Selasa, 06 Februari 2018
MEMBERITAKAN INJIL YANG MURNI
Galatia 1:6-10
6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Dalam Galatia 1:6-10 dikatakan bahwa kalau ada yang memberitakan Injil yang lain, baik malaikat mapun manusia, “terkutuklah dia”. Dengan pernyataan ini, menunjukkan betapa berbahayanya “Injil lain” tersebut. Injil yang lain inilah yang dapat mengakibatkan orang percaya meleset dari panggilan Allah. Berkaitan dengan hal ini Alkitab tegas memperingatkan: Jangan mengajarkan ajaran lain.
Bagaimana Injil yang benar itu? Injil yang benar tertulis kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Injil yang telah diberitakan oleh Paulus. Untuk memahami Injil yang diberitakan Paulus, perlulah mendalami surat-surat Paulus yang tertulis dalam Alkitab. Di dalamnya memuat apa yang Tuhan ajarkan kepada mereka, dan yang harus diteruskan kepada orang percaya di sepanjang abad. Jadi bila seorang pembicara salah mengartikan isi Alkitab, itu berarti ia memberitakan Injil yang lain. Injil yang benar adalah semua kebenaran yang termuat dalam Alkitab.
Bagaimana dapat memahami Injil yang benar kalau tidak memahami isi Alkitab? Memang sebelum ada kitab Perjanjian Baru, murid-murid Tuhan Yesus belajar langsung dari Tuhan. Tetapi setelah ada Alkitab orang percaya yang hendak mengenal Injil yang benar harus belajar dari Alkitab, khususnya ajaran Tuhan Yesus dalam Injil (kitab Perjanjian Baru). Tidak ada saluran lain yang diajarkan Tuhan selain Alkitab. Hal ini ditegaskan oleh Tuhan Yesus dengan ucapan-Nya: “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang kuperintahkan kepada-Mu”(Matius 28:18-20). Jadi bukan Tuhan Yesus sendiri secara langsung, murid-murid-Nyalah yang meneruskan pengajaran-Nya, dan pengajaran Tuhan tersusun dalam Alkitab ini.
Tuhan Yesus Kristus tatkala memberitakan Injil di bumi selama 3,5 tahun, adalah mengajar( Matius 4:23; 9:35; 26:55),(Lukas 19:47; 4). Sebagian besar waktu-Nya dipergunakan untuk mengajar.
Paulus pun dalam perjalanan pelayanannya memberitakan “Injil” dimana-mana dengan mengajar. Mengajarkan Injil artinya menjelaskan kebenaran Allah secara mendalam dan luas. Pengajaran Yesus memiliki jelajah yang luas dan dalam. Jadi misi Injili adalah pemberitaan Injil yang benar dengan mengajarkan sepenuh isi Alkitab kepada umat manusia.
Memberitakan Injil harus dipahami sebagai mengajarkan kebenaran Alkitab secara lengkap. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Paulus dalam seluruh tulisannya dan kitab Ibrani. Dalam Ibrani 6:1-2, disebutkan tentang azas-azas pertama dan ajaran tentang Kristus, selanjutnya ada ajaran lanjutan. Oleh sebab itu, kalau mau mengerti ajaran Injil yang benar, orang percaya harus tekun belajar dengan sungguh-sungguh dan membutuhkan waktu panjang. Tentu belajar dari orang yang mengerti ajaran tentang Injil Yesus Kristus tersebut dengan benar. Selanjutnya ajaran yang benar akan membuahkan “roh” dalam arti semangat atau gairah (Spirit) hidup yang benar. Injil yang benar akan menciptakan manusia rohani yang hatinya ada di Sorga.
Injil artinya kabar baik. Baik yang bagaimana? Kalau baiknya diarahkan kepada hal-hal dunia, maka itu berarti penyesatan. Sebab hal-hal dunia atau fasilitas dunia juga bisa diberikan Iblis.
Kata “baik” berasal dari kata eu (Yunani), dan dalam hal ini adalah hal-hal yang menyangkut “kebenaran”, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Roma 14:17-18 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(18)Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
Jemaat harus dilepaskan dari Injil yang sesat (berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata) dengan kuasa kebenaran Injil, yaitu kebenaran yang termuat dalam Alkitab secara benar. Inilah yang dimaksud bahwa Firman-Nya menguduskan.
Kenyataannya, hari ini jemaat lebih diarahkan kepada kepentingan fisik atau pemenuhan kebutuhan jasmani, dari pada batiniahnya yang harus terus menerus diperbaharui. Menjadi orang percaya berarti telah dibawa kepada habitat baru, yaitu habitat warga Kerajaan Sorga. Dalam hal ini orang percaya harus berani meninggalkan dunia dengan segala konsepnya. Gereja yang benar adalah gereja yang sungguh-sunguh membawa umat Tuhan kepada “perkara-perkara yang di atas”. Inilah yang membedakan orang percaya dengan bangsa Israel secara lahiriah. Bangsa Israel berorientasi kepada hal-hal dunia, makan minum, kawin mengawinkan, kesehatan, tanah Kanaan dan lain sebagainya, sehingga mengabaikan hal-hal rohani yang seharusnya menjadi perhatian utama.
Dengan uraian ini bukan berarti kita tidak membutuhkan pemenuhan kebutuhan jasmaniah. Orang percaya memang membutuhkannya, tetapi hal-hal tersebut bukanlah tujuan kehidupan. Belakangan ini masih dijumpai begitu banyak orang Kristen yang menjadikan hal-hal duniawi tersebut sebagai tujuan utama kehidupan. Mereka akan gagal menerima keselamatan.
Yohanes 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar