Rabu, 10 Januari 2018

TEMPAT DAN OBJEK PELAYANAN YANG SESUNGGUHNYA



Matius 25:31-46
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Dalam Matius 25:31-46, ditunjukkan oleh Tuhan Yesus bahwa segala perbuatan baik yang telah kita lakukan bagi orang yang membutuhkan pertolongan sehingga membuat mereka mengenal Juruselamat dan dipersiapkan masuk Kerajaan Surga adalah perbuatan baik kepada Tuhan sendiri. Ini berarti bahwa pelayanan yang benar dan nyata adalah perjalanan hidup kita setiap hari di tempat di mana kita menyelenggarakan hidup, misalnya: di rumah, toko, pasar, kantor, sekolah, kampus, jalan raya dan lain sebagainya.
Di tempat di mana setiap hari kita melakukan segala aktivitas kita, di sanalah pelayanan yang sesungguhnya. Pelayanan ini pasti jauh lebih berdampak.
Harus diingat bahwa garam bukan hanya di toko, justru garam dibutuhkan di dapur, garam tidak mungkin disimpan di ruang tamu. Bila garam ditempatkan ruangan yang salah, akan tidak efektif sesuai dengan fungsinya. Garam di ruang tamu tidak berdampak. Garam justru berdaya guna di dapur atau ditempat di mana ia dibutuhkan. Orang percaya harus berkiprah dalam pelayanan di tengah-tengah masyarakat sehingga ia berdampak bagi sesama.
Jadi pelayanan bukan hanya berbicara kegiatan di lingkungan Gereja, sebab pelayanan yang benar adalah pelayanan yang tanpa batas.

Pelayanan tanpa batas adalah pelayanan yang tidak dibatasi oleh tempat dan cara, berarti bukan hanya kegiatan yang berbau gereja atau yang selama ini disebut sebagai kegiatan rohani. Pelayanan bukan hanya ada di sekitar gereja seperti berkhotbah, memimpin puji-pujian, menjabat sebagai staf pengurus gereja, guru sekolah Minggu, dan lain sebagainya. Segala kegiatan yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya adalah pelayanan (1 Korintus 10:31).
Pelayanan dapat dilakukan siapa pun tanpa membedakan status (pria wanita, kaya atau miskin, dari berbagai suku bangsa dan berbagai golongan).
Di sini pelayanan bukan monopoli pejabat yang disahkan sinode sebagai pejabatnya.
Dalam pelayanan yang penting adalah siapakah yang menerima pelayanan kita.
Tentu jawabnya mudah, yaitu Tuhan.
Pertanyaannya adalah apakah semua yang kita lakukan benar-benar adalah ditujukan bagi Tuhan, sebab banyak orang yang tidak jujur dengan dirinya sendiri. Mulut mengatakan melayani Tuhan, padahal sebenarnya ia melayani dirinya sendiri dan mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi dari pelayanan tersebut.
Hal ini terjadi berhubung dirinya belum bisa menyalibkan dirinya sendiri atau belum menurunkan dirinya dari takhta kehidupannya. Sehingga, Tuhan Yesus belum berkuasa atas hidupnya.
Ia belum bertumbuh pada suatu kehidupan yang bernafaskan, “hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Pelayanan yang benar hanya dapat dilakukan oleh mereka yang benar-benar telah menyadari bahwa tujuan hidup ini satu-satunya adalah mengabdi kepada Tuhan dan semua ia lakukan tulus karena mengasihi Tuhan dengan hati yang murni (Filipi 1:21 ; 2 Timotius 1:3).

Oleh sebab itu, pelayanan yang benar harus dimulai dari kerinduan yang sungguh-sungguh untuk melakukan segala sesuatu untuk kepentingan pekerjaan Tuhan, sehingga hati Tuhan dipuaskan dan disenangkan. Hal ini harus dipelajari dalam perjalanan hidup dari hari ke hari. Sampai suatu saat seseorang mengerti apa artinya hidup menghamba kepada Tuhan.
Pelayanan harus didorong dari keinginan yang kuat mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama di sekitarnya seperti mengasihi diri sendiri.
Orang di sekitarnya adalah siapa pun.
Dari pasangan hidup, anak, orang tua, mertua, keluarga besar, pembantu rumah tangga, supir, dan setiap orang yang kita jumpai. Sebab, Tuhan mengasihi mereka dan mau menyelamatkan serta memberkati mereka.
"Harga yang pantas untuk kita layak memanggil Yesus itu Tuhan adalah ketika kita telah memberikan hidup kita sepenuhnya untuk Dia, melayani kehendak-Nya dengan tanpa batas dan menjadi berkat bagi sesama"
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar