Sabtu, 21 Oktober 2017

MENJADI UTUSAN TUHAN


Yohanes 20:21
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Allah menulis Dekalog yang dikenal dengan Kesepuluh Firman diatas loh batu (Keluaran 24:12; 31:18; 34:1-4).
Apa maksudnya?
Sebenarnya Tuhan dapat saja menulis diatas papyrus (sejenis kertas pada jaman dulu) atau menggunakan sarana lain.
Di sini Tuhan hendak menunjukkan kasih-Nya kepada manusia.
Dekalog atau Kesepuluh Firman diberikan kepada manusia sebagai wujud kasih-Nya.
Untuk itu hendaknya orang percaya tidak memandang keliru maksud Tuhan memberi hukum-Nya.
Di dalam Dekalog itulah Tuhan menyatakan hakekat-Nya, yaitu watak atau karakter Tuhan.
Ini harus benar-benar dimengerti.
Hukum diberikan Tuhan bagi umat bukan untuk membebani tetapi merupakan rambu-rambu yang menggiring umat kepada hidup keberkatan.
Jadi, kalau Allah menulis surat-Nya dengan jari-Nya sendiri itu untuk menunjukkan kasih Allah yang luar biasa. Ketika seseorang mengirim surat kepada seseorang yang dikasihinya pasti ditulis sendiri dengan tangan sendiri.
Seperti Paulus menulis surat dengan tangannya sendiri untuk menunjukkan cinta kasihnya kepada jemaat Tuhan (1Korintus 16:21; Galatia 6:11; Kolose 4:18; 2Tesalonika 3:17).

Hari ini Tuhan masih menulis surat dengan tangan-Nya sendiri.
Surat itu tidak ditulis di atas kertas, dan juga bukan di atas batu.
Tetapi Ia menulis surat-Nya di atas loh daging manusia yaitu didalam hati manusia (2Korintus 3:1-3).
Itulah sebabnya Tuhan memberikan dan menuliskan Firman-Nya di dalam hati orang percaya.
Tuhan membimbing orang percaya kepada segala kebenaran, agar mereka dapat menjadi surat yang Tuhan tulis kepada dunia.
Kehadiran orang percaya di tengah-tengah masyarakat adalah kehadiran kasih Tuhan, pertolongan Tuhan, firman Tuhan dan penampilan Tuhan sendiri.
Olehnya orang percaya tidak boleh lagi hidup suka-suka sendiri dan menggelar perilaku hidup yang sembarangan sebab selama ia hidup ia membawa reputasi Allah dalam setiap langkahnya.
Itu sebabnya orang percaya harus bertekun belajar Injil setiap hari agar selaras dengan pikiran, perasaan dan kehendak Tuhan dan memberi diri dipimpin oleh Roh Allah untuk selalu hidup ada didalam penurutan kehendak-Nya.
Orang yang tidak memberikan waktunya untuk belajar Injil dengan serius dan bersekutu secara pribadi dengan Tuhan setiap hari tidak akan dapat menjadi saksi Tuhan yang efektif ditengah dunia yang semakin jahat ini.

Tuhan mengasihi dunia ini dengan mengutus orang percaya ke dalam dunia (Matius 10:16; Yohanes 20:21).
Jadi perlu disadari selalu bahwa selama hidup dibumi ini, orang percaya adalah utusan-utusan Tuhan Yesus, duta-duta besar Tuhan yang diutus ke tengah-tengah dunia ini.
Orang percaya hidupnya tidak bisa memuliakan Tuhan jika ia belum dapat menjadi utusan Tuhan.
Maksudnya dapat menjadi saksi Tuhan dalam keselarasan kata-kata dan perbuatan. Tentu perbuatan disini perbuatan yang mengenakan kebenaran Injil-Nya, tindakan yang selalu selaras dengan pikiran dan perasaan Kristus, hasil buah tindakan dari penurutannya terhadap pimpinan Roh Allah dan bukan lagi hidup dalam kehendak diri sesuka hatinya.
Inilah sebenarnya yang dimaksud menjadi saksi yang bisa menggiring seseorang mendapatkan kemerdekaannya didalam Kristus.
Bukan saja dapat bersaksi dengan kata-kata, tetapi menjadi saksi dalam perbuatan.
Ketika lagu pujian yang dinaikan kepada Tuhan pada saat di gereja maupun diwilayah lainnya haruslah dapat dibuktikan dan tercermin dalam tindakan nyata setiap hari yang sesuai dengan isi pujiannya kepada Tuhan.
Jika tidak demikian maka setiap lagu pujian tersebut hanyalah merupakan kamuflase belaka yang tidak berarti sama sekali dan tidak dapat dinikmati dihadapan Tuhan.

Hidup orang percaya adalah hidup yang memuliakan Tuhan Yesus dengan segenap hidupnya.
Hidup orang percaya adalah hidup yang menunjukkan bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup, Ia Juru Selamat, Tuhan yang baik, penuh kasih, kudus dan lain sebagainya.
Hidup orang percaya membawa reputasi Allah. Jadi hendaknya dengan kesadaran penuh hidup orang percaya harus menunjukkan kualitas hidup yang unggul sebagai anak-anak Tuhan sebab hidup orang percaya ditunjuk oleh Tuhan menjadi kota yang terletak diatas gunung dimana hidupnya dilihat oleh orang sekitarnya, ia harus menjadi teladan hidup yang berdampak dan dapat dicontoh bagi orang disekitarnya, menjadi yang setia menghidupi nilai-nilai jalan kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan, berangkat dari sini maka nama Tuhan Yesus dipermuliakan.

Panggilan kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang bersedia menjadi utusan Bapa yang menampilkan pribadi seperti Bapa kita Tuhan Yesus. Inilah kehidupan sejatinya anak-anak Tuhan yang sejati yaitu dipanggil dan diutus oleh Bapa menjadi saksi-Nya ditengah-tengah dunia ini.
Bersaksi bukan hanya dengan kata-kata, tetapi menjadi saksi dalam segala tindakan/perbuatan yang selalu menghidupi jalan kebenaran Injil yang Tuhan Yesus ajarkan.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar