Kamis, 19 Oktober 2017

JALAN YANG LEBAR ATAU JALAN YANG SEMPIT ?


Matius 7:12-14
12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Tuhan Yesus mengatakan bahwa "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi"
Didalam ayat ini sebenarnya memuat pengajaran Tuhan agar orang percaya hidup didalam kasih yang tulus terhadap sesama.
Tuhan Yesus mengajarkan orang percaya harus mengambil posisi diri yang memberi dampak bagi dunia yaitu sebagai garam dan terang dunia.
Didalamnya orang percaya mengambil bagian untuk memberi, bukan lagi menjadi orang yang menerima (Kisah Para Rasul 20:35), menolong, bukan lagi ditolong (Lukas 10:30-36), melayani, bukan lagi untuk dilayani (Matius 20:28).
Dengan demikian kita bisa melaksanakan hukum kasih yang telah memuat semua perintah hukum Taurat dan kitab para nabi.

Tuhan Yesus didalam mengajaran-Nya juga mengatakan bahwa jalan menuju kehidupan adalah jalan yang sempit dan sedikit orang yang bisa mendapatinya.
Ada 2 jalan yang tersedia bagi manusia.
Jalan bagi pengikut Kristus adalah sempit: terbatas dan tidak bebas, karena merupakan jalan yang penuh dengan tantangan dan penderitaan (Filipi 1:29 ; 2 Timotius 3:12).
Jalan sempit ini merupakan jalan kehidupan anak Tuhan yang tetap memilih hidup didalam kebenaran yang Injil ajarkan dan tidak lagi serupa dengan dunia ini.
Jalan yang sempit ini adalah jalan di mana umat Tuhan dipanggil untuk hidup mengikat kebebasan hidupnya hanya kepada Tuhan demi dapat dimiliki oleh Tuhan sepenuhnya, dipimpin oleh Roh-Nya untuk menjadi anak-anak Allah yang menuruti segala kehendak-Nya.
Orang yang tetap setia dan bertahan sampai akhir untuk terus berjuang dengan bertekun masuk ke jalan yang sempit ini, diujung hidupnya tersedia Mahkota Kehidupan Kekal yang dijanjikan oleh Tuhan (Yakobus 1:12).

Jalan lebar atau jalan yang luas adalah jalan yang membawa seseorang kepada kebinasaan kekal.
Untuk bisa memasuki jalan yang sempit, Tuhan mengatakan kita harus berjuang untuk bisa masuk ke dalamnya (Lukas 13:34), tanpa perjuangan kita tidak akan dapat masuk kedalamnya.
Perjuangan memilih jalan yang sempit adalah perjuangan melawan godaan memilih jalan yang lebar yang menawarkan keindahan kesenangan dunia melalui keinginan mata yang menggiurkan, perjuangan melawan manusia lama atau manusia daging yang senang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, perjuangan melawan keangkuhan hidup yang membuat kita menjadi tinggi hati dan sombong baik secara terang-terangan maupun secara terselubung.
Perjuangan ini membutuhkan ketekunan seumur hidup seseorang, dan tidak boleh berhenti sedikitpun apalagi menyerah karena orang yang berjuang saja Tuhan katakan hanya sedikit orang yang dapat memasukinya apalagi yang tidak ada didalam perjuangan membawa hidupnya menuruti kehendak Tuhan secara bertekun maka sudah dipastikan ia akan menuju jalan yang lebar, terdisqualifikasi dari jalan menuju kehidupan kekal yang sempit tersebut.
Fakta dunia ini menunjukkan bahwa manusia akan selalu diajak oleh kuasa kegelapan untuk memilih jalan yang banyak alternatif lain yang menuju jalan lebar, yang kelihatannya enak, indah, dan layak di kejar dan dimiliki sebagai kepuasan dan gaya hidup.

Ciri seseorang yang memilih jalan lebar ia adalah seorang yang tidak pernah peduli akan pertumbuhan rohaninya dihadapan Tuhan, ia tidak pernah mempersoalkan apakah dirinya dari waktu-waktu yang telah ia gulirkan setiap harinya mendapat perkenanan Tuhan atau tidak, ia tidak berjuang keras untuk mencari dan mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan secara bertekun.
Orang-orang Kristen yang menganggap kekristenan sebagai jalan yang mudah sering tidak sungguh-sungguh belajar kebenaran Tuhan sehingga tidak memiliki pertumbuhan rohani yang benar dihadapan Tuhan.
Mereka tidak punya kerinduan bertumbuh untuk mencapai tingkat rohani atau kesempurnaan karakter Kristus didalam dirinya demi menjadi mempelai Tuhan yang tak bernoda.
Ini dapat menimbulkan kepuasan rohani yang membuat mereka bersikap sombong atau angkuh; merasa bahwa mereka tidak perlu membenahi dirinya lagi.
Inilah kebutaan rohani, seperti yang dialami jemaat Laodikia (Wahyu 3:17). Seseorang yang sudah merasa puas atas hidup kerohaniannya, akan menjadi haus terhadap hal-hal duniawi, tenggelam didalam berbagai kesenangan-kesenangan yang ditawarkan oleh dunia ini.
Tetapi kalau seseorang haus dan lapar akan kebenaran, ia merasa puas atas hal-hal duniawi, dan tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk memburu harta kekayaan maupun kesenangan hidup dengan segala hawa nafsunya.
Orang-orang yang memilih masuk ke jalan yang lebar ialah mereka yang mau menikmati kenyamanan dunia dengan segala kesenangannya.
Mereka inilah kelompok orang yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang “mau menyelamatkan nyawanya, dan tidak mau kehilangan nyawanya” (Matius 10:39, 16:25; Markus 8:35; Lukas 9:24, 17:33; Yohanes 12:25).

Jalan menuju kehidupan adalah jalan yang sempit, sesak, dan sedikit orang yang masuk melaluinya. Ini jalan yang tidak disukai banyak orang, sebab jalan yang dituju ini adalah jalan yang penuh dengan perjuangan dan jalan yang sukar.
Tetapi inilah jalan kebenaran dalam Tuhan Yesus Kristus, yaitu jalan yang sukar dan sempit dimana tidak banyak orang tertarik untuk masuk ke dalamnya.
Penting sekali untuk kita ingat bahwa mengiring Tuhan Yesus berarti berjalan dalam pergumulan yang tidak pernah usai memikul salib, yaitu hidup dalam penyangkalan diri dan melayani Tuhan dengan tanpa batas melakukan segala kehendak-Nya.
Dalam Lukas 14:28–33 dipaparkan perumpamaan mengenai orang yang mau membangun sebuah menara dan raja yang mau maju berperang.
Sekali lagi kedua perumpamaan ini menegaskan bahwa mengiring Tuhan bukan hal yang murah dan gampang, melainkan sebaliknya, mahal harganya dan sulit.
Untuk menekankan betapa tidak mudahnya seseorang mengikut-Nya, Tuhan menegaskan agar kita menghitung dulu anggarannya.
Maksudnya adalah agar kita mempertimbangkan dengan serius keputusan untuk menjadi anak-anak Tuhan. Sebab jalan yang Tuhan tawarkan adalah jalan yang sempit dan sesak dan butuh perjuangan yang serius seumur hidup untuk setia bertekun memasukinya.

Kekristenan atau Injil harus diajarkan secara benar dan lengkap.
Kita dipanggil bukan saja untuk menjadi “orang beragama Kristen” yang hanya menikmati keselamatan jiwa atau mendapat jaminan masuk surga bila mati nanti, tetapi kita dipanggil untuk mengikut Tuhan Yesus sebagai murid-Nya, yaitu mengikuti seluruh jejak hidup yang telah diperagakan-Nya.
Setiap orang yang ingin mengikut Tuhan Yesus, harus membayar harga pengiringan untuk hidup dengan setia menuruti segala kehendak-Nya.
Keputusan kita untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus berarti kita memilih jalan yang sempit dan siap membayar harganya dan selalu berjuang tanpa batas melakukan segala kehendak-Nya, berjuang membenahi diri menjadi pribadi seperti yang diingini-Nya dan hidup didalam peragaan kasih dan kebenaran-Nya.

Lukas 13:23-24
23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar