Minggu, 19 Juni 2016
BERJAGA-JAGA DENGAN HATI YANG MURNI
Roma 2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Dalam hidup ini hanya ada dua kemungkinan yang akan dialami orang percaya, yaitu membuat hati nuraninya semakin seperti Tuhan Yesus, atau hati nuraninya seperti dunia ini. Pilihan ini tergantung masing-masing individu.
Yang kita perlu sadari betul dalam kehidupan setiap kita adalah penghakiman Tuhan itu pasti akan datang, Tuhan akan menghakimi seluruh umat manusia mulai dari motivasi didalam hati, perkataan sampai dengan perbuatan. Maka dari itu jagalah seluruh hidup kita dari praktek hidup kefasikan dunia/sikap acuh tak acuh terhadap kehendak Tuhan dan satu hal yang harus kita waspadai jangan pernah berdiri diwilayah abu-abu/hidup setengah-setengah buat Tuhan, Alkitab mengatakan orang yang hidupnya ada diwilayah abu-abu akan dimuntahkan oleh Tuhan dengan kata lain ditolak seperti orang fasik dan disamakan dengan orang pendosa lainnya (Wahyu 3:16).
Untuk itu hati kita harus diterangi oleh Firman Tuhan setiap hari agar tetap bersih, sadar dan waspada terhadap hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan menjauhkan diri dari sikap hidup yang setengah-setengah bagi Tuhan dan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Tuhan Yesus menginginkan persekutuan yang harmonis dengan umat-Nya, dengan demikian hati nuraninya akan terus diasah dan semakin didewasakan untuk selalu peka terhadap kebenaran Tuhan yang menuntun hidupnya kepada kehendak-Nya yang sejati.
Realitas hidup manusia yang tidak bisa dibantah didalam hidup ini adalah realitas kematian tubuh secara fisik.
Kematian tubuh secara fisik ini adalah realitas yang tidak pernah bisa diprediksi kapan terjadinya, maka hidup orang percaya harus melakukan persiapan-persiapan kelayakan dirinya dihadapan Tuhan dari sekarang.
Persiapan itu adalah sikap hidup berjaga-jaga setiap waktu untuk selalu melakukan kehendak Bapa dengan hati yang murni.
Mungkin dari kita saat ini masih bisa berkata : "saya masih muda, sehat, kuat dan tidak mungkin saya mati sekarang".
Dan ada juga yang berpendapat didalam hatinya : "Tuhan tidak mungkin memanggil saya sekarang karena saya masih banyak tugas yang harus diselesaikan".
Perlu kita pahami jika Tuhan menghendaki maka pada waktu tidurpun nyawa seseorang bisa diambil oleh Tuhan.
Untuk inilah Tuhan Yesus berkata : Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya"(Matius 25:13).
Berjaga-jaga disini bukan saja berbicara tentang kedatangan Tuhan Yesus secara fisik dibumi kelak namun juga berjaga-jaga bahwa setiap saat manusia bisa saja menyongsong kematiannya setiap saat pada saat yang tidak ia duga.
Yang mengerikan adalah orang tersebut didapati tidak berjaga-jaga, tentu pada akhirnya nasibnya harus berakhir didalam penghukuman yang mengerikan untuk selamanya dikekekalan.
Untuk ini pertobatan yang sungguh sungguh harus dilakukan sekarang: setiap hari dan setiap saat dengan hati yang murni dihadapan Tuhan dan terus mengerjakan keselamatan dengan sikap hidup yang terus setia bertekun melakukan kehendak Tuhan.
Sebenarnya inilah yang dimaksud dengan berjaga-jaga dan berdoa tiada berkeputusan; suatu relasi yang terus dibangun dengan Tuhan setiap waktu,
hati yang selalu terhubung dengan Tuhan setiap waktu tanpa berkeputusan sehingga ia bisa mengetahui kehendak Tuhan apa yang baik, berkenan, dan yang sempurna.
Persiapan menyongsong kehidupan di lorong kekekalan dikerajaan surga tidak boleh ditunda.
Ini harus dianggap sebagai penting dan darurat. Kita harus selalu berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir kita hidup. Besok tidak ada kesempatan lagi.
Jadi setiap kali disebut hari ini, berarti kesempatan yang sangat berharga untuk membenahi diri.
Bila kita membiasakan diri memiliki sikap hidup seperti ini, maka kita barulah memahami dan dapat melakukan apa yang dimaksud dengan mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33). Teks ini muncul berkenaan dengan panggilan Tuhan atas orang percaya untuk hanya mengumpulkan harta di surga (Matius 6:19–20), agar hati nurani kita menjadi benar, yaitu memiliki pengertian-pengertian dari sudut pandang Tuhan. (Matius 6:22–23).
Hati nurani yang murni dihadapan Tuhan yang terus berjaga-jaga untuk mendorong seseorang melakukan kehendak Tuhan inilah harta yang tidak pernah bisa diambil oleh siapapun. Harta dunia bisa dirusak oleh ngengat dan karat, pencuri bisa mencuri serta membongkarnya, tetapi harta berupa hati nurani yang sesuai dengan Tuhan inilah yang tidak bisa diambil oleh siapapun.
Olehnya kita perlu mendewasakan hati nurani kita, mengasahkan dengan kebenaran Firman Tuhan yang murni dan bertekun mengadakan persekutuan yang intim dengan Tuhan setiap saat.
Dengan hati nurani yang benar yang terus didewasakan oleh Firman Tuhan yang murni, kita akan semakin mengerti bahwa orang percaya tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
Kita tidak bisa mengabdi kepada keinginan Tuhan dan kepada keinginan dunia/diri sendiri secara sekaligus.
Kita harus memilih dan memutuskan salah satu dan haruslah kita memilih hanya mengabdi kepada Tuhan dan keinginan-Nya saja (Matius 6: 24).
Tanpa mengasah hati nurani dengan kebenaran, orang tidak tahu bahwa sebenarnya ia masih mengabdi kepada dua tuan. Bahkan saya sebagai penulis saja baru menyadari hal ini setelah lebih diasah oleh kebenaran Firman Tuhan. Dulu saya merasa bahwa saya sudah benar-benar full time hidup buat Tuhan; ternyata belum.
Hati nurani kitalah yang akan menerangi diri kita untuk melihat seberapa murni kita hidup bagi Tuhan.
Di tingkat ini kita harus seperti Paulus yang bisa berkata bahwa kita melayani Tuhan dengan hati nurani yang murni dihadapan-Nya.
Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
Maksudnya, dalam hidup ini khususnya dalam pelayanan ia tidak memiliki agenda sendiri namun semuanya adalah agendanya Tuhan. Yang bisa mengerti ada tidaknya agenda sendiri hanyalah orang yang hati nuraninya telah diterangi oleh Tuhan. Oleh karena itu Asahlah hati nurani kita oleh kebenaran sekarang juga, sebagai tindakan berjaga-jaga sebab suatu hari nanti kita harus mempertanggungjawabkan semuanya dihadapan Tuhan kita Yesus Kristus.
Pada akhirnya Tuhan sangat menghendaki orang percaya memiliki sikap hati nurani yang bersih dan murni yang berjaga-jaga setiap saat, terus didewasakan dari waktu ke waktu sehingga ia bisa mengerti dan membedakan mana yang baik, yang berkenan kepada Tuhan kita Yesus Kristus dan yang sempurna.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar