Rabu, 22 Juni 2016

MEMATIKAN KESENANGAN DIRI UNTUK DI MILIKI OLEH TUHAN


1 Yohanes 2:15-17
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Untuk mati terhadap kesenangan diri sendiri yang disediakan oleh dunia ini sering Tuhan menghajar anak-anak-Nya yang mengasihi Dia sedemikian rupa sampai mereka menjadi pesimis terhadap keindahan dunia. Hal ini bisa terjadi kalau orang percaya tersebut sulit diubah karena keras kepala. Seharusnya Tuhan tidak perlu melukai jemaat dengan pukulan yang sangat menyakitkan, baru berubah. Dengan peringatan-peringatan yang tidak menyakitkan seharusnya orang percaya sudah disadarkan. Pukulan keras hanya diberikan kepada mereka yang tidak memiliki hati mudah bertobat.

Dalam penggarapan agar orang percaya mengalami kelahiran baru, sering Tuhan harus meremukkan kita dengan segala cara yang sangat menyakitkan, tetapi inilah jalan berkat yang Bapa sediakan bagi kita. Ketika kita dihajar Tuhan dengan pukulan yang menyakitkan, yang harus kita pikirkan adalah jalan keluar dari cacat karakter kita. Tuhan memukul untuk menyembuhkan. Tuhan memukul untuk memperbaiki dan memperbaharui.
Untuk ini haruslah kita berpikir seperti yang dianjurkan Paulus oleh ilham Roh:“Pikirkan perkara yang di atas, carilah perkara yang di atas” ayat ini sejajar dengan perkataan Tuhan Yesus “kumpulkan harta di surga bukan di bumi. Sebab dimana ada hartamu disitu hatimu berada”.
Ketika kita mengalami keadaan yang tidak menyenangkan, sesungguhnya kita sedang dibentuk oleh Allah untuk menjadi manusia baru di dalam Dia. Karena memikirkan perkara-perkara yang di atas maka seseorang akan menjadi tabah dan kuat menghadapi segala keadaan yang sulit bagaimana pun.

Dalam kehidupan banyak orang, peristiwa-peristiwa yang luar biasa bisa mengubah keadaan psikologis seseorang. Semakin besar persoalan yang dialami seseorang -yang menggoncang perasaan dan pikirannya maka dampaknya juga semakin besar. Tuhan pun memakai cara ini untuk mengubah seseorang. Tentu saja Tuhan memiliki arah yang jelas dalam mengubah hidup seseorang. Itulah sebabnya dikatakan dalam Firman Tuhan bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
Dalam teks aslinya tidak ada kata “turut”. Jadi, Allah bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia.
Semua kejadian memang dirancang Tuhan untuk membentuk dan mendewasakan kita.

Gereja harus mengajar jemaat untuk mengerti bahwa persoalan-persolan hidup merupakan cara Tuhan mengubah orang percaya demi pendewasaan rohani mereka. Sangat keliru kalau orang percaya selalu meminta kepada Tuhan supaya terhindar dari persoalan hidup.
Gereja dan hamba Tuhan harus mengajarkan kepada jemaat untuk tidak takut terhadap persoalan sulit dalam hidup, sebab dengan cara demikianlah Tuhan mendewasakan kita.
Oleh sebab itu pemberitaan Firman yang disampaikan harus mencerdaskan orang percaya. Kecerdasan tersebut membuka mata pengertian jemaat untuk mengerti kehendak Tuhan di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Kecerdasan jemaat dapat dibangun dalam kebenaran-kebenaran yang diajarkan kepada mereka. Dengan kebenaran-kebenaran tersebut jemaat dijadikan manusia mengerti kehendak Tuhan. Khotbah-khotbah yang menekankan dan menjanjikan berkat jasmani membuat jemaat tidak mengenali kebenaran yang menuntun umat kepada maksud dan tujuan keselamatan diberikan.

Ketika Paulus menulis surat Kolose, dimana ia menganjurkan jemaat untuk memikirkan perkara-perkara yang di atas, maksudnya adalah agar jemaat mengerti panggilan untuk memfokuskan diri hidup didalam pemerintahan Kerajaan Tuhan Yesus Kristus.
Orang yang hidup dibawah pemerintahan Tuhan Yesus tentu harus mematikan kesenangan-kesenangan diri sendiri dan mulai diarahkan kepada pikiran dan perasaan yang sama yang terdapat pula didalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Artinya hanya keinginan-keinginan Tuhan lah yang menjadi kesenangan dihidup kita untuk kita lakukan dengan taat, yang selalu menjadi prioritas utama didalam hidup kita.
Dengan demikian kita mengerti mengapa Tuhan berkata: Dimana ada hartamu di situ hatimu berada (Matius 6:21).
Artinya ketika kita memikirkan setiap saat apa yang menjadi maunya Tuhan untuk kita lakukan maka harta kita adalah Tuhan Yesus sendiri, sebaliknya jika kita memikirkan sesuatu yang tidak searah dengan Tuhan yang ditujukan untuk kesenangan diri sendiri maka sebenarnya harta kita masih tertanam dibumi ini.

Hati orang percaya haruslah senantiasa tertuju dan tertanam didalam kerajaan Tuhan Yesus, dengan demikian barulah ia bisa dikatagorikan hidup didalam pemerintahan-Nya.
Ketika Tuhan mengucapkan kalimat yang meminta kesediaan kita untuk mengumpulkan harta di surga, hal ini merupakan cara Tuhan agar kita menghayati kehidupan kita sebagai warga Kerajaan Surga.
Sampai kita menyadari sedalam-dalamnya bahwa dunia ini bukan rumah kita.
Bahwa kita bukan berasal dari dunia ini. Bahwa kita telah mati bagi kesenangan dunia.
Ketika iblis gagal mencobai Tuhan Yesus menawarkan kesenangan-kesenangan dunia dan segala atributnya (Lukas 4:6-8), seperti itu juga orang percaya harus menang melawan berbagai macam tawaran-tawaran iblis yang membujuk kita untuk selalu hidup didalam kehendak diri sendiri yang semuanya itu adalah keinginan daging dan penuh dengan hawa nafsu yang berujung dosa.
Jika hati kita sudah secara total kita tanamkan di kerajaan Tuhan Yesus yang ada di sorga maka sampai tingkat ini iblis tentu tidak lagi bisa membujuk kita untuk menyembahnya lewat tawaran kesenangan-kesenangan hidup yang disediakan oleh dunia ini.
Dengan mematikan kesenangan-kesenangan diri sendiri berarti mengijinkan Tuhan untuk memiliki hidup kita seluruhnya untuk diarahkan kepada hidup yang sesuai seturut dengan kehendak-Nya

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar