Jumat, 10 Februari 2017

HIDUP HANYA UNTUK MENYENANGKAN HATI BAPA (Bag.1)


Roma 15:1-3
1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

Pengembaraan hidup Kekristenan seseorang yang sampai pada tahap akhir atau puncak kesempurnaan di bumi sesuai dengan bagian atau porsinya akan ditandai dengan satu hal, yaitu merindukan atau mengingini dengan sangat kuat bagaimana ia bisa menyukakan hati Bapa.
Kerinduan ini menjadi sebuah kehausan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kerinduan ini memicu jiwanya untuk menghayati keberadaan dan kehadiran Allah Bapa sebagai Pribadi yang hidup yang selalu menyertai hidupnya setiap saat.
Oleh karena hal ini, maka orang percaya tersebut semakin mengerti dan merasakan pikiran, perasaan dan kehendak Bapa untuk dilakukan.

Bersamaan dengan itu ada desakan dalam hatinya, bagaimana bisa menyenangkan Pribadi Bapa dengan segala pengorbanan dan pertaruhan, yaitu dengan apa pun yang ada padanya untuk dipersembahkan dengan rela.
Untuk menyenangkan hati Bapa kita Tuhan Yesus tentu tidak cukup hanya dengan beragama Kristen, menjadi anggota gereja yang aktif, pergi ke gereja, menjadi aktivis gereja, atau bahkan sekalipun menjadi pendeta. Menyenangkan hati Bapa adalah berkeadaan selalu berkenan kepada Bapa, yaitu berpikir, berucap dan melakukan segala sesuatu yang selalu sesuai dengan pikiran, perasaan dan kehendak Bapa.

Betapa beruntung dan berbahagianya kalau seseorang bisa selalu menyenangkan hati Bapa.
Bapa adalah Pribadi yang Mahaagung, yang dari pada-Nyalah segala sesuatu ada.
Bapa kita Yesus Kristuslah yang memiliki kerajaan, kuasa dan kemuliaan (Matius 6:13 ; Yohanes 1:3).
Betapa bahagia dan beruntungnya bisa menyenangkan hati Tuhan Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya demi untuk menyelamatkan kita agar terhindar dari api neraka, mendewasakan kita untuk sempurna seperti Bapa dan yang membuka kemungkinan untuk dapat dimuliakan bersama-sama dengan Dia dalam Kerajaan-Nya. Anugerah yang diberikan kepada kita melalui Tuhan Yesus tidak ternilai.

Dengan menyadari anugerah Tuhan, kita harus terus bertumbuh dalam iman, yaitu dalam kedewasaan rohani sampai pada satu level di mana dalam hidup ini kita hanya mau menyenangkan hati Bapa kita Tuhan Yesus.
Kita tidak lagi menjadikan sesuatu sebagai tujuan, cita-cita atau obsesi dalam kehidupan ini, sebab tujuan hidup kita adalah Tuhan dan Kerajaan-Nya atau menyenangkan hati Bapa. Ketika kita berkerinduan hidup hanya untuk menyenangkan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, maka segala sesuatu di bumi ini menjadi tidak berarti atau tidak berharga lagi, sebab yang berharga hanyalah Bapa dan kerajaan-Nya.
Oleh sebab itu kita harus menyangkal diri, artinya meninggalkan naluri, nafsu, dan keinginan-keinginan kedagingan kita dan mengarahkan diri kepada apa yang dikehendaki oleh Bapa harus kita lakukan.

Kehidupan orang yang hanya mau menyenangkan hati Bapa adalah kehidupan yang didalamnya ia selalu menebarkan keharuman Kristus dengan hidup saling mengasihi dan menopang bagi sesamanya yang membutuhkan uluran tangannya, hidup didalam kekudusan dan selalu melakukan apa yang baik berkenan dan yang sempurna di hadapan Allah, inilah hidup yang berkualitas tinggi dan kekal itu yang harus selalu diperagakan dengan tanpa batas baik dalam dunia hari ini maupun di dunia yang akan datang.
Di sinilah seseorang menemukan perhentian atau pelabuhannya hanya hidup untuk menyenangkan hati Tuhan Yesus.

Orang yang tidak memiliki prinsip hidup hanya untuk kesenangan hati Tuhan sangat berpotensi memiliki banyak kesenangan yang lain selain Tuhan dan hidupnya tentu menjadi semakin rumit sebab dibelenggu oleh banyak keinginan yang berasal dari dunia ini.
Hidupnya akan terbelenggu oleh banyak hal yang bisa menjadi kesenangan dan obsesinya.
Kalau seseorang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya kesenangan, maka ia akan berusaha menyenangkan diri sendiri.
Dan dunia menyediakan fasilitas untuk ia memuaskan kesenangan diri tersebut.
Dengan cara ini iblis menjerat hidup seseorang, sampai akhirnya tertangkap dan ditawan olehnya.

Tidak mungkin orang seperti ini dapat mengabdi kepada satu Tuan, yaitu Tuhan Yesus.
Orang yang tidak memiliki prinsip hidup hanya untuk menyenangkan hati Tuhan Yesus pasti mempunyai banyak tuan didalam hidupnya.
Hidupnya akan dibuat tenggelam dengan berbagai kesibukan demi meraih berbagai kesenangan hidup yang berasal dari dunia ini, sampai tidak mengingini Tuhan dan Kerajaan-Nya sama sekali.
Suatu hari di hadapan takhta pengadilan Kristus, ia akan sangat menyesal memperlakukan Tuhannya secara tidak pantas.
Orang seperti ini tidak akan siap dan tidak akan tahan berdiri bertemu dengan Tuhan Yesus untuk memberi pertanggung jawaban seluruh isi hidupnya selama dibumi.

Oleh sebab itu hari ini kita harus mengambil keputusan yang benar yaitu dengan serius mempersembahkan seluruh hidup kita hanya untuk menyenangkan hati Tuhan Yesus, seluruh arah tujuan hidup kita sepenuhnya kita arahkan dan tujukan bagi kepentingan untuk melakukan kehendak-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan secara bertekun.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar