Matius 13:22
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.Selain kekhawatiran, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa semak duri adalah tipu daya kekayaan.
Pada dasarnya tidak ada yang salah terhadap kekayaan, namun karena manusia sudah memiliki kodrat dosa sejak jatuhnya manusia pertama jatuh didalam dosa maka tidak mudah bagi manusia untuk bisa melepaskan daya pikat kekayaan yang begitu kuat memikat hatinya. Jika manusia memberi respon yang salah maka daya pikatnya bisa menguasai dan menduduki tempat yang tertinggi didalam hatinya.
Pastikan kita sebagai Anak Tuhan harus terus berhati-hati dan selalu waspada dengan hal ini.
Ketika manusia berhasil dipikat oleh tipu daya kekayaan maka kekayaan tersebut berubah menjadi semak duri yang bisa membisanakan hidupnya.
Mengapa kekayaan dianggap semak duri? Dalam 1 Timotius 6:9-10 dijelaskan bahwa karena ingin kaya, orang akan menghalalkan segala cara, tidak tulus, dan penuh kepentingan sendiri.
Jadi tipu daya kekayaan adalah merupakan semak duri yang bisa membinasakan, sebab hasrat ingin kaya sangat efektif untuk menggeser fokus kita dari pencarian Firman menjadi kepada hal-hal duniawi.
Pola pikir bahwa jadi orang kaya itu enak, menyenangkan dan hidup menjadi lebih terjamin dan membuatnya merasa lebih lengkap adalah pola pikir yang terus bertumbuh dan terus akan banyak diminati oleh manusia yang hidup di zaman akhir ini.
Di zaman ini mereka berlomba-lomba mencari jalan hidup bagaimana bisa menjadi kaya dalam waktu yang singkat dan mudah sehingga tidak sedikit dari mereka yang menumpuh jalan pintas (berbuat curang, berbohong, menipu, korupsi dan lain sebagainya) agar bisa meraup untung sebanyak-banyaknya demi terwujudnya cita-cita dan kesenangan hidup dibumi ini.
Orang seperti ini biasanya melakukan dosa tanpa merasa ia sudah melakukan hal yang sudah menyakiti hati Tuhan. Dan hal itu sudah dianggap biasa bagi mereka yang sudah terpikat oleh tipu daya kekayaan tersebut.
Pada umumnya ciri orang yang telah terkena tipu daya kekayaan bisa juga terlihat pada seseorang yang merasa lebih berharga atau lebih mulia dari yang lain. Orang-orang seperti ini selalu mau tampil di depan orang dengan sikap tinggi hati karena merasa bahwa ia layak untuk dihargai karena kekayaannya. Ciri dari orang-orang seperti ini adalah berusaha menunjukkan kekayaannya baik melalui perhiasan, rumah, kendaraan dan relasinya dengan pejabat-pejabat tinggi.
Tuhan Yesus sering kali menunjukkan bahayanya kekayaan dalam berbagai nasehat agar kita waspada dan memperingatkan bahwa kehidupan manusia tidaklah tergantung dari pada kekayaan.
Di dalam bagian lain Tuhan Yesus memperingatkan kita agar menjaga diri dari kepentingan-kepentingan duniawi (Lukas 21:34).
Hal ini perlu kita sadari dan waspadai sebab kekayaan memiliki tipu daya yang tanpa disadari akan dapat membuat mata rohani kita tertutup untuk melihat kebenaran Allah. Kalau seseorang sudah terikat oleh berhala materialisme, maka sukarlah ia mengerti dan menangkap kebenaran Firman Tuhan (2 Korintus 4:4).
Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk ke dalam Kerajaan Surga (Matius 19:23).
Kekayaan dapat memikat hati seseorang sehingga ia merasa tidak memerlukan yang lain, padahal pertobatan dan kelahiran baru diawali dari hati yang menyadari ia membutuhkan Tuhan dan memberi nilai tinggi Tuhan dari segala yang ada dihidupnya.
Dalam suatu kisah didalam Matius 19:16-26 dikatakan bahwa orang kaya yang hendak mencari hidup kekal namun ia gagal mendapatkannya oleh karena ia tidak rela melepaskan hartanya yang banyak yang secara tidak sadar telah memasung hatinya menuju kepada kebinasaan kekal.
Ia tidak dapat memiliki dan menikmati hidup kekal sebab wilayah hati, jiwa, perhatian dan seluruh hidupnya telah dikuasai oleh mamon.
Tipu daya kekayaan dapat pula mengakibatkan kebenaran Firman Tuhan yang didengarnya tidak bertumbuh dan berbuah.
Ketika seseorang masih terikat kecintaannya dengan mamon dan ia mengalami kehilangan/kerugian yang cukup besar dalam usaha pekerjaannya, maka pada umumnya hal ini akan membuat tidurnya menjadi tidak nyenyak, hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan sebab yang sudah bertahkta didalam hatinya sejak lama adalah mamon tersebut.
Fakta ini menunjukan bahwa benarlah Firman Tuhan Yesus yang mengatakan "Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada"
Kenyataan inilah yang banyak kita jumpai dalam kehidupan orang termasuk jemaat Tuhan pada masa sekarang ini.
Banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota gereja, rajin ke gereja bahkan aktif melayani pekerjaan Tuhan dalam berbagai kegiatan gereja, tetapi ternyata kedewasaan rohaninya tidak bertumbuh. Mereka tetap menjadi orang Kristen yang masih lebih memberi nilai tinggi terhadap hal lain selain Tuhan, salah satunya yang paling banyak kita jumpai adalah masih banyak orang memberi nilai tinggi kekayaannya dari pada Tuhan yang memberikan hidup kekal kepadanya, tidak banyak menyadari dan memahami kebenaran ini.
Oleh hal ini banyak jemaat tidak mengalami pertumbuhan rohani, sehingga tidak kunjung menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ini semua disebabkan oleh tipu daya kekayaan. Betapa berbahayanya jika daya pikat kekayaan sudah memikat hati manusia tersebut, sehingga ia tidak bisa lagi memberi nilai tinggi terhadap Tuhan Yesus Allah yang hidup sebab kekayaannya itu sudah merupakan harta yang sudah melekat didalam hatinya.
Yudas mengkhianati Tuhan Yesus juga karena tipu daya kekayaan. Jemaat di Filipi pada zaman Paulus pun sebenarnya sudah ada petunjuk yang menginformasikan bahwa terdapat jemaat yang tuhan mereka adalah perut mereka sendiri, pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi (Filipi 3:19).
Mengenai hal ini rasul Paulus memberikan nasehat yang tajam dan sangat jelas, bahwa orang percaya harus merasa cukup bila ada makanan dan pakaian.
Apabila Tuhan menganugerahi lebih, hal itu harus diterima sebagai anugerah, berkat tambahan dan berkat tersebut haruslah dipergunakan untuk membela kepentingan Tuhan dan dipergunakan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tidak terbilang jumlah anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan dan aktifis gereja yang ditewaskan Iblis karena dosa mamonisme ini. Dalam salah satu pencobaan yang dialami oleh Tuhan Yesus di awal pelayanan-Nya, Ia dibawa Iblis ke atas gunung. Kepada-Nya diperlihatkan kekayaan dunia ini. Tawaran iblis adalah kalau Tuhan Yesus mau sujud menyembah iblis maka kekayaan dunia ini akan diberikan kepada-Nya. Tetapi Tuhan Yesus menolak bujukan iblis itu dengan berkata bahwa “...engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. Sikap ini harus menjadi teladan bagi kita. Kita harus juga tegas berkata “tidak” untuk bujuk rayu iblis yang hendak menjatuhkan kita dengan dosa mamonisme tersebut.
Tuhan Yesus harus yang menempati posisi yang terutama dan terbesar didalam hati dan pikiran kita.
Kita tidak boleh menggantikan posisi Tuhan yang terbesar didalam dihati ini dengan seseorang yang mungkin kita sayangi, harta, pangkat, kehormatan, dan kesenangan-kesenangan hidup lainnya yang ada didalam dunia ini.
Sebagai orang percaya kita harus selalu ingat, bahwa kita sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem Baru dan dunia ini bukan tempat orang percaya. Dunia ini bukan rumah kita, kita tidak boleh menjadikan dunia ini sebagai kesempatan menjadi tujuan kebahagiaan untuk hidup kita, sebab kebahagiaan orang percaya bukan karena fasilitas dunia ini tetapi oleh kehadiran Tuhan Yesus sebagai harta abadi kita.
Kita harus waspada terhadap tawaran dunia untuk berlabuh di dunia ini dan menikmati segala kesenangan yang dapat diberikan dunia kepada kita.
Jadi berhati-hatilah, karena sekalipun kita tetap ke gereja dan mengaku Kristen, artinya tetap hidup sebagai tanaman, namun kita bisa tidak berbuah akibat terhimpit dan terbonsai oleh pertumbuhan kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Tanggalkan itu semua dan fokuskan hati kita hanya kepada Kerajaan Surga, jangan ada tujuan yang lain selain hidup bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya agar kita bisa terus berbuah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Hari- hari ini mari kita periksa diri masing-masing siapakah yang bertahkta ditempat yang tertinggi didalam hati kita saat ini jika itu selain Tuhan Yesus, segeralah berbalik kembali kepada Tuhan dan bertobat, mulailah menjalani hidup yang baru yang menempatkan Tuhan Yesus diposisi yang tertinggi didalam seluruh wilayah kehidupan kita.
1 Timotius 6:9-10
9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Amin.
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.Selain kekhawatiran, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa semak duri adalah tipu daya kekayaan.
Pada dasarnya tidak ada yang salah terhadap kekayaan, namun karena manusia sudah memiliki kodrat dosa sejak jatuhnya manusia pertama jatuh didalam dosa maka tidak mudah bagi manusia untuk bisa melepaskan daya pikat kekayaan yang begitu kuat memikat hatinya. Jika manusia memberi respon yang salah maka daya pikatnya bisa menguasai dan menduduki tempat yang tertinggi didalam hatinya.
Pastikan kita sebagai Anak Tuhan harus terus berhati-hati dan selalu waspada dengan hal ini.
Ketika manusia berhasil dipikat oleh tipu daya kekayaan maka kekayaan tersebut berubah menjadi semak duri yang bisa membisanakan hidupnya.
Mengapa kekayaan dianggap semak duri? Dalam 1 Timotius 6:9-10 dijelaskan bahwa karena ingin kaya, orang akan menghalalkan segala cara, tidak tulus, dan penuh kepentingan sendiri.
Jadi tipu daya kekayaan adalah merupakan semak duri yang bisa membinasakan, sebab hasrat ingin kaya sangat efektif untuk menggeser fokus kita dari pencarian Firman menjadi kepada hal-hal duniawi.
Pola pikir bahwa jadi orang kaya itu enak, menyenangkan dan hidup menjadi lebih terjamin dan membuatnya merasa lebih lengkap adalah pola pikir yang terus bertumbuh dan terus akan banyak diminati oleh manusia yang hidup di zaman akhir ini.
Di zaman ini mereka berlomba-lomba mencari jalan hidup bagaimana bisa menjadi kaya dalam waktu yang singkat dan mudah sehingga tidak sedikit dari mereka yang menumpuh jalan pintas (berbuat curang, berbohong, menipu, korupsi dan lain sebagainya) agar bisa meraup untung sebanyak-banyaknya demi terwujudnya cita-cita dan kesenangan hidup dibumi ini.
Orang seperti ini biasanya melakukan dosa tanpa merasa ia sudah melakukan hal yang sudah menyakiti hati Tuhan. Dan hal itu sudah dianggap biasa bagi mereka yang sudah terpikat oleh tipu daya kekayaan tersebut.
Pada umumnya ciri orang yang telah terkena tipu daya kekayaan bisa juga terlihat pada seseorang yang merasa lebih berharga atau lebih mulia dari yang lain. Orang-orang seperti ini selalu mau tampil di depan orang dengan sikap tinggi hati karena merasa bahwa ia layak untuk dihargai karena kekayaannya. Ciri dari orang-orang seperti ini adalah berusaha menunjukkan kekayaannya baik melalui perhiasan, rumah, kendaraan dan relasinya dengan pejabat-pejabat tinggi.
Tuhan Yesus sering kali menunjukkan bahayanya kekayaan dalam berbagai nasehat agar kita waspada dan memperingatkan bahwa kehidupan manusia tidaklah tergantung dari pada kekayaan.
Di dalam bagian lain Tuhan Yesus memperingatkan kita agar menjaga diri dari kepentingan-kepentingan duniawi (Lukas 21:34).
Hal ini perlu kita sadari dan waspadai sebab kekayaan memiliki tipu daya yang tanpa disadari akan dapat membuat mata rohani kita tertutup untuk melihat kebenaran Allah. Kalau seseorang sudah terikat oleh berhala materialisme, maka sukarlah ia mengerti dan menangkap kebenaran Firman Tuhan (2 Korintus 4:4).
Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa orang kaya sukar masuk ke dalam Kerajaan Surga (Matius 19:23).
Kekayaan dapat memikat hati seseorang sehingga ia merasa tidak memerlukan yang lain, padahal pertobatan dan kelahiran baru diawali dari hati yang menyadari ia membutuhkan Tuhan dan memberi nilai tinggi Tuhan dari segala yang ada dihidupnya.
Dalam suatu kisah didalam Matius 19:16-26 dikatakan bahwa orang kaya yang hendak mencari hidup kekal namun ia gagal mendapatkannya oleh karena ia tidak rela melepaskan hartanya yang banyak yang secara tidak sadar telah memasung hatinya menuju kepada kebinasaan kekal.
Ia tidak dapat memiliki dan menikmati hidup kekal sebab wilayah hati, jiwa, perhatian dan seluruh hidupnya telah dikuasai oleh mamon.
Tipu daya kekayaan dapat pula mengakibatkan kebenaran Firman Tuhan yang didengarnya tidak bertumbuh dan berbuah.
Ketika seseorang masih terikat kecintaannya dengan mamon dan ia mengalami kehilangan/kerugian yang cukup besar dalam usaha pekerjaannya, maka pada umumnya hal ini akan membuat tidurnya menjadi tidak nyenyak, hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan sebab yang sudah bertahkta didalam hatinya sejak lama adalah mamon tersebut.
Fakta ini menunjukan bahwa benarlah Firman Tuhan Yesus yang mengatakan "Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada"
Kenyataan inilah yang banyak kita jumpai dalam kehidupan orang termasuk jemaat Tuhan pada masa sekarang ini.
Banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota gereja, rajin ke gereja bahkan aktif melayani pekerjaan Tuhan dalam berbagai kegiatan gereja, tetapi ternyata kedewasaan rohaninya tidak bertumbuh. Mereka tetap menjadi orang Kristen yang masih lebih memberi nilai tinggi terhadap hal lain selain Tuhan, salah satunya yang paling banyak kita jumpai adalah masih banyak orang memberi nilai tinggi kekayaannya dari pada Tuhan yang memberikan hidup kekal kepadanya, tidak banyak menyadari dan memahami kebenaran ini.
Oleh hal ini banyak jemaat tidak mengalami pertumbuhan rohani, sehingga tidak kunjung menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ini semua disebabkan oleh tipu daya kekayaan. Betapa berbahayanya jika daya pikat kekayaan sudah memikat hati manusia tersebut, sehingga ia tidak bisa lagi memberi nilai tinggi terhadap Tuhan Yesus Allah yang hidup sebab kekayaannya itu sudah merupakan harta yang sudah melekat didalam hatinya.
Yudas mengkhianati Tuhan Yesus juga karena tipu daya kekayaan. Jemaat di Filipi pada zaman Paulus pun sebenarnya sudah ada petunjuk yang menginformasikan bahwa terdapat jemaat yang tuhan mereka adalah perut mereka sendiri, pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi (Filipi 3:19).
Mengenai hal ini rasul Paulus memberikan nasehat yang tajam dan sangat jelas, bahwa orang percaya harus merasa cukup bila ada makanan dan pakaian.
Apabila Tuhan menganugerahi lebih, hal itu harus diterima sebagai anugerah, berkat tambahan dan berkat tersebut haruslah dipergunakan untuk membela kepentingan Tuhan dan dipergunakan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tidak terbilang jumlah anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan dan aktifis gereja yang ditewaskan Iblis karena dosa mamonisme ini. Dalam salah satu pencobaan yang dialami oleh Tuhan Yesus di awal pelayanan-Nya, Ia dibawa Iblis ke atas gunung. Kepada-Nya diperlihatkan kekayaan dunia ini. Tawaran iblis adalah kalau Tuhan Yesus mau sujud menyembah iblis maka kekayaan dunia ini akan diberikan kepada-Nya. Tetapi Tuhan Yesus menolak bujukan iblis itu dengan berkata bahwa “...engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. Sikap ini harus menjadi teladan bagi kita. Kita harus juga tegas berkata “tidak” untuk bujuk rayu iblis yang hendak menjatuhkan kita dengan dosa mamonisme tersebut.
Tuhan Yesus harus yang menempati posisi yang terutama dan terbesar didalam hati dan pikiran kita.
Kita tidak boleh menggantikan posisi Tuhan yang terbesar didalam dihati ini dengan seseorang yang mungkin kita sayangi, harta, pangkat, kehormatan, dan kesenangan-kesenangan hidup lainnya yang ada didalam dunia ini.
Sebagai orang percaya kita harus selalu ingat, bahwa kita sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem Baru dan dunia ini bukan tempat orang percaya. Dunia ini bukan rumah kita, kita tidak boleh menjadikan dunia ini sebagai kesempatan menjadi tujuan kebahagiaan untuk hidup kita, sebab kebahagiaan orang percaya bukan karena fasilitas dunia ini tetapi oleh kehadiran Tuhan Yesus sebagai harta abadi kita.
Kita harus waspada terhadap tawaran dunia untuk berlabuh di dunia ini dan menikmati segala kesenangan yang dapat diberikan dunia kepada kita.
Jadi berhati-hatilah, karena sekalipun kita tetap ke gereja dan mengaku Kristen, artinya tetap hidup sebagai tanaman, namun kita bisa tidak berbuah akibat terhimpit dan terbonsai oleh pertumbuhan kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Tanggalkan itu semua dan fokuskan hati kita hanya kepada Kerajaan Surga, jangan ada tujuan yang lain selain hidup bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya agar kita bisa terus berbuah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Hari- hari ini mari kita periksa diri masing-masing siapakah yang bertahkta ditempat yang tertinggi didalam hati kita saat ini jika itu selain Tuhan Yesus, segeralah berbalik kembali kepada Tuhan dan bertobat, mulailah menjalani hidup yang baru yang menempatkan Tuhan Yesus diposisi yang tertinggi didalam seluruh wilayah kehidupan kita.
1 Timotius 6:9-10
9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar