keputusan didalam hatinya untuk tetap bersyukur kepada Tuhan sebab ia berhasil mengendalikan emosinya, pikirannya untuk tetap kudus tidak membenci, bahkan ia merelakan dan mengampuni serta mendoakan bagi orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Setelah itu, ia tiada hentinya bersyukur kepada Tuhan karena perampok itu hanya mengambil dompetnya dan bukan nyawanya. Ia sangat bersyukur karena ia masih memiliki nyawanya sebagai harta yang paling berharga untuk melayani Tuhan dibandingkan uang yang ada di dompetnya atau harta di dunia ini. Remaja itu kemudian berjalan pulang. Dalam perjalanan pulang, ia tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan karena ternyata ia masih menyimpan beberapa ratus ribu uangnya di bank. Sambil merenungkan peristiwa yang baru saja dialaminya, ia mengucap syukur karena dialah yang dirampok dan bukan dia perampoknya. Ia bersyukur karena Tuhan senantiasa menjaganya sehingga ia tetap berada di jalan-Nya dan jauh dari dosa.
Saudaraku...
Segala kejadian hidup yang terjadi didalam kehidupan kita ada pesan/bahasa Tuhan yang harus kita tangkap untuk semakin kita belajar bertumbuh dewasa mengenal apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan.
Marilah kita tiada henti-hentinya selalu bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan, baik dalam suka maupun duka, sebab hal inilah yang dikehendaki oleh Allah dalam Kristus Yesus dan percayalah Dia selalu memberikan yang terbaik kepada setiap orang yang mengasihi-Nya, sebab Tuhan selalu menyediakan berkat kekal bagi kita untuk dibawa didalam kerajaan-Nya kelak.
Amin.
Senin, 12 Februari 2018
"BANYAK YANG DI PANGGIL, SEDIKIT YANG TERPILIH"
Matius 22:14
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Yesus berkata, “Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” Artinya, banyak yang dipanggil untuk mendengar Injil, tetapi tidak semua meresponinya dengan benar untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus, tidak mau melakukan sepenuhnya panggilan untuk melakukan kehendak Tuhan sehingga mereka tidak menjadi orang-orang yang terpilih dan akhirnya binasa.
Tanpa respons untuk tunduk dan menerima sepenuhnya ajakan untuk hidup sesuai dengan isi pemberitaan Injil Kristus maka seseorang tidak akan bisa diubah menjadi orang-orang pilihan yang menggelar hidup seperti Kristus telah hidup.
Dan ini artinya mereka sedang menyia-nyiakan anugerah dan kasih karunia dari Tuhan yang begitu besar dan menolak keselamatan yang disediakan oleh Tuhan.
Akhirnya kita menyadari untuk hidup menjadi manusia pilihan yang hidup dalam kedaulatan Allah seseorang juga harus meresponi ajakan Tuhan untuk melakukan perintah-Nya karena Tuhan menginginkan kita melakukan dengan hati yang rela mengasihi Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya.
Respons yang benar terhadap panggilan Tuhan adalah menerima Injil perkataan Tuhan dan melakukan-Nya. Seseorang yang mau menerima Tuhan Yesus, tetapi tidak meresponi perkataan-Nya dan melakukannya didalam hidupnya sesungguh ia belumlah dikatakan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Raja didalam hidupnya. Sesungguhnya sikap hidup seperti ia masih memiliki kerajaan diri sendiri yang tidak diserahkan kepada Tuhan sebagai penguasa hidup secara absolut. Sikap hidup seperti ini juga telah ditunjukkan oleh lusifer yang yang tidak mau tunduk kepada kedaulatan Allah.
Orang percaya yang menerima perkataan-Nya berarti mau mempelajari Firman-Nya dan terus-menerus berusaha melakukannya. Inilah yang membuat seseorang menjadi manusia unggul, yaitu termasuk kumpulan “sedikit yang dipilih” tadi.
Respons yang benar terhadap panggilan Tuhan adalah
mempelajari Firman-Nya dan melakukannya.
Penyesatan yang terjadi dewasa ini adalah seseorang merasa bahwa ia sudah lahir baru, hal ini membuat orang tersebut tidak perlu berusaha berjuang untuk mengalaminya. Mereka lebih sibuk mendandani manusia lahiriahnya (ini adalah hasrat dari manusia kedagingan) dari pada mendandani manusia Ilahinya yang dikehendaki Tuhan. Mereka merasa sudah nyaman dan aman menjadi orang Kristen yang terdaftar dalam suatu keanggotaan gereja tertentu, tetapi mereka tidak mempersoalkan apakah namanya sudah tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba, artinya tercatat sebagai anggota keluarga Allah. Kepada mereka tidak diingatkan bahwa kalau mereka masih sibuk mendandani manusia lahiriahnya (dengan berbagai fasilitas materi) itu berarti gejala bahwa mereka belum menjadi keluarga Allah. Mereka belum mengerti panggilan hidup dan tanggung jawab untuk hidup menjadi serupa dengan Yesus, mempersiapkan pakaian kebesaran keluarga Allah (mendandani manusia batiniah) untuk memenuhi dan menggenapkan rencana Allah.
Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk memperhatikan hal ini melalui sebuah perumpamaan seorang raja yang mengadakan pesta (Matius 22).
Ia mengundang semua orang untuk datang dalam pesta yang telah dipersiapkan. Ketika pesta berlangsung ada seorang tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta. Raja itu menyuruh mengusir tamu tersebut dan membuangnya ke dalam kegelapan abadi. Kemudian Tuhan mengakhiri perumpamaan tersebut dengan pernyataan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih. Dalam hal ini jelas sekali bahwa keterpilihan seseorang juga ditentukan oleh respon terhadap anugerah yang diberikan. Inilah anugerah yang bertanggung jawab.
Pakaian pesta menunjukkan kelayakan untuk menjadi anggota keluarga Allah. Kelayakan disini hanya bisa didapatkan jika anak anak Tuhan mau meresponi panggilannya sebagai anak anak kerajaan yang melakukan kehendak Bapa disorga di segenap wilayah hidupnya.
Hal ini harus diperjuangkan oleh setiap orang percaya dengan sangat serius, lebih dari memperjuangkan hal-hal lain dalam kehidupan ini. Kalau seseorang memperjuangkan sesuatu lebih dari perjuangannya mempersiapkan pakaian kebesaran sebagai anggota keluarga Allah Bapa, hal itu menunjukkan bahwa ia tidak menghargai kesempatan untuk menjadi anggota keluarga Allah Bapa. Ia memandang dunia ini lebih penting dan berharga. Inilah orang-orang yang dikatakan oleh Firman Tuhan sebagai pejinah (teks Yunani : moikalis) artinya orang-orang yang tidak setia. Ia bukannya menjadi keluarga Allah Bapa tetapi musuh-Nya.
Seseorang yang hanya meninggikan pencapaian duniawi seperti memiliki mobil mewah, rumah bagus, aset harta kekayaan yang melimpah ruah sehingga tidak memperdulikan keadaan pencapaian manusia batiniahnya dihadapan Tuhan, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang telah berbuat cabul dengan dunia Ini, hati mereka semata-mata hanya tertuju kepada perkara-perkara dunia dan merendahkan perkara-perkara diatas, mereka adalah orang-orang yang mengasihi dunia sama seperti iblis yang menjadi musuh Allah yang akan dibinasakan oleh Allah di dalam api kekal (Yokubus 4:4).
Jadi meresponi perkataan Tuhan kita Yesus Kristus mengenai sedikit sekali yang akan terpilih/sangat sedikit yang bisa masuk kedalam kerajaan Tuhan Yesus, ini menunjukan kita tidak boleh main main dengan panggilan Tuhan yang memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian/sikap hidup seperti yang Tuhan Yesus kenakan yaitu menjadi anak anak yang hidup hanya untuk taat melakukan kehendak Bapa yaitu menjadi serupa dengan Tuhan kita Yesus Kristus dalam moral kesucian dan kelakuan hidup.
Berjalan dengan Tuhan, berarti kita menjaga dan belajar untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Matius 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Amin.
Minggu, 11 Februari 2018
DIPERHAMBA OLEH KESENANGAN DUNIA
1 Korintus 6:12
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Dunia kita yang semakin materilistis ini juga semakin konsumeristis. Manusia semakin haus barang-barang dan segala fasilitas untuk dapat dijadikan sebagai kebahagiaannya. Perkembangan pola hidup manusia, khususnya di kota-kota besar, dari konsumeristis terbatas sampai konsumeristis tanpa batas.
Salah satu tren jahat yang menghinggapi manusia, yang tidak disadari oleh banyak orang termasuk orang Kristen, adalah kebanggaan memakai barang branded.
Kata lain dari kebanggaan di sini adalah kesombongan.
Orang meninggikan diri dengan kendaraan, pakaian, arloji, tas, sepatu dan barang lainnya yang memiliki merk “bergengsi” karena harganya.
Seakan-akan dengan mengenakan barang-barang yang bermerk tersebut (branded), maka nilai dirinya menjadi tinggi.
Mereka telah terjebak pada kerancuan antara price dan value.
Karena barang-barang tersebut secara nilai uang bernilai tinggi, maka barang tersebut dianggap sebagai bervalue tinggi, sehingga yang mengenakannya juga bertambah dalam value.
Betapa bodohnya manusia yang berkeadaan seperti ini.
Tetapi faktanya hampir semua manusia telah terjebak dan terjerat dalam pola dan gaya hidup ini.
Mereka hidup dalam kesombongan dari hari ke hari dan terus semakin menikmati kesombongan tersebut. Tidak heran kalau ada orang-orang yang hidupnya hanya mau memburu barang-barang branded.
Mereka semakin jauh dari Tuhan dan menjadikan dirinya musuh Allah.
Malangnya mereka tidak menyadari hal tersebut.
Selain hal menggunakan barang branded menjadi kebanggaan, tetapi juga kecanduan. Kecanduan adalah kata lain dari keterikatan.
Seseorang tidak merasa bahagia kalau tidak mengenakan barang-barang branded.
Orang-orang seperti ini tidak mungkin dapat menjadikan Tuhan sebagai sukacitanya. Betapa jauhnya dari pengakuan Pemazmur yang adalah sejatinya menjadi standar warna jiwa umat Tuhan, bahwa kita seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, bahwa Tuhan adalah kebahagiaan kita, bahwa hanya Tuhan yang kita ingini dan lain sebagainya.
Barang-barang branded bisa menjadi candu yang membuat seseorang tidak lagi mengingini Tuhan. Faktanya memang banyak orang berurusan dengan Tuhan bukan karena membutuhkan pribadi Tuhan , tetapi membutuhkan kekuatan-Nya untuk meraih dunia atau barang-barang yang dipandang dapat mengangkat martabat dan harga dirinya.
Kalau dipertanyakan: apakah salah mengenakan barang branded? Maka jawabnya terdapat dalam Firman Tuhan yang mengatakan: Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Mengenakan barang-barang branded bukan sesuatu yang salah, tetapi kalau barang-barang tersebut menjadi ikatan, maka hal tersebut sudah melanggar prinsip kekudusan Tuhan. Kita harus terikat dengan Tuhan, bukan terikat dengan sesuatu yang lain. Keterikatan terhadap barang-barang dunia adalah dosa keberhalaan. Inilah berhala modern yang mengikat kehidupan banyak orang. Dengan berkeadaan terikat oleh barang-barang branded maka berarti seseorang tidak mengikatkan diri dengan Tuhan. Inilah orang-orang yang berzinah meninggalkan Tuhan.
Dengan gaya hidup di atas, maka manusia meninggikan nilai-nilai duniawi dan merendahkan nilai-nilai rohani.
Tidak mungkin seorang yang menghargai secara tidak benar barang-barang duniawi bisa menghargai nilai-nilai rohani.
Dari hal ini kuasa dunia menggiring manusia kepada penyembahan terhadap iblis.
Dalam Lukas 4:5-8 dikisahkan mengenai pencobaan Tuhan Yesus.
Iblis menawarkan keindahan dunia, kalau Yesus mau menyembahnya, maka dunia diberikan kepada Yesus.
Tuhan Yesus menolak, sebab manusia harus menyembah kepada Tuhan Allah dan hanya kepada Allah saja manusia harus berbakti.
Pernyataan Tuhan Yesus ini sudah mengandung kesimpulan bahwa kalau manusia mengingini harta atau barang dunia sebagai kebahagiaan, nilai diri bahkan menjadi tujuan di hidupnya ini berarti ia sedang menyembah kepada iblis.
Orang yang menjadikan harta atau barang dunia sebagai value kehidupan akan menjadi orang yang haus akan uang.
Tidak bisa tidak hal ini akan mengkondisikan seseorang pada cinta akan uang.
Padahal cinta akan uang adalah akar segala kejahatan, Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10).
Bagi kita yang mau mengikut Tuhan Yesus sebagai murid-Nya maka harus bersedia melakukan hal yang sama seperti yang Dia lakukan. Kita harus bersedia meninggalkan kesenangan dunia dan selanjutnya hanya fokus kepada tujuan dan rencana Tuhan atas hidup kita demi pengabdian diri kita kepada kepentingan-Nya.
Meninggalkan kesenangan dunia dapat dibagi dalam dua bagian:
Pertama, meninggalkan kepuasan daging yang tidak sesuai dengan kesucian Tuhan yaitu makan minum dan seks yang tidak benar, serta kebencian atau sikap tidak mengasihi sesama.
Kedua, dosa dalam jiwa, yaitu hasrat memiliki harta dunia untuk memperoleh kesenangan, kebanggaan yang melahirkan keangkuhan hidup.
Hal ini diringkas dalam surat Yohanes (1 Yohanes 2:15-17), sebagai keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang seperti ini tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga, Sebab kasih akan Bapa tidak ada pada orang itu. Mereka tidak mungkin dapat mengasihi Bapa, firman Tuhan tegas mengatakan kita tidak bisa mengabdi kepada dua Tuan.
Ini artinya seseorang harus memilih mengabdikan dirinya kepada Tuhan sepenuhnya atau tidak sama sekali.
Jadi sikap orang percaya dalam melakukan segala sesuatu tidak lagi untuk ditujukan untuk kepentingan pemuasan diri sendiri tetapi mereka melakukannya demi dapat menjadi pribadi yang efektif dipakai oleh Tuhan sebagai alat peraga-Nya demi untuk menggenapi rencana dan kehendak-Nya atas dunia ini.
Amin.
Sabtu, 10 Februari 2018
MENANGGALKAN KEINGINAN/KEHENDAK DIRI SENDIRI
1 Yohanes 2:15-17
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Hari-hari ini banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa ia sedang mengembangkan berbagai keinginan dan cita-cita hidup yang berasal dari dalam dirinya, yang pada dasarnya merupakan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Mereka mencari formula doa yang didengar dan dikabulkan oleh Tuhan, agar hasratnya dipenuhi; mereka melakukan apa saja yang merupakan investasi agar Tuhan mengembalikannya dalam bentuk harta berlipat kali ganda.
Ini sangat menyedihkan, sebab Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa keinginan-keinginan tersebut bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia yang sedang lenyap dengan keinginannya.
Keinginan-keinginan tersebut akan membutakan mata pengertian orang, sehingga tak bisa hidup dalam pimpinan Roh Allah.
Tuhan ingin kita menanggalkan keinginan-keinginan dari diri kita sendiri, dan menggantikannya dengan kehendak Allah. Semakin kita berusaha mengenal-Nya melalui kebenaran Firman-Nya, semakin dalam kita mengerti pimpinan Roh Allah dalam hidup kita.
Apabila kita dipimpin oleh Roh Allah, kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:14).
Tetapi Alkitab mengatakan bahwa tidak mudah kita disahkan sebagai anak-anak Allah (Huios) karena untuk menjadi anak-anak Allah yang sah (Huios) harus melewati tahapan dididik dan digarap oleh Tuhan melalui Roh Kudus dan segala peristiwa didalam hidupnya (Ibrani 12:6-8) agar terus mengambil bagian didalam kekudusan-Nya.
Ketika ia didalam hidupnya memberikan respon yang benar dan taat dalam penggarapan didikan Tuhan agar ia terus mengenakan kodrat ilahi dan mengambil bagian didalam kekudusan-Nya maka Tuhan akan terus memberikan kuasa atau hak istimewa-Nya kepadanya supaya dimampukan menjadi anak-anak Allah yang berkenan dihadapan-Nya.
Memang kita diberi hak istimewa (ἐξουσία, eksusía) supaya bisa menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12–13), tetapi apabila kita tidak memanfaatkan hak-hak istimewa tersebut, kita tidak pernah disebut anak-anak Allah.
Hak-hak istimewa itu adalah pendampingan Roh Kudus, Firman Tuhan, penggarapan Tuhan dalam segala peristiwa kehidupan, dan jaminan pemeliharaan Tuhan yang sempurna.
Mengasihi dunia dan mengembangkan keinginan-keinginan duniawi merupakan tindakan yang menyia-nyiakan hak istimewa dari Tuhan. Dunia mengajak manusia membangun Firdaus di bumi ini, tetapi Tuhan menyediakan Firdaus di langit dan bumi baru didalam kerajaan-Nya.
Orang yang mengumbar keinginan duniawi tidak mungkin menjadi sahabat Allah apalagi bisa masuk kedalam perhentian dilangit baru bumi baru yang Tuhan hanya sediakan bagi mereka menggelar kehidupan yang berkenan dihadapan-Nya.
Jadi jelas bahwa orang yang tidak mau menanggalkan keinginan dunianya bukanlah umat kerajaan Sorga, melainkan umat kerajaan dunia yang dipersiapkan iblis untuk tinggal bersamanya dalam kegelapan abadi.
Kalau kita tidak memutuskan untuk segera keluar dari cara hidup yang salah itu, sampai mati pun kita tidak akan pernah memahami bagaimana hidup dipimpin oleh Roh Allah, sebab Roh Allahlah yang memimpin kita untuk bisa melakukan kehendak-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jadi marilah kita matikan keinginan dari diri kita khususnya keinginan yang bertentangan dengan selera dan kekudusan Tuhan, kemudian menyediakan diri kita untuk dipimpin oleh Roh-Nya melalui pemahaman kebenaran Firman-Nya yang murni. Maka kita pun akan semakin mengerti kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2).
Menanggalkan keinginan duniawi adalah merupakan suatu keharusan supaya kita dapat hidup dalam pimpinan Roh Allah yang menuntun kita menjadi anak-anak Bapa, mempelai-mempelai Tuhan Yesus yang berkenan dihadapan-Nya.
Amin.
Jumat, 09 Februari 2018
PENGERTIAN MENERIMA YESUS SEBAGAI TUHAN
Kolose 2:6-8
6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
Kalimat "hendaklah hidupmu tetap" dalam teks bahasa Yunani adalah "peripateite (περιπατεῖτε)" yang artinya "berjalan mengikuti".
Ini berarti orang-orang yang bersedia menerima Yesus sebagai Tuhan berarti hidupnya harus mengikuti jejak Tuhan Yesus, mengikuti seluruh teladan hidup-Nya dalam melakukan kehendak Bapa dan semakin menjadi serupa dengan Dia dalam seluruh kebenaran kelakuan hidup.
Untuk pada akhirnya kita dapat menjadi teladan dalam kelakuan hidup bagi orang disekitar kita, kita terlebih dahulu harus memahami kalimat yang mengatakan “bahwa tidak seorang pun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat" (Roma 3:20).
Sebenarnya kalimat ini Paulus hendak menunjuk kepada bangsa Israel yang mengenal hukum Taurat, sebab mereka berpikir bahwa dengan melakukan hukum Taurat mereka dapat berkenan di hadapan Tuhan. Dengan melakukan hukum Taurat mereka merasa dilayakkan, bukan saja menjadi umat Allah di bumi, tetapi juga memiliki kehidupan yang akan datang, padahal Taurat tidak dapat menyelamatkan.
Perbuatan sebaik apa pun, tanpa pengorbanan Anak Tunggal Allah Bapa, semua sia-sia. Tetapi hal ini bukan berarti meniadakan Taurat atau setuju kalau Taurat dibuang. Tuhan Yesus menyatakan: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga (Matius 5:17-19).
Tuhan Yesus menyatakan: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Justru kedatangan Tuhan untuk menggenapi Taurat. Menggenapi artinya melengkapi pengertian mengenai hukum itu agar sempurna dan melakukan hukum-hukum dengan sempurna pula. Kalau selama ini belum ada yang dapat memahami Taurat sesuai dengan jiwa, nafas, dan esensinya, Tuhan Yesus menjelaskannya.
Kata menggenapi (Matius 5:17) dalam teks aslinya adalah pleroo (πληρόω); yang selain berarti menggenapi, kata itu juga bermakna “pengajaran-Nya datang dengan benar” dan juga berarti menyelesaikan atau melengkapi. Kata menggenapi juga berarti Tuhan Yesus melakukan hukum Taurat di dalam hidupnya dengan sempurna.
Kalau selama itu belum pernah ada manusia yang dapat melakukan Taurat dengan sempurna, Yesus adalah manusia pertama yang telah berhasil melakukannya dengan sempurna.
Taurat yang berhasil dilakukan oleh Tuhan Yesus bukanlah Taurat seperti ukuran Taurat bangsa Yahudi, tetapi inti Taurat secara sempurna, yaitu melakukan kehendak Allah Bapa sebagai sumber tatanan dan hukum. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan: Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34).
Dengan keberhasilan Tuhan Yesus melakukan hukum Taurat secara sempurna, yaitu melakukan kehendak Bapa, maka Tuhan menjadi pokok keselamatan (Yun. Aitios) bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Pokok keselamatan bisa berarti penggubah atau penyusun. Sebelumnya, tidak ada yang mampu untuk itu. Orang-orang yang percaya dan menyatakan diri mengikut Tuhan Yesus harus mengikuti jejak-Nya; hidup seperti Dia hidup. Itulah sebabnya hidup keagamaan (Yun. Dikaiosune, kebenaran) orang percaya harus melebihi ahli-ahli Taurat dan orang Farisi (Matius 5:20). Hal ini hanya terjadi bagi semua orang yang taat kepada Tuhan Yesus (Ibrani 5:7-9). Kalau ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melakukan kehendak Allah yang diwakili oleh hukum-hukum-Nya, tetapi orang percaya bukan hanya melakukan hukum-Nya (tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah dan lain sebagainya) tetapi semua kehendak Allah Bapa yang memerintah kita dalam tuntunan Roh Kudus harus kita taati (contoh ketika Roh Kudus menegor kita untuk tidak menjadi sombong, iri hati, tidak mencintai dunia, tidak mencari kehormatan dimata manusia dan harta kekayaan untuk pemuasan hawa nafsu dan lain-lain).
Inilah yang disebut seseorang melakukan kehendak Bapa.
Seseorang dikatakan percaya kepada Tuhan Yesus kalau mengikuti jejak-Nya, yaitu melakukan kehendak Bapa. Tanpa kesediaan mengikuti jejak-Nya, berarti seseorang tidak bisa dikatakan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini berarti ia tidak mengalami dan memiliki keselamatan. Dalam hal ini, beriman adalah tindakan atau perbuatan seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika mengenakan tubuh manusia di bumi dua ribu tahun yang lalu. Beriman sama dengan melakukan kehendak Bapa seperti yang Tuhan Yesus lakukan (Yohanes 4:34).
Hal ini juga sama seperti Abraham yang selalu melakukan apa saja yang Tuhan Allah kehendaki untuk dilakukan. Iman seperti inilah yang dibenarkan. Hal ini sinkron dengan apa yang dikemukakan oleh Yakobus 2:17-24. Penjelasan Yakobus mengenai iman bukan saja kesediaan dengan pikiran mengakui adanya Allah, tetapi memiliki relasi yang harmoni dengan Allah dan melakukan tindakan atau perbuatan seperti yang Dia kehendaki. Dalam hal ini jelas sekali bahwa tulisan Yakobus tidak bertentangan dengan tulisan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma.
Dengan demikian orang-orang yang bersedia menerima Yesus sebagai Tuhan berarti hidupnya harus menerima seluruh konsekuensi mengikuti jejak Tuhan Yesus, mengikuti seluruh teladan hidup-Nya dalam melakukan kehendak Bapa dan semakin menjadi serupa dengan Dia dalam seluruh kebenaran kelakuan hidup.
Amin.
Kamis, 08 Februari 2018
MASIH MEMILIKI DIRI SENDIRI
1 Korintus 6:19-20
19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Sangat mudah bagi seseorang untuk mengaku sebagai milik Kristus, tetapi apakah benar dirinya benar-benar milik Kristus? Banyak orang Kristen mengaku milik Kristus, tetapi sebenarnya mereka masih memiliki dirinya sendiri. Ketika ada dalam bahaya dan masalah besar, mereka mengaku milik Kristus sebab berharap dapat memperoleh pertolongan dan campur tangan Tuhan.
Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, ketika tidak ada dalam bahaya atau tidak memiliki masalah berat, mereka memiliki dirinya sendiri. Tentu ini sikap yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Tetapi banyak orang tidak menyadarinya.
Mereka memandang Tuhan sebagai alat, bukan tujuan. Sesungguhnya ini sikap orang yang tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan, yang seharusnya hanya kepada-Nya mereka mengabdi dan hidup.
Bilamana seseorang memiliki dirinya sendiri? Seseorang memiliki dirinya sendiri ketika ia dengan tindakan sesuka hatinya sendiri menggunakan pikiran dan anggota tubuhnya demi kesenangannya.
Selain itu ia merasa berhak menggunakan apa pun yang diraih dan dimiliki tanpa dalam pimpinan atau komando Tuhan sebagai pemilik dari seluruh kehidupan (1 Korintus 6:19-20).
Selama seseorang masih terikat dengan dunia ini, yaitu membiarkan dirinya hanyut dengan keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, maka ia tidak dapat dimiliki oleh Tuhan (1 Yohanes 2:15). Orang yang menjadi milik Kristus Yesus adalah mereka yang telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Galatia 5:24).
Hal penyaliban daging dengan segala keinginannya harus berangkat dari diri sendiri.
Ini adalah fenomena natural, bukan adikrodati atau mistis.
Hal ini harus berlangsung setiap hari secara konkret melalui segala kejadian yang terjadi dalam hidup seseorang. Terkait dengan hal ini kita bisa lebih mengerti mengapa Tuhan Yesus menyatakan: orang yang mengikut Dia harus menyangkal diri dan memikul salibnya. Tentu yang disalibkan adalah segala keinginan dan hawa nafsunya (Galatia 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya).
Paulus dalam kesaksian hidupnya berkata: … Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8).
Menjadi milik Kristus bukan sesuatu yang bisa terjadi atau berlangsung dengan mudah. Hal ini harus dibuktikan menyediakan diri untuk tidak menjadikan dunia sebagai tempat mengumpulkan harta di bumi tetapi semua yang di percayakan-Nya dan semua yang kita upayakan didalam hidup harus dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan dan untuk kepentingan Tuhan serta memenuhi rencana-Nya.
Kolose 1:16
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Amin.
Rabu, 07 Februari 2018
PENGERTIAN "MENGUMPULKAN HARTA DI SORGA"
Matius 6:19-24
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Dari perkataan Tuhan Yesus Kristus sendiri, Tuhan menghendaki dan memerintahkan agar kita harus mengumpulkan harta di sorga dan bukan dibumi.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di sorga itu?
Menjawab pertanyaan apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di sorga, terebih dahulu kita harus memahami apakah yang dimaksud dengan harta di sorga itu. Harta di sorga bisa memiliki dua pengertian, dan keduanya bertalian.
Pertama, harta di sorga adalah Tuhan sendiri. Mengenai bagaimana keadaan di sorga nanti bukanlah hal yang penting, sebab yang terpenting bertemu dengan Tuhan muka dengan muka nanti. Tuhanlah kerinduan orang percaya. Penjelasan ini tidak lengkap tanpa penjelasan harta di sorga dari dimensi kedua.
Kedua, harta di sorga adalah nurani kita yang benar sesuai dengan nurani Tuhan. Dalam Matius 6:22-23 Tuhan Yesus berkata: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Mata dalam teks ini adalah nurani. Kalau nurani seseorang “terang” atau sesuai dengan Tuhan, maka semua yang dilakukan pasti sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan.
Kalau kebenaran sudah sampai pada nurani maka kebenaran batin telah dicapai, maka kesucian hidup yang sejati dicapai.
Kesucian Kristiani bukan hanya berarti tidak berbuat dosa tetapi tidak lagi memiliki keinginan untuk berbuat dosa karena hidupnya yang mau di pimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan yang Bapa kehendaki.
Orang-orang seperti ini dapatlah berjalan bersama dalam fellowship atau persekutuan yang harmoni dengan Tuhan Yesus.
Mereka akan dilayakkan menjadi mempelai Tuhan.
Anak Tuhan yang mengarahkan menjadi mempelai atau kekasih Tuhan lah yang dikategorikan telah menemukan Tuhan.
Tuhan sudah dimiliki sebagai harta abadi. Dengan demikian mengumpulkan harta di sorga berarti mengembangkan diri kita menjadi manusia yang memiliki gambar Kristus yang selalu dapat mengenakan kekudusan-Nya setiap saat, menjadi berkat dan pembawa terang Tuhan bagi sesama.
Orang-orang seperti ini pasti memberi waktu untuk mengambil bagian dalam pelayanan gerejani dan mendukung pekerjaan Tuhan dengan hartanya tanpa batas.
Inilah sesungguhnya perjalanan musafir pengikut Kristus yang sejati.
1 Petrus 3:3-4
3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Amin
Selasa, 06 Februari 2018
MEMBERITAKAN INJIL YANG MURNI
Galatia 1:6-10
6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Dalam Galatia 1:6-10 dikatakan bahwa kalau ada yang memberitakan Injil yang lain, baik malaikat mapun manusia, “terkutuklah dia”. Dengan pernyataan ini, menunjukkan betapa berbahayanya “Injil lain” tersebut. Injil yang lain inilah yang dapat mengakibatkan orang percaya meleset dari panggilan Allah. Berkaitan dengan hal ini Alkitab tegas memperingatkan: Jangan mengajarkan ajaran lain.
Bagaimana Injil yang benar itu? Injil yang benar tertulis kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Injil yang telah diberitakan oleh Paulus. Untuk memahami Injil yang diberitakan Paulus, perlulah mendalami surat-surat Paulus yang tertulis dalam Alkitab. Di dalamnya memuat apa yang Tuhan ajarkan kepada mereka, dan yang harus diteruskan kepada orang percaya di sepanjang abad. Jadi bila seorang pembicara salah mengartikan isi Alkitab, itu berarti ia memberitakan Injil yang lain. Injil yang benar adalah semua kebenaran yang termuat dalam Alkitab.
Bagaimana dapat memahami Injil yang benar kalau tidak memahami isi Alkitab? Memang sebelum ada kitab Perjanjian Baru, murid-murid Tuhan Yesus belajar langsung dari Tuhan. Tetapi setelah ada Alkitab orang percaya yang hendak mengenal Injil yang benar harus belajar dari Alkitab, khususnya ajaran Tuhan Yesus dalam Injil (kitab Perjanjian Baru). Tidak ada saluran lain yang diajarkan Tuhan selain Alkitab. Hal ini ditegaskan oleh Tuhan Yesus dengan ucapan-Nya: “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang kuperintahkan kepada-Mu”(Matius 28:18-20). Jadi bukan Tuhan Yesus sendiri secara langsung, murid-murid-Nyalah yang meneruskan pengajaran-Nya, dan pengajaran Tuhan tersusun dalam Alkitab ini.
Tuhan Yesus Kristus tatkala memberitakan Injil di bumi selama 3,5 tahun, adalah mengajar( Matius 4:23; 9:35; 26:55),(Lukas 19:47; 4). Sebagian besar waktu-Nya dipergunakan untuk mengajar.
Paulus pun dalam perjalanan pelayanannya memberitakan “Injil” dimana-mana dengan mengajar. Mengajarkan Injil artinya menjelaskan kebenaran Allah secara mendalam dan luas. Pengajaran Yesus memiliki jelajah yang luas dan dalam. Jadi misi Injili adalah pemberitaan Injil yang benar dengan mengajarkan sepenuh isi Alkitab kepada umat manusia.
Memberitakan Injil harus dipahami sebagai mengajarkan kebenaran Alkitab secara lengkap. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Paulus dalam seluruh tulisannya dan kitab Ibrani. Dalam Ibrani 6:1-2, disebutkan tentang azas-azas pertama dan ajaran tentang Kristus, selanjutnya ada ajaran lanjutan. Oleh sebab itu, kalau mau mengerti ajaran Injil yang benar, orang percaya harus tekun belajar dengan sungguh-sungguh dan membutuhkan waktu panjang. Tentu belajar dari orang yang mengerti ajaran tentang Injil Yesus Kristus tersebut dengan benar. Selanjutnya ajaran yang benar akan membuahkan “roh” dalam arti semangat atau gairah (Spirit) hidup yang benar. Injil yang benar akan menciptakan manusia rohani yang hatinya ada di Sorga.
Injil artinya kabar baik. Baik yang bagaimana? Kalau baiknya diarahkan kepada hal-hal dunia, maka itu berarti penyesatan. Sebab hal-hal dunia atau fasilitas dunia juga bisa diberikan Iblis.
Kata “baik” berasal dari kata eu (Yunani), dan dalam hal ini adalah hal-hal yang menyangkut “kebenaran”, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Roma 14:17-18 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(18)Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Jemaat harus dilepaskan dari Injil yang sesat (berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata) dengan kuasa kebenaran Injil, yaitu kebenaran yang termuat dalam Alkitab secara benar. Inilah yang dimaksud bahwa Firman-Nya menguduskan.
Kenyataannya, hari ini jemaat lebih diarahkan kepada kepentingan fisik atau pemenuhan kebutuhan jasmani, dari pada batiniahnya yang harus terus menerus diperbaharui. Menjadi orang percaya berarti telah dibawa kepada habitat baru, yaitu habitat warga Kerajaan Sorga. Dalam hal ini orang percaya harus berani meninggalkan dunia dengan segala konsepnya. Gereja yang benar adalah gereja yang sungguh-sunguh membawa umat Tuhan kepada “perkara-perkara yang di atas”. Inilah yang membedakan orang percaya dengan bangsa Israel secara lahiriah. Bangsa Israel berorientasi kepada hal-hal dunia, makan minum, kawin mengawinkan, kesehatan, tanah Kanaan dan lain sebagainya, sehingga mengabaikan hal-hal rohani yang seharusnya menjadi perhatian utama.
Dengan uraian ini bukan berarti kita tidak membutuhkan pemenuhan kebutuhan jasmaniah. Orang percaya memang membutuhkannya, tetapi hal-hal tersebut bukanlah tujuan kehidupan. Belakangan ini masih dijumpai begitu banyak orang Kristen yang menjadikan hal-hal duniawi tersebut sebagai tujuan utama kehidupan. Mereka akan gagal menerima keselamatan.
Yohanes 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Amin.
Minggu, 04 Februari 2018
PENGERTIAN PENGINJILAN YANG BENAR
Matius 28:18-20
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
TUHAN YESUS adalah penguasa baik di Sorga maupun di Bumi dan segala isinya dengan demikian sepantasnya IA menghendaki semua bangsa bangsa dibumi menjadi muridNYA.
Pemahaman penginjilan dizaman ini lebih banyak pengarah kepada bahwa ketika proses seseorang menjadi pengikut Kristus cukup hanya sekedar percaya dan mengaku menerima TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT maka sudah otomatis sudah menjadi pengikut Kristus dan diselamatkan dan penginjilan sudah dianggap berhasil, tentu ini pemahaman yang kurang tepat dan dangkal akibat dari pemahaman ini umat TUHAN terjebak ke dalam kegiatan kegiatan agamawi saja dan akhirnya mengikut TUHAN telah digantikan dengan rajin mengikuti kegiatan gereja, aktif dalam kegiatan persekutuan-persekutaun doa dan sebagainya sehingga lupa tugas pokok panggilan sebagai pengikut Kristus yang seutuhnya yaitu menjadi murid Kristus dan memuridkan hingga SEMPURNA seperti BAPA (Mat.5:48).
Mengapa harus sempurna? Karena BAPA yang disorga adalah sempurna. Apa yang dimaksud sempurna? Dalam teks Yunani kata sempurna menggunakan kata teleios yang berarti lengkap, dewasa secara mental, moral dan karakter, untuk itu harus ada pengajaran mengenai cara hidup yang TUHAN YESUS ajarkan tepatnya adalah lewat pemuridan. Tidak ada orang tua di muka bumi ini yang menyerahkan perusahaanya kepada anak yang tidak siap memimpin, oleh karena itu segala upaya dilakukan untuk mendewasakannya. Mulai dari makan, kesehatan dan pendidikannya pasti dipersiapkan dengan baik. Apalagi Bapa yang di sorga, kerajaan-NYA bukanlah negeri korup yang bisa disuap, segala sesuatunya sempurna, tentunya Ia menghendaki anak-anak-Nya pun sempurna dan TUHAN YESUS lah yang menjadi rujukan untuk diteladani.
Injil artinya kabar baik, namun dewasa ini ada banyak orang mangartikan penginjilan hanya sekedar memberitakan kabar baik bahwa TUHAN YESUS adalah TUHAN dan JURU SELAMAT yang benar barang siapa yang menerima dan percaya kepada TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT maka hidupnya akan selamat dan yang tidak percaya akan berada dibawah hukuman.
Penginjilan yang benar tidak berhenti kepada hanya memberitakan KETUHANAN YESUS YANG BENAR namun ada kutipan perintah TUHAN YESUS yang lain yang harus diperhatikan dan untuk dilakukan dalam penginjilan yaitu : "dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."
Hal inilah disebut dengan pemuridan.
Mengapa TUHAN YESUS tidak mengatakan "jadikan semua bangsa cukup hanya percaya dalam namaKU"
Namun yang TUHAN YESUS perintahkan adalah jadikan semua bangsa MURIDKU.
Ini berarti Penginjilan adalah memberitakan kabar keselamatan dari TUHAN YESUS dan mengajarkan tentang pengajaran mengenai cara hidup seperti yang TUHAN YESUS ajarkan, itulah penginjilan yang benar dan tepat.
Jadi penginjilan yang benar harus sampai kepada proses pemuridan dan pengajaran TUHAN YESUS.
Jadi kita bisa mengerti bahwa Injil adalah kabar baik jika kita sudah memahami dan mendalami isi pengajaran yang TUHAN YESUS ajarkan secara memadai. Sehingga kita akhirnya memahami apa itu dosa, apa itu keselamatan, apa itu kekekalan, apa itu nilai hidup, kasih dll dan pada akhirnya kita akan memahami bagaimana cara menghidupi keselamatan yang benar dari TUHAN YESUS.
Mengapa proses pemuridan ini menjadi perintah yang sangat penting dalam penginjilan karena proses pemuridan ini adalah bertujuan supaya hidup orang percaya/umat pilihan TUHAN dapat mengenal dan memiliki sifat atau karakter yang sama seperti yang terdapat dalam diri TUHAN YESUS, mereka harus dilahirkan kembali untuk mengenakan manusia baru didalam Kristus
Karena tanpa dilahirkan kembali maka mereka tidak akan melihat kerajaan ALLAH
Yohanes 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Apa yang harus dilahirkan
Yohanes 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Air berbicara tentang kesedian menerima TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT sedangkan ROH berbicara tentang kesediaan untuk belajar dan diajar oleh TUHAN YESUS bagaimana cara hidup yang dihendaki oleh BAPA dan tentu orang tsb harus bersedia mematikan segala keinginan manusia lama yang penuh dengan keinginan daging, digantikan dengan melakukan kehendak BAPA melalui ROH KUDUS.
Tentu ini dengan maksud supaya anak anak TUHAN akan di ajar sampai masuk pada tahap sempurna seperti yang TUHAN YESUS inginkan yang dinyatakan oleh TUHAN YESUS sendiri kepada murid muridNYA : Matius 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Pemuridan disini bukan hanya pada tentang pengajaran TUHAN YESUS melalui pertemuan pertemuan ibadah namun yang diharapkan adalah anak anak TUHAN sendiri harus membangun hubungan pribadi yang erat dari hari ke hari melalui kehidupannya bersama dengan TUHAN YESUS, membangun pengalaman hidup bersama TUHAN, proses diubahkan menjadi pribadi yang semakin mengasihi TUHAN, bersedia melepaskan diri dari ikatan mencintai dunia dan memindahkan hatinya untuk mengasihi dan mencintai TUHAN sepenuhnya sehingga mereka mengerti bahwa injil yang mereka dengar bukan hanya sekedar untuk ditaruh didalam hati namun mereka harus bertekun mengerjakan keselamatan yang TUHAN sudah anugrahkan untuk selalu mereka jaga dengan baik.
Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Pertanyaannya apa pengertian mengerjakan keselamatan dan apa yang harus dilakukan dalam proses mengerjakan keselamatan.
Mari baca :
Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Inilah dimaksud dengan mengerjakan keselamatan tersebut dimana kita setiap hari melakukan apa yang menjadi kehendak BAPA dan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak BAPA tentu sebagai anak anak TUHAN setiap hari harus memahami dan menaruh pikiran dan perasaan yang sama seperti yang TUHAN YESUS pikirkan.
Dengan demikian kita baru bisa melakukan apa yang menjadi kehendak BAPA dengan tepat. Dan ingatlah tanpa kita melakukan apa yang menjadi kehendak BAPA tentu kita tidak akan bisa masuk kedalam kerajaan NYA di sorga
Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Dan hal inilah yang harus diajarkan dalam proses memuridan dalam penginjilan dimana setiap anak anak TUHAN harus mengerti dan harus menaruh pikiran dan perasaan yang sama seperti TUHAN YESUS, mengajarkan kehidupan dan cara hidup yang TUHAN YESUS ajarkan sebab jika tidak demikian tentu kita akan gagal dalam melakukan kehendak BAPA, tentu ini berujung telah gagalnya menjalankan isi dari injil yang benar karena anak anak TUHAN yang hidupnya yang tidak mau dimuridkan.
Ingatlah sebenarnya inti dari penginjilan adalah dimana kita mempersiapkan jemaat menjadi mempelai mempelai bagi KRISTUS yang layak, yang hidupnya berkenan dan memiliki karakter KRISTUS yang sempurna seperti BAPA tentu hal ini diperoleh lewat proses pemuridan hidup setiap hari bersama sama dengan TUHAN YESUS.
Amin.
Sabtu, 03 Februari 2018
MEMPERCAYAI DAN MENANTIKAN JANJI TUHAN DENGAN SIKAP YANG BENAR
1 Petrus 5:4
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Hal janji Tuhan yang akan menghadirkan Kerajaan-Nya sulit untuk dapat dijelaskan dengan kata-kata, sekaya apa pun perbendaharaan kata yang ada.
Hari ini memang kita belum melihat, tetapi orang percaya harus berani percaya pada apa yang Tuhan katakan atau janjikan. Kalau tidak berani percaya, kebinasaan akan menimpa.
Sama seperti orang-orang zaman Nuh tidak akan menduga bahwa ia mengalami bencana yang begitu dahsyat. Sementara Nuh dan keluarganya tidak menduga betapa nyamannya bahtera hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Sebagai perbandingan dapat dilihat kisah Lot. Calon menantu Lot tidak akan menduga bumi mereka dijungkirbalikkan Tuhan dan api belerang membakar kota mereka. Mereka menolak ajakan Lot keluar kota Sodom, mereka menganggap apa yang dikatakan Lot adalah olok-olok atau canda (Kej. 19:14. Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: “Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini.” Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja).
Di pihak lain, Lot keluar dari Sodom dan Gomora dan ia baru mengerti betapa beruntungnya keluar dari kota itu. Betapa beruntungnya hidup dalam keselamatan Tuhan karena memercayai Firman-Nya.
Gambaran yang jelas dapat ditemukan di Lukas 16:19-25. Peristiwa ini cermin dari kehidupan manusia. Banyak orang tidak sadar, betapa dahsyatnya kengerian api kekal, tetapi juga tidak menyadari betapa beruntungnya ada di pangkuan Abraham. Memercayai Tuhan juga berarti masuk ke dalam apa yang dijanjikan Tuhan di waktu mendatang. Masuk ke dalam apa yang Tuhan janjikan artinya mulai sekarang hidup diarahkan kepada kehidupan nanti. Inilah yang namanya berjalan dengan iman.
Air bah memang belum melanda bumi, tetapi keluarga Nuh sudah memasuki kehidupan yang Tuhan janjikan. Mereka sibuk membuat bahtera dengan mengorbankan segenap waktu dan hidup mereka. Jangkauan pandang ke depan mereka sangat kuat. Mereka meyakini adanya air bah itu dan satu-satunya penyelamatnya adalah mempercayai Tuhan dan taat melakukan Firman-Nya dimana Tuhan memerintahkan Nuh membuat bahtera sebagai media penyelamatan mereka untuk terbebas dari air bah.
Jangkauan pandang seperti keluarga Nuh itu juga ada pada kehidupan Abraham. Hal ini sungguh-sungguh sangat mengagumkan. Seluruh kehidupan Abraham adalah kehidupan untuk masa depan. Walaupun ia memiliki kesempatan kembali ke Urkasdim, tetapi ia tetap menjuruskan pandangannya ke negeri yang Tuhan janjikan. Bahkan ketika terjadi kelaparan di perjalanannya, ia lebih memilih ke Mesir daripada kembali ke Urkasdim. Ia pantang menoleh ke belakang. Inilah kehidupan yang Tuhan kehendaki. Inilah yang dimaksud Tuhan dengan “mengumpulkan harta di surga” (Mat. 6:19-24). Di bumi ngengat dan karat merusak, pencuri dapat mencuri serta membongkarnya. Harta surgawi kekal. Jangkauan pandang seperti ini yang harus juga kita miliki dan kita kenakan.
Dalam hal ini dapat ditemukan dua jenis manusia. Manusia yang hidup untuk hari ini dan manusia yang hidup untuk hari depan. Masa depan di sini bukan hanya masa depan hari tua seseorang, seperti yang dipahami oleh banyak orang. Tetapi masa depan di sini adalah masa depan di dunia yang akan datang.
1 Petrus 1:3-4 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
Sebenarnya yang sukar dan beratnya pelayanan pekerjaan Tuhan di tengah-tengah jemaat masa kini, yaitu bagaimana mengubah manusia hari ini menjadi manusia masa depan. Mengubah manusia duniawi menjadi manusia Kristus. Hendaknya kita tidak menjadi keras kepala seperti bangsa Israel yang menolak apa yang Tuhan katakan, bahwa di Kanaan mereka akan menjumpai tanah yang berlimpah susu dan madu. Bangsa Israel sudah terikat dengan Mesir. Sejajar dengan nasihat: Jangan meragukan bahwa di rumah Bapa banyak tempat tinggal.
Yohanes 14:1-3 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Bangsa Israel hanya melihat atmosfir Mesir, yang menurut mereka jauh lebih baik dari padang gurun. Tetapi mereka tidak memercayai tanah Kanaan yang permai di balik padang gurun. Banyak orang Kristen yang tidak memercayai kehidupan yang akan datang, yang tentu jauh lebih indah dari kehidupan hari ini. Hendaknya kita tidak takut harus memikul salib dan mengikut Yesus dengan setia, sebab penderitaan sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima nanti (Roma 8:18-25).
Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh sungguh tidak akan menggelar hidupnya dengan sembarangan, apalagi merusak tubuh/hidup dengan pergaulan yang tidak benar, justru ia akan menggelar seluruh kehidupannya dengan memuliakan Tuhan Yesus dengan mempersembahkan tubuhnya, segenap hidupnya untuk memuliakan Tuhan, setia menantikan kedatangan Tuhan dengan menjaga sikap hidup yang tidak bercacat cela, dan terus mengarahkan hidupnya hanya untuk memenuhi rencana dan kehendak Tuhan didalam hidupnya.
Wahyu 3:11
Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Wahyu 3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Amin
Kamis, 01 Februari 2018
HIDUP DI DALAM KASIH
Matius 5:14-16
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Adalah anak lelaki miskin yang kelaparan dan tak punya uang. Dia nekad mengetuk pintu sebuah rumah untuk minta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda. Dia urung minta makanan, dan hanya minta segelas air.
Tapi sang gadis tahu, anak ini pasti lapar. Maka, ia membawakan segelas besar susu. “Berapa harga segelas susu ini?” tanya anak lelaki itu.
“Ibu mengajarkan kepada saya, jangan minta bayaran atas perbuatan baik kami,” jawab si gadis.
“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam… ” balas anak lelaki setelah menenggak habis susu tersebut.
Belasan tahun berlalu…
Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa, tapi didiagnosa punya sakit kronis. Dokter di kota kecilnya angkat tangan. Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis.
Dokter Howard Kelly dipanggil untuk memeriksa. Saat mendengar nama kota asal wanita itu, terbersit pancaran aneh di mata sang dokter.
Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Dia langsung mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Wanita itu pun menerima amplop tagihan Rumah Sakit. Wajahnya pucat ketakutan, karena dia tak akan mampu bayar, meski dicicil seumur hidup sekalipun. Dengan tangan gemetar, ia membuka amplop itu, dan menemukan catatan di pojok atas tagihan…
“Telah dibayar lunas dengan segelas susu …” Tertanda, dr. Howard Kelly.
(dr. Howard Kelly adalah anak kelaparan yang pernah ditolong wanita tersebut. Cerita disadur dr buku pengalaman dr. Howard dalam perjalanannya melalui Northern Pennsylvania, AS)
Saudaraku.....dalam Kisah nyata ini kita dapat menarik pelajaran kehidupan bahwa jangan ragu berbuat baik dan jangan mengharap balasan. Pada akhirnya, buah perbuatan akan selalu mengikuti kita.
Dengan demikian kita menampilkan bahwa hidup kita adalah anak-anak terang Kristus yang terangnya selalu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan kita yang mengasihi, mereka memuliakan Bapa kita yang di sorga."
Amin...
Langganan:
Postingan (Atom)