Kamis, 02 Juni 2016
MEMAHAMI MAKNA "KELIMPAHAN" SECARA BENAR
Ibrani 12:10-11
10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Banyak orang berpikir kalau menjadi anak Tuhan berarti segala kebutuhan hidup jasmaninya akan mudah dipenuhi, jalan hidupnya menjadi lebih lancar dan hidup ini dapat dijalani lebih mudah. Seakan-akan Tuhan pasti mengistimewakan mereka tanpa syarat.
Mereka percaya bahwa Tuhan sebagai Bapa akan menyenangkan anak-anak-Nya dengan berkat jasmani yang berkelimpahan.
Biasanya mereka berpikir demikian sebab mereka mengacu pada Firman Tuhan dalam Yohanes 10:10 yang mengatakan bahwa Tuhan datang untuk memberi kelimpahan. Benarkah ini? Tetapi faktanya sering malah bertolak belakang.
Kelimpahan dalam Yohanes 10:10 bukanlah pengertian dalam hal berkat jasmani tetapi kelimpahan dalam arti kualitas hidup yang tinggi.
Kualitas hidup yang tinggi tentunya adalah kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sesungguhnya, Bapa lebih memperhatikan kelimpahan secara rohani dari pada kelimpahan secara jasmani.
Sebab kebutuhan jasmani adalah sesuatu hal yang pasti dicukupi oleh Tuhan tanpa perlu diminta oleh kita sebab bagi umat yang mau taat hidup tinggal tetap didalam Firman-Nya dan setia terhadap tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan kepadanya Tuhan sudah barang tentu akan selalu memberkati dan mencukupkan kebutuhannya.
Justru yang dikehendaki oleh Tuhan untuk hidup orang percaya adalah Tuhan melingkupinya dengan kelimpahan secara rohani.
Demi kelimpahan secara rohani ini, orang percaya harus dibentuk Tuhan sedemikian rupa dengan berbagai proses yang sering kali tidak nyaman.
Hidup menjadi tidak nyaman karena proses tersebut namun proses ini akan menciptakan seseorang kepada manusia yang baru yang memiliki kedewasaan rohani yang semakin disempurnakan oleh kebenaran Tuhan yang akan memerdekakan hidupnya (Ibrani 12:11).
Kalau Tuhan memandang berkat jasmani yang dimiliki seorang anak Tuhan membahayakan, dan yang dipercaya untuk mengelola belum dinilai memenuhi standar kedewasaan rohani yang baik di mata Tuhan maka Tuhan akan mengurangi, bahkan sampai pada tingkat ekstrim mengambil semuanya.
Tuhan tidak mudah mengabulkan doa orang percaya jika apa yang diminta orang percaya adalah sesuatu yang membahayakan dan mengacu kepada keinginan daging semata.
Tuhan Yesus sebagai Bapa kita pasti memelihara kehidupan jasmani anak-anak-Nya dengan sempurna. Tetapi Bapa lebih mengutamakan pemeliharaan rohani dan kedewasaan iman orang percaya agar mengambil bagian dalam kekudusan-Nya.
Dalam Ibrani 12:5-9, dikatakan bahwa Ia adalah Bapa yang mendidik anak-anak-Nya. Didikan tersebut memang sementara waktu tidak mendatangkan sukacita, artinya orang percaya yang sedang dididik oleh Tuhan Yesus merasakan kehidupan yang tidak nyaman. Tetapi didikan tersebut menghasilkan damai dalam kehidupan orang percaya, yaitu damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan yang bernilai kekal.
Dalam hal ini penyertaan Tuhan tidak selalu memberi kenyamanan, sebaliknya malah ketidaknyamanan dalam arti ia sedang mendidik kita supaya setiap orang percaya mengambil bagian didalam kekudusan-Nya.
kehadiran-Nya dalam hidup orang percaya adalah mendidik, mendewasakan dan menyempurnakan agar orang percaya dikembalikan ke rancangan semula Allah, menjadikan manusia-manusia yang bermoral seperti Tuhan Yesus yang taat, kudus, berkenan dan sempurna.
Tuhan Yesus tidak akan mengorbankan pendidikan rohani yaitu kesempurnaan sebagai anak-anak-Nya secara moral dengan kelimpahan jasmani.
Banyak pembicara di mimbar mengesankan bahwa Bapa mau berperkara dengan umat-Nya berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Adapun mengenai kehidupan rohani dikesankan bisa bertumbuh dengan sendirinya secara otomatis dan mudah.
Ini adalah pendapat yang keliru.
Itulah sebabnya dalam pertemuan-pertemuan bersama di beberapa gereja yang mereka utamakan adalah puji-pujian dan pengagungan terhadap kuasa dan kebaikan Tuhan semata dan jarang menekankan kepada jemaat untuk lebih mengarahkannya kepada pendewasaan rohani yang dimana Tuhan Yesus sangat menghendaki umat-Nya kudus seperti Ia kudus, dan sempurna seperti Tuhan Yesus yang adalah sempurna.
Pemahaman yang salah mengenai kelimpahan ini pada akhirnya melahirkan orang orang yang sebagian besar hanya ingin berurusan dengan Tuhan karena ada kepentingan pemenuhan hidup berkelimpahan secara jasmani, mereka meyakini bahwa kuasa dan berkat Tuhan dicurahkan jika mereka semakin taat beribadah.Tentu motivasi terbesarnya adalah supaya Tuhan melimpahkan berkat jasmani sesuai dengan doa-doa mereka.
Padahal secara sadar maupun tidak permintaannya itu hanya untuk memuaskan keinginan daging semata.
Harus dipahami bahwa kelimpahan jasmani itu bersifat sementara tetapi kedewasaan rohani dimana orang percaya mengambil bagian dalam kekudusan-Nya yang merupakan harta abadi yang tidak terbeli dengan apa pun dan selalu abadi sampai di kerajaan surga.
Oleh sebab itu sangatlah keliru kalau diajarkan bahwa Bapa memperhatikan pemenuhan kebutuhan jasmani tetapi tidak memperhatikan pendewasaan rohani.
Justru sebaliknya Bapa akan sangat memperhatikan kedewasan rohani lebih dari pemenuhan kebutuhan jasmani.
Bila perlu Bapa akan mengorbankan pemenuhan kebutuhan jasmani demi proses kedewasaan rohani orang percaya.
Dalam hal ini pemeliharaan Bapa kita Yesus Kristus lebih terfokus pada kehidupan rohani yang dimana hal ini yang menjadi tujuan mengapa Tuhan Yesus menebus kita dari cara hidup yang sia sia yang telah kita warisi dari nenek moyang kita.
Kelimpahan yang Tuhan Yesus kehendaki adalah kelimpahan kedewasaan rohani yang dimana orang percaya dididik untuk terus mengambil bagian didalam kekudusan-Nya, bermoral seperti Tuhan Yesus yang memiliki ketaatan dan kekudusan yang sempurna, inilah sebenarnya yang dimaksud dengan kelimpahan yang Tuhan ingin berikan kepada orang percaya, yang dimana harta ini adalah merupakan harta abadi yang tidak akan terbeli dengan apa pun yang selalu abadi sampai di kerajaan surga.
1 Petrus 1:14-16
14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar