Jumat, 26 Januari 2018
SELALU UNTUK-MU
1 Korintus 8:6
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Untuk mencapai hubungan yang melekat dengan Tuhan Yesus seseorang harus dewasa rohani.
Seorang yang dewasa rohani hidupnya sudah tidak lagi berpusat pada diri sendiri (egosentris), tetapi harus “theosentris”.
Theosentris artinya hidupnya berpusat kepada Tuhan demi kesukaan hati-Nya.
Seseorang yang hidupnya berpusat kepada Tuhan Yesus adalah seseorang yang bersedia menghidupi nilai kehidupan "selalu untuk-MU"
Orang-orang seperti ini tentu sudah mulai cakap menyalibkan daging dengan segala keinginannya.
Ia tidak bisa lagi menikmati dunia atau mencari hasrat hidup yang ditujukan untuk kepuasan diri sendiri.
Dunia dengan segala keindahannya sudah menjadi pudar di matanya.
Mereka menjadikan Tuhan sebagai harta kekayaan yang abadi satu-satunya yang menjadi tujuan hidup.
Hatinya sudah dipindahkan dalam Kerajaan Sorga dan menghayati dengan benar bahwa dunia ini bukan rumahnya. Mereka adalah orang-orang yang berurusan dengan Tuhan karena hendak mengabdi kepada-Nya.
Mereka adalah orang yang mendesak Tuhan untuk menemukan perintah atau komando-Nya dalam pekerjaan-Nya bagi kepentingan Kerajaan Sorga.
Baginya segenap hati, jiwa dan menumpahkan keringat dan darah adalah kehormatan sebagai anak atau pangeran Kerajaan Allah.
Pelayanannya kepada Tuhan tidak lagi dibatasi oleh ruangan dan waktu.
Segenap hidupnya adalah pelayanan bagi Tuhan.
Sampai taraf ini seseorang baru bisa dikatakan hidupnya berpusat hanya kepada Tuhan Yesus.
Untuk bisa menjadi dewasa didalam Tuhan tidaklah tergantung dari Tuhan sepenuhnya, tetapi juga tergantung dari masing-masing individu.
Tuhan telah menyediakan sarana untuk dewasa, tetapi apakah seseorang bertumbuh dewasa atau tidak tergantung kesediaan masing-masing individu tersebut digarap Roh Kudus.
Kedewasaan seseorang didalam Tuhan adalah proses pendewasaan dimana seseorang bisa benar-benar lahir baru menjadi manusia yang baru yang mengenakan kodrat ilahi yang selalu memperagakan teladan dari kehidupan Tuhan Yesus, mengikuti jejak-Nya yang selalu hidup melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Hidupnya hanya berfokus kepada hidup yang mengabdi kepada kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya.
Sampai disini barulah hidupnya bisa menjadi saksi-Nya, disinilah ia menemukan kehidupan yang memiliki nilai hidup yang berbeda dari cara hidup yang ia warisi dari nenek moyangnya.
Ia menjadi manusia yang tidak lagi sama dengan dunia ini dimana orang dunia pada umumnya selalu menggelar hidup berpusat kepada diri sendiri yang selalu berfilosofi hidup "selalu untukku".
Fokus hidupnya di lahirkan dan dibentuk kembali oleh Tuhan dimana hidup yang di kehendaki oleh Tuhan adalah hidup yang berpusat kepada Tuhan, hidup yang diperuntukan untuk kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya, berangkat dari sini barulah ia mengerti terhadap filosofi hidup "selalu untuk-MU".
Orang-orang yang hidupnya berpusat kepada Tuhan Yesus kelak pasti akan memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus, sebab yang memerintah dengan Tuhan Yesus adalah mereka yang bersedia menderita bersama-sama dengan Tuhan dalam penyangkalan diri, memikul salib setiap hari dan mengawal pekerjaan-Nya tanpa batas.
(Roma 8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia).
Orang-orang yang hidupnya selalu berpusat kepada Tuhan yang bersedia menghidupi nilai kehidupan "selalu untuk-MU" adalah orang-orang yang akan selalu disertai oleh Tuhan disetiap langkahnya, jika ia berkeluarga, melakukan bisnis dan pekerjaan lainnya tentu Tuhan juga rindu memberkati dan mencurahkan berkat baik berkat rohani maupun jasmani sebab Tuhan sedang memang mencari orang-orang mau dan bersedia menyertai dan mengawal pekerjaan Tuhan dengan tanpa batas yang tanpa memasukan kepentingan pribadi dan keinginan menikmati kepuasan hasrat duniawi.
Hendaknya kita jangan seperti Yudas iskariot yang gagal mengiring pekerjaan Tuhan karena ia telah memasukan kepentingan pribadi dan hasrat duniawi didalam pengiringannya kepada Tuhan.
Sejatinya kita sebagai anak-anak Tuhan haruslah menghidupi nilai kehidupan "selalu untuk-MU", berani menderita bersama dengan Tuhan Yesus dalam menyelesaikan tugas kehidupan yang di telah percayakan-Nya. Hidup mengikuti jejak-Nya selalu taat dan setia sampai akhir melakukan kehendak-Nya.
Hidup yang berpusat hanya bagi Dia dan kerajaan-Nya.
2 Korintus 5:15
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar