Jumat, 05 Januari 2018
KELUAR DARI PERGAULAN YANG BURUK
2 Korintus 6:17-18
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menasihati agar jemaat “keluar” dari lingkungan hidup masyarakat yang fasik yang merusak kebiasaan yang baik, yang bisa menjauhkan hidup dari kehendak Tuhan. Dan alkitab mengatakan : 1 Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Kehancuran hidup Lot yang tidak melibatkan Tuhan didalam setiap keputusan keputusan didalam hidupnya, berangkat ketika ia memilih lembah Yordan yang subur seperti taman Tuhan, tetapi justru di tempat itu ia kehilangan keluarga dan seluruh hidupnya. Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan memerintahkan Abraham harus keluar dari negeri dan saudara familinya. Abraham mau taat dan tidak pernah mau kembali ke tanah leluhurnya.
Tentu saja cara hidup orang-orang di Urkasdim akan menghambat, bahkan merusak, cara hidup Abraham yang dipersiapkan menjadi umat pilihan, kalau Abraham tidak keluar dari negeri itu.
Jadi Abraham selain harus meninggalkan Urkasdim untuk menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan, ia juga percaya bahwa di tangan Tuhan hidupnya dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan.
Abraham harus meninggalkan Urkasdim dan tidak boleh kembali lagi. Dan Abraham bersedia menuruti kehendak Tuhan sampai mati. Kuburannya pun tidak di tengah-tengan nenek moyangnya, tetapi di tanah Kanaan. Ketika dalam perjalanan menghadapi masa-masa kelaparan, Abraham tidak kembali ke Urkasdim, tetapi ia pergi ke Mesir. Padahal, Mesir negeri yang bisa mendatangkan bencana dalam hidup keluarganya. Memang benar, nyaris Abraham kehilangan istrinya, jikalau Tuhan tidak turun tangan. Yang luar biasa di sini adalah, Abraham rela kehilangan apa pun demi ketaatannya kepada Tuhan. Ia lebih memilih ke Mesir yang beresiko dari pada kembali ke kampung halamannya.
Sebenarnya Abraham bisa saja menolak untuk meninggalkan negeri dan sanak saudaranya.
Tetapi ia memilih taat dengan hati yang percaya kepada Tuhan bukan taat dengan hati yang terpaksa.
Kalau ia tidak meninggalkan negeri dan sanak saudaranya, maka ia tidak pernah menjadi bapa orang percaya dan sahabat Tuhan.
Langkah iman yang diambil Abraham mentaati Tuhan membangun dan semakin meneguhkan kerinduannya terhadap kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Dari hal tersebut Abraham dapat menjadi musafir sejati di atas muka bumi ini. Dalam hal ini Abraham dapat menjadi bapa orang percaya yang seluruh tindakan hidupnya menjadi pola iman orang percaya.
Sebagaimana Abraham meninggalkan negeri di mana ia biasa menikmati kehidupan, demikianlah orang percaya harus meninggalkan cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Meninggalkan cara hidup yang lama tidaklah cukup dengan mulai melakukan kegiatan agama. Tetapi yang penting adalah perubahan pola berpikir (mind set) dengan segala filosofinya kemudian di isi dengan Firman Tuhan dan menghidupinya didalam setiap langkah di kehidupannya. Untuk ini seseorang harus tegas meninggalkan pergaulan buruk yang telah digelutinya. Pergaulan yang buruk adalah pergaulan yang merusak hubungannya dengan Tuhan, tentu ini perbuatan perbuatan yang sudah bertentangan dengan kehendak Tuhan, merusak rencana Tuhan didalam hidupnya untuk menjadi pribadi yang kudus, berkenan yang taat kepada Bapa di sorga.
Orang percaya harus terus menerus mengalami pembaharuan pikiran terus menerus di isi dan dikuasai oleh Firman Tuhan sehingga seluruh gerak hidup dan perilaku orang percaya tidak sama dengan dunia ini. Hal ini akan membuat pembedaan antara umat pilihan yang memiliki iman seperti Abraham dan mereka yang tidak pernah memiliki iman seperti Abraham.
2 Timotius 2:22
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar