Sabtu, 10 Februari 2018

MENANGGALKAN KEINGINAN/KEHENDAK DIRI SENDIRI



1 Yohanes 2:15-17
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Hari-hari ini banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa ia sedang mengembangkan berbagai keinginan dan cita-cita hidup yang berasal dari dalam dirinya, yang pada dasarnya merupakan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Mereka mencari formula doa yang didengar dan dikabulkan oleh Tuhan, agar hasratnya dipenuhi; mereka melakukan apa saja yang merupakan investasi agar Tuhan mengembalikannya dalam bentuk harta berlipat kali ganda.
Ini sangat menyedihkan, sebab Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa keinginan-keinginan tersebut bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia yang sedang lenyap dengan keinginannya.
Keinginan-keinginan tersebut akan membutakan mata pengertian orang, sehingga tak bisa hidup dalam pimpinan Roh Allah.
Tuhan ingin kita menanggalkan keinginan-keinginan dari diri kita sendiri, dan menggantikannya dengan kehendak Allah. Semakin kita berusaha mengenal-Nya melalui kebenaran Firman-Nya, semakin dalam kita mengerti pimpinan Roh Allah dalam hidup kita.

Apabila kita dipimpin oleh Roh Allah, kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:14).
Tetapi Alkitab mengatakan bahwa tidak mudah kita disahkan sebagai anak-anak Allah (Huios) karena untuk menjadi anak-anak Allah yang sah (Huios) harus melewati tahapan dididik dan digarap oleh Tuhan melalui Roh Kudus dan segala peristiwa didalam hidupnya (Ibrani 12:6-8) agar terus mengambil bagian didalam kekudusan-Nya.
Ketika ia didalam hidupnya memberikan respon yang benar dan taat dalam penggarapan didikan Tuhan agar ia terus mengenakan kodrat ilahi dan mengambil bagian didalam kekudusan-Nya maka Tuhan akan terus memberikan kuasa atau hak istimewa-Nya kepadanya supaya dimampukan menjadi anak-anak Allah yang berkenan dihadapan-Nya.
Memang kita diberi hak istimewa (ἐξουσία, eksusía) supaya bisa menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12–13), tetapi apabila kita tidak memanfaatkan hak-hak istimewa tersebut, kita tidak pernah disebut anak-anak Allah.
Hak-hak istimewa itu adalah pendampingan Roh Kudus, Firman Tuhan, penggarapan Tuhan dalam segala peristiwa kehidupan, dan jaminan pemeliharaan Tuhan yang sempurna.

Mengasihi dunia dan mengembangkan keinginan-keinginan duniawi merupakan tindakan yang menyia-nyiakan hak istimewa dari Tuhan. Dunia mengajak manusia membangun Firdaus di bumi ini, tetapi Tuhan menyediakan Firdaus di langit dan bumi baru didalam kerajaan-Nya.
Orang yang mengumbar keinginan duniawi tidak mungkin menjadi sahabat Allah apalagi bisa masuk kedalam perhentian dilangit baru bumi baru yang Tuhan hanya sediakan bagi mereka menggelar kehidupan yang berkenan dihadapan-Nya.
Jadi jelas bahwa orang yang tidak mau menanggalkan keinginan dunianya bukanlah umat kerajaan Sorga, melainkan umat kerajaan dunia yang dipersiapkan iblis untuk tinggal bersamanya dalam kegelapan abadi.

Kalau kita tidak memutuskan untuk segera keluar dari cara hidup yang salah itu, sampai mati pun kita tidak akan pernah memahami bagaimana hidup dipimpin oleh Roh Allah, sebab Roh Allahlah yang memimpin kita untuk bisa melakukan kehendak-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jadi marilah kita matikan keinginan dari diri kita khususnya keinginan yang bertentangan dengan selera dan kekudusan Tuhan, kemudian menyediakan diri kita untuk dipimpin oleh Roh-Nya melalui pemahaman kebenaran Firman-Nya yang murni. Maka kita pun akan semakin mengerti kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2).

Menanggalkan keinginan duniawi adalah merupakan suatu keharusan supaya kita dapat hidup dalam pimpinan Roh Allah yang menuntun kita menjadi anak-anak Bapa, mempelai-mempelai Tuhan Yesus yang berkenan dihadapan-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar