Minggu, 26 Februari 2017

TUHAN MELIHAT KEDALAMAN MANUSIA BATINIAH


Lukas 6:45
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Harus diperhatikan bahwa Tuhan Yesus sangat memperhatikan sikap batin atau hati seseorang (Matius 23:25-28).
Tuhan menghendaki kebenaran batiniah didalam hidup setiap orang percaya. Kebenaran batiniah maksudnya adalah sikap mengasihi dan menghormati Allah secara pantas atau sebagaimana seharusnya.
Dua kata ini tidak bisa dipisahkan, sebab tidak mungkin seseorang dapat menghormati Tuhan secara benar tanpa mengasihi Dia, sebaliknya juga demikian. Seseorang menghormati Tuhan sebab mengasihi-Nya atau karena mengasihi Dia maka dengan rela dan sukacita menghormati-Nya.
Kalimat ini kedengarannya sederhana tetapi sebenarnya tidak. Ini bukan hal yang sederhana, ini adalah hal yang sangat istimewa dan luar biasa sebab hal ini menuntut segenap waktu hidup kita untuk selalu memuliakan Dia, mata hati kita tertuju kepada Tuhan, kehendak-Nya dan rencana-Nya.
Mengasihi dan menghormati Tuhan bukan hal yang mudah dilakukan, tetapi kalau seseorang mencapai level ini dengan benar, maka itulah prestasi abadi atau harta yang tidak pernah bisa dimakan ngengat dan karat, pencuri tidak bisa mencuri serta membongkarnya.
Masalahnya adalah, menggarap dan mengolah hati memiliki sikap yang murni dan benar dihadapan Tuhan adalah pergumulan terberat dalam hidup.
Hal yang sangat sukar. Kalau saudara tidak memahami sukarnya memiliki sikap hati yang mengasihi Tuhan dan menghormati-Nya setiap saat, berarti saudara belum bergumul memiliki sikap batiniah yang benar kepada Tuhan.

Mengasihi dan menghormati Tuhan berarti sikap dimana seseorang dapat menempatkan dirinya dengan benar dihadapan Tuhan dan menempatkan Tuhan dengan benar di dalam kehidupannya.
Untuk ini seseorang harus menggunakan sepanjang waktu hidupnya dengan sungguh-sungguh berusaha sampai ia “berkenan” di hadapan Tuhan setiap saat.
Menempatkan Tuhan dengan benar berarti pertama, memiliki cinta terhadap Tuhan lebih dari pada mencintai siapa pun dan apa pun.
Kedua, berusaha mengerti apa yang dikehendaki-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Ini berarti ia harus berhenti mencari kesenangan bagi dirinya sendiri.
Ini berarti tidak ada cita-cita yang kita miliki di luar kehendak dan rencana-Nya.
Untuk ini seseorang harus hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia.
Ini adalah perasaan takut kepada Dia yang tidak memandang muka menghakimi manusia menurut perbuatannya, baik ataupun jahat.
Olehnya sikap mengasihi dan mengormati Tuhan akan mendorong kita untuk belajar memahami apa yang menyukakan hati-Nya dan yang menjauhi segala tindakan bisa melukai hati-Nya.
Hidup kita harus terus menerus dalam suasana ini. Hal ini akan membangun sikap hormat yang pantas bagi Dia yang layak menerima segala hormat.

Firman Tuhan menasehatkan kita agar hidup menabur dalam roh yang artinya mengelola manusia batiniah agar beroleh hidup yang kekal (Galatia 6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu).
Hidup yang kekal artinya hidup yang berkualitas di hadapan Tuhan selama di bumi ini dan nantinya di belakang langit biru diperkenan masuk ke dalam rumah Bapa sebagai anggota keluarga kerajaan Allah atau menjadi anak-anak Allah di keabadian.
Hidup yang berkualitas di hadapan Tuhan berarti hidup dalam persekutuan yang harmoni dengan Tuhan setiap saat.
Untuk ini seseorang harus mengenal Allah dengan benar dan memahami pikiran dan perasaan Allah.
Pada kenyataannya tidak banyak orang yang menyadari pentingnya kehidupan batiniah ini sehingga mereka mengabaikan manusia batiniahnya, sebab manusia pada umumnya lebih cendrung dan lebih suka akan hal-hal pemuasan kebutuhan jasmaniahnya.
Paulus menyadari betapa pentingnya manusia batiniahnya sehingga ia berkata bahwa ia tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah semakin merosot, namun manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari (2 Korintus 4:16).
Karena lebih pentingnya manusia batiniah sehingga Paulus tidak mempersoalkan keadaan manusia jasmaniahnya.

Manusia jasmaniah di sini adalah hal makan dan minum serta segala hal yang menyangkut perkara-perkara materi.
Manusia pada umumnya sangat mementingkan hal-hal kebutuhan jasmaninya dan lupa terhadap kepentingan yang lebih besar dari pada itu? Hal ini disebabkan mereka telah hanyut oleh segala kesenangan yang dunia tawarkan dan mereka tenggelam didalam kemabukan keindahannya sehingga mereka lupa mengelola jiwa atau batiniahnya dengan baik yang sebenarnya harta yang akan dibawa dikerajaan Bapa di sorga.
Tuhan Yesus berkata karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada, hal ini sebenarnya menunjuk jika seseorang menjadikan Tuhan Yesus sebagai harta abadi dihidupnya maka hatinya pasti akan melekat kepada Tuhan dan keadaan hatinya pasti selalu murni, tulus dan benar dalam segala hal dihadapan Tuhan, sebaliknya jika hatinya diisi oleh keindahan yang lain selain Tuhan Yesus sendiri seperti harta, kekayaan, uang, hobi, pekerjaan, bisnis dll, maka sebenarnya ia telah mendua hati dan telah mengabdi kepada dua Tuan, sebab hatinya sudah diserahkan kepada yang lain selain Tuhan sendiri.
Paulus juga menyatakan bahwa ia tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal (2 Korintus 4:18).
Sekarang yang perlu kita persoalkan hari ini adalah bagaimana dengan keadaan diri kita hari ini dihadapan Tuhan?, apakah penilaian Tuhan tentang sikap batiniah kita saat ini dihadapan-Nya, adakah hati kita masih tertaruh didalam kerajaan-Nya atau malah sibuk dengan urusan-urusan dunia fana dan tenggelam dalam keindahan didalamnya?

Jangan pernah berpikir bahwa anugerah Allah sudah cukup untuk membuat seseorang “selamat”, sehingga tidak perlu ada usaha untuk memahami batiniah manusia yang kompleks dan memperbaharuinya setiap hari.
Sikap hati atau batiniah yang harus kita kelola setiap waktu adalah sikap batiniah yang menyangkut ketulusan hati kita kepada Tuhan dan sesama kita, kerendahan hati, kesederhanaan, kemurnian motivasi melayani Tuhan, belas kasihan yang murni, pengampunan, kesediaan menerima orang lain, kerelaan diperlakukan tidak adil, kejujuran dalam segala hal dan lain sebagainya.
Justru hal inilah yang sebenarnya yang terpenting dalam kehidupan orang percaya. Keadaan manusia batiniah yang luhur ini hendaknya tidak digantikan yang lain.
Tuhan melihat dan menilai kedalaman hati seseorang dalam seluruh perilaku dihidupnya.
Jadi berkenaan dengan penilaian Tuhan terhadap hidup kita dan sikap motivasi hati kita maka hendaknya kita jangan puas mendandani manusia batiniah kita dengan kebenaran Tuhan sampai kita didapati berkenan di hadapan-Nya.
Sebab penyucian hidup percaya haruslah berlangsung sepanjang umur dihidupnya dimulai dari sebuah perjuangan setiap hari untuk terus mengenal Tuhan dan kehendak-Nya untuk dilakukan.
Dengan demikian penyucian hidup orang percaya adalah dimana ia meresponi tuntunan Tuhan untuk memiliki sikap batiniah yang murni yang terus diperbaharui oleh Tuhan setiap hari yang disertai perubahan karakter yang nyata dari manusia berdosa dengan kodrat dosanya, menjadi manusia batiniah yang berkodrat Ilahi yang peka melakukan apa yang kudus, berkenan dihadapan Tuhan.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar