Minggu, 12 Juni 2016

CIRI-CIRI BERKEADAAN SEBAGAI ANAK-ANAK BAPA


Ibrani 12:1;16-17
1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan
17  Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Kalau Perjanjian Baru mengutip kisah Esau dan Yakub sebagai pelajaran rohani, ini dimaksudkan agar menasehati orang percaya untuk memiliki sikap hidup yang tidak mudah menukarkan keselamatan dari Tuhan Yesus dengan percabulan rohani yang berujung dosa, baik keterikatan percintaan dengan dunia maupun segala atributnya yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, tentu kisah ini memiliki kesejajaran atau analogi dengan kehidupan kekristenan.
Orang percaya bisa digambarkan seperti Esau yang memiliki hak kesulungan yaitu keselamatan kekal lewat penebusan oleh Tuhan Yesus diatas kayu salib.

Dalam Ibrani 12 semuanya memuat tentang nasehat yang ditujukan kepada orang-orang percaya bagaimana mengisi keselamatan dengan sikap hidup yang benar dan berkenan dihadapan Tuhan, dimana orang percaya harus mengikuti perlombaan yang diwajibkan, perlombaan itu adalah memiliki iman yang sempurna seperti Tuhan Yesus (Ibrani 12:2-5), yaitu hidup dalam ketaatan yang sempurna.

Agar bisa mengikuti perlombaan tanpa halangan maka kita diharuskan menanggalkan beban dan dosa.
Beban adalah keterikatan dengan kekayaan dunia, sedangkan dosa keterikatan dengan kodrat dosa dalam daging dan jiwa.
Untuk itu orang percaya harus memberi diri dididik oleh Bapa, didikan itu juga menyangkut bagaimana menanggalkan beban dan dosa. Hal ini dimaksudkan agar orang percaya menjadi anak Bapa yang sah(teks Yunani : huios) Ibrani 12:6.
Sedangkan bagi mereka yang menolak didikan Bapa adalah anak-anak yang tidak sah atau anak gampang (nothos;) Ibrani 12:8. Menolak didikan Bapa berarti tidak bersedia/menunda hidup sesuai kehendak Tuhan, tidak hidup dalam kekudusan/kesucian seperti kekudusan/kesucian Tuhan Yesus.
Dalam bahasa Inggris nothos ini diterjemahkan basterd yang artinya anak haram; di luar perkawinan.
Mereka tidak memberi diri dididik sehingga tidak mencapai kehidupan mengambil bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12:7-10).
Hal ini sama atau sejajar dengan mengenakan kodrat Ilahi.
2 Petrus 1:3-4
3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Inilah ciri seorang yang sah sebagai anak-anak Bapa.

Orang yang tidak memiliki kodrat Ilahi tidak pantas menyebut dirinya sebagai anak-anak Bapa. Banyak orang Kristen masih berkeadaan seperti ini, untuk itu kita harus jujur terhadap keadaan diri kita sekarang ini, hendaknya kita sebagai orang percaya harus mutlak mengenakan pakaian kebesaran ini.
Orang percaya wajib memeriksa hati pikiran, tindakan dan perkataannya setiap waktu semuanya harus sesuai dengan moral kesucian seperti Bapa kita Tuhan Yesus Kristus.
Jadi, perlombaan ini adalah usaha untuk memenuhi panggilan Tuhan sebagai anak Bapa yang setia melakukan kehendak-Nya.

Jadi, seseorang menjadi anak yang sah atau tidak tergantung pada masing-masing individu.
Oleh karenanya Tuhan Yesus menyatakan bahwa untuk selamat seseorang harus berjuang masuk jalan sempit, jalan sempit itu adalah perjuangan mengenakan kodrat Ilahi yang dimana sikap hidup anak-anak Tuhan harus berkeadaan segambar seperti Tuhan Yesus, sempurna dan kudus seperti Tuhan Yesus.
Matius 7:13-14
13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Proses ini sama dengan proses kemerdekaan yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 8:31-32, bahwa seseorang akan merdeka kalau tetap dalam Firman.
Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Untuk tetap dalam Firman seseorang harus belajar kebenaran dari Tuhan Yesus. Karena kebenaran itulah yang memerdekakan.

Oleh sebab itu hendaknya orang Kristen tidak mudah merasa dan mengakui diri sebagai anak Bapa yang sah jika belum bersedia mengenakan pakaian kebenaran ini yaitu pakaian kekudusan dari Tuhan Yesus yang menghendaki orang percaya berkeadaan kudus, berkenan dan sempurna yang berkeadaan layaknya sebagai anak-anak kerajaan surga, sebab anak Bapa yang sah ditandai dengan proses pergumulan menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus sampai mencapai kehidupan mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau mengenakan kodrat Ilahi.
Inilah maksud keselamatan itu, bahwa orang percaya dikembalikan kepada rancangan semula Bapa kita Yesus Kristus yang menghendaki anak-anak-Nya memiliki ketaatan yang sempurna dan kesucian seperti tingkat kesucian serupa dengan diri-Nya kudus dan sempurna.

Matius 5:48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar