Jumat, 03 Juni 2016

PERSIAPAN DIRI MENUJU KEKEKALAN


2 Korintus 5:9-10
9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa selama ini ia telah sedang mengejar kebinasaan hidup lewat mengejar hidup apa yang dunia tawarkan hari hari ini untuk diraih sebagai kebahagiaan hidup yang sebenarnya hanya dapat dinikmati sebagai kebahagiaan hidup yang semu selama 70 atau 80 tahun saja, setelah itu ia tidak memiliki kepastian hidup dan dirinya menuju kebinasaan dan dibuang ke dalam kegelapan abadi.
Mungkinkah saudara dapat menikmati kebahagiaan yang seperti itu? Pasti tidak bisa.
Apalah artinya jika manusia bisa hidup sampai selama seribu tahun jika ujungnya harus menuju kebinasaan hidup.
Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan dengan apa gunanya seseorang memperoleh segenap dunia kalau jiwanya binasa?
Matius 16:26-27
26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Menyikapi fakta ini, kita harus memiliki sikap yang sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri secara serius setiap hari untuk terus mengejar kesempurnaan Kristus didalam diri kita, pastikan hati kita telah disunat untuk tidak terpikat oleh kebahagiaan hidup apapun selain Tuhan Yesus saja yang menjadi harta abadi kita satu-satunya didalam hidup ini supaya ketika sudah genap waktunya kita berdiri di hadapan takhta Tuhan, kita didapati oleh Tuhan berkenan di hadapan-Nya dan diperkenan masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Persiapan kelayakan diri ini haruslah menjadi suatu kepastian yang harus terus dipersiapkan dengan benar setiap hari didalam hidup kita.

Kita harus memperkarakan dengan sangat serius: Apakah kita akan memperoleh sesuatu yang baik ketika Tuhan Yesus datang (Matius 16:27) atau ternyata yang ada adalah hukuman kekal.
Inilah yang diusahakan Paulus, agar ketika menghadap takhta pengadilan Kristus, jangan sampai dipermalukan, tetapi didapati berkenan di hadapan Tuhan (2Kor. 5:9-10).
Perlu ditambahkan di sini bahwa 2 Korintus 5:9-10 konteksnya adalah mengenai hidup baru.
Sesungguhnya inilah tujuan hidup baru yang berjuang atau berusaha untuk berkenan. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti dibawa masuk ke dalam perlombaan yang baru, perlombaan tersebut adalah menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus (Ibrani 12:1).

Paulus menunjukkan keseriusannya mempersiapkan hari esoknya dengan berkata: Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1Kor. 9:26-27).

Banyak dari kita hari hari ini tidak memiliki gairah hidup yang mengejar sesuatu yang disebut dengan kepastian hidup yang sebenarnya yang didalamnya terdapat nilai-nilai kekal. Sesuatu yang pasti kita peroleh tersebut adalah kemuliaan Kerajaan Surga bersama dengan Tuhan Yesus.
Demi hal ini Tuhan Yesus memberi nasehat dengan pernyataan-Nya:
Matius 6:19-20
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Bagaimana kita dapat dipermuliakan bersama dengan Tuhan Yesus kalau kita tidak hidup sama seperti Dia hidup? Paulus berkata: Ibadah harus disertai rasa cukup.
Asal ada makanan dan pakaian cukup (1Timotius 6:6-10).
Paulus adalah manusia biasa yang sama seperti kita namun didalam hidupnya ia memutuskan untuk membentuk pola hidup yang berbeda dengan konsep dunia, sebagai anak Tuhan ia menghidupi konsep yang telah diperagakan oleh Tuhan Yesus, dan didalam hidupnya ia tanpa henti terus mengejar standar kehidupan sebagai anak Tuhan yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus.
Standar itu ialah dimana orang percaya tidak lagi memiliki kepemilikan diri sendiri didalam hidupnya, hidupnya dimiliki oleh Tuhan sepenuhnya, tidak menjadikan kesenangan dan kebahagiaan hidupnya menjadi tujuan hidupnya namun sebaliknya ia hidup demi untuk kepentingan Tuhan, tidak memiliki tujuan hidup yang lainnya selain hidup bagi Tuhan dan mempersiapkan diri untuk memiliki kesempurnaan Kristus didalam dirinya agar layak memasuki dunia yang sebenarnya yaitu dikerajaan surga bersama dengan Tuhan Yesus. (Filipi 3:17-21).

Hidup didunia ini hanya bersifat sementara, orang-orang yang berwajah cantik dan tampan secara tidak sadar sedang menuju proses penuaannya secara bertahap, dan segala keindahan yang berasal dari dunia ini akan lenyap (1Ptr. 1:24).
Setiap orang mengalami proses penuaan dan mengalami sakit menuju kematian.
Kenyataan hidup ini membuat kita harusnya bisa lebih menghayati betapa kita membutuhkan kehidupan yang bukan berasal dari yang dunia tawarkan hari hari ini sebagai kebahagiaan hidup yang sebenarnya bisa binasa.

Hendaknya hidup kita sama seperti Rasul Paulus yang bijaksana mempersiapkan diri secara serius untuk layak masuk kedalam kekekalan, hidup bersama-sama Tuhan dikerajaan surga yang tidak akan pernah binasa.
Binatang tidak perlu mempersiapkan diri untuk hal ini, sebab filosofinya adalah: Makan dan minum, besok kita mati.
Tetapi manusia percaya adanya kebangkitan, yaitu fakta adanya kengerian kekal atau kemuliaan kekal,
Daniel 12:2 "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal".
Untuk itu sepanjang perjalanan hidup ini haruslah merupakan persiapan diri menuju kekekalan dan orang percaya tidak boleh memiliki tujuan hidup yang lain selain persiapan yang satu ini.

Hari hari ini mungkin ada orang-orang yang bersedia mempersiapkan diri untuk kekekalan tersebut, tetapi mereka tidak mempersiapkan dengan standar yang benar. Tidak sedikit mereka yang masih hidup seperti orang yang belum mengenal Tuhan. Persiapan dengan standar yang benar adalah langkah meninggalkan percintaan dunia, bersedia hidup tidak bercacat dan tidak bercela serta membantu orang lain memiliki kehidupan seperti itu.
Inilah anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Bahwa kita memiliki hidup yang penuh pengharapan (1Petrus 1:3-4). Oleh sebab itu selama hidup dalam dunia, kita harus memberi diri dalam proses pembentukan oleh Tuhan Yesus agar kita tidak turut dihukum bersama-sama dengan orang-orang fasik.

2 Petrus 3:14  Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar