Jumat, 12 Januari 2018
MENGHARGAI WAKTU YANG TUHAN SEDIAKAN
2 Korintus 5:1-2, 9-10
1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Waktu hidup ini menjadi sangat berharga dan hidup menjadi sangat indah tatkala kita menyadari dan mau menerima bahwa hidup di dunia ini hanya sebagai persiapan untuk kehidupan yang sesungguhnya di langit baru dan bumi yang baru, di kerajaan Bapa di sorga.
Kita hidup hari ini hanya untuk mengumpulkan atau mempersiapkan atau menyimpan harta abadi.
Harta abadi itu adalah perubahan diri, dari manusia berdosa menjadi seorang yang berkodrat ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah (2 Petrus 1:3-4; Ibrani 12:9-10).
Untuk proses perubahan ini, harus melalui proses bertahap memanfaatkan waktu secara maksimal untuk belajar menjadi manusia yang dikehendaki oleh Allah kita Tuhan Yesus Kristus, haus dan lapar akan belajar kebenaran Firman-Nya dan melakukan kehendak-Nya.
Jika seseorang berpikir demikian, maka bukan hanya setiap harinya menjadi berharga, setiap detiknya pun menjadi sangat berharga.
Ia akan menghindari penggunaan waktu yang sia-sia dan menjauhkan diri dari teman-teman fasik (orang yang tidak takut Tuhan dan tidak mengormati-Nya). Baginya mengenal Tuhan dan kebenaran-Nya adalah hal yang sangat berharga, lebih berharga dari apapun juga, bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.
Apapun yang dilakukannya hatinya selalu tertanam kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya, fokus hidupnya adalah melakukan pekerjaan Bapa dan menyelesaikannya dengan sempurna. Inilah irama hidup yang akan selalu diperkenan oleh Bapa kita di sorga.
Orang-orang seperti ini selain mengusahakan dirinya untuk hidup berkenan kepada Tuhan, ia juga berusaha mempengaruhi orang lain untuk juga melakukan hal yang sama.
Di sini pelayanan yang sejati baru dapat tergelar dengan benar.
Pelayanan adalah usaha untuk mewujudkan proses dikembalikannya manusia kepada rancangan semula Allah atau tujuan awal manusia diciptakan yaitu menjadi manusia yang bermoral seperti Bapa yang selalu taat dan bertidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Detik demi detik, waktu hidup orang percaya seperti ini akan menjadi sangat berharga, sebab setiap tindakan kita harus menghasilkan sesuatu yang bernilai kekal.
Suatu nilai yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun.
Nilainya sejajar dengan kemuliaan yang akan Tuhan Yesus berikan kepada orang yang setia mengiring Dia.
Dengan demikian waktu hidup seseorang menjadi berharga atau tidak, tergantung dari orang tersebut.
Bagi orang tertentu waktu menjadi mahal jika bekerja untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya serta menghidupi kebenaran-Nya adalah tujuan utamanya, tetapi waktu menjadi tidak berharga sama sekali jika seseorang mempergunakannya hanya demi meraih segala sesuatu yang ditujukan bagi kepuasan kepentingan diri sendiri, baginya hidup ini baru terpuaskan dan mendapatkan kelegaan dan bahagia jika ia bisa meraih kebahagiaan yang sediakan oleh dunia ini yang sesungguhnya dipergunakan dan ditujukan untuk kepuasan diri dan membela kepentingan dihidupnya selama dibumi ini, baik itu kehormatan melalui pangkat, jabatan serta mengumpulkan kekayaan dunia tanpa batas.
Sikap hidup yang mencintai dunia adalah sikap hidup yang sama dengan penyembahan berhala yang juga paralel bahwa seseorang sudah menyelenggarakan sikap hidup yang mengabdi kepada dua tuan yang tidak akan pernah berkenan dihadapan Tuhan (Kolose 3:5-6 ; Lukas 16:13).
Perlu kita sadari percintaan akan dunia sama berarti bersahabat dengan dunia dan hal ini sangat menyakiti hati Tuhan dan membuat seseorang akan menjadi musuh Tuhan (Yakobus 4:4), sebab ini berarti sama dengan menyembah iblis dan hal ini sejajar pada waktu Tuhan Yesus ditawarkan iblis untuk meraih kekayaan dunia dan kemegahannya.
Matius 4:8-10
8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Olehnya Tuhan menyediakan waktu sekarang untuk kita bisa belajar melepaskan segala keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:6) yang semuanya itu bukan berasal dari Bapa melainkan dari dunia.
Selama manusia masih diijinkan Tuhan hidup dibumi ini, waktu merupakan berkat Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Orang yang menghargai waktu berarti menghargai Tuhan yang menganugerahkan waktu tersebut, tetapi orang yang tidak menghargai waktu untuk belajar menjadi manusia yang dikehendaki oleh Tuhan berarti ia melecehkan Tuhan, tidak menghargai Tuhan dan menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang sudah Tuhan sediakan.
Kita harus mencontoh kehidupan Paulus yang terus berusaha meraih perkenanan dari Tuhan Yesus.
Olehnya kita harus memaksimalkan semua potensi yang ada didalam diri kita, melakukan kehendak-Nya, bekerja demi kepentingan pengabdian melayani Tuhan dan kerajaan-Nya tanpa batas.
(1 Petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah).
Dengan cara demikian kita baru bisa memberikan respon yang benar dalam menyambut anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus.
Dengan menghargai waktu sekarang, terus berusaha meraih perkenanan Tuhan tanpa batas untuk menjadi manusia yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus berarti kita adalah orang-orang yang serius mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang, menjadi keluarga Allah yang akan duduk semeja dengan Tuhan, melayani Tuhan Yesus didalam kerajaan-Nya sampai selama-lamanya.
Lukas 22:29-30
29 Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
30 bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar