Selasa, 03 Oktober 2017

MELEPASKAN SEGALA SESUATU DEMI MEMPEROLEH KRISTUS


Filipi 3:7-8
7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Kerinduan dan kebutuhan hati Paulus adalah mengenal Kristus, berinteraksi dengan-Nya melalui persekutuan dalam penderitaan-Nya dan mengenal kuasa kebangkitan-Nya (Filipi 3:10). Kepenuhan kuasa Roh Kudus didapat melalui jalan salib, yaitu kematian terhadap diri sendiri.
Ini bertolak-belakang dengan orang-orang dunia yang pada umumnya membanggakan hal-hal yang berkaitan dengan kesuksesan karir, jabatan, pangkat, kedudukan dan nilai kekayaan yang diraihnya.
Paulus bersaksi dalam suratnya kepada jemaat di Filipi bahwa Kejayaan dan kemuliaan di masa lalunya sebagai seorang rabi, guru agama yang dihormati dikalangan orang-orang Yahudi tidak lagi bernilai karena pengenalan akan Kristus. Apa yang dahulu dianggap bernilai, sekarang ini menjadi sama seperti sampah.
Pengenalan Paulus adalah pengenalan dalam pengalaman iman, yang membawa Paulus kepada suatu proses identifikasi diri untuk menjadi serupa dengan Kristus. Hidup Kristus menjelma dalam dirinya sehingga hidup Paulus menjadi ungkapan atau terjemahan dari hidup Kristus sendiri. Semua hal yang bisa menghalangi proses untuk mengenal dan menjadi serupa dengan Kristus dibuangnya tanpa disisakan sedikitpun.
Kehidupan Paulus adalah kehidupan yang selalu berinreaksi dengan Tuhan.
Apa yang telah dilakukan Paulus dalam pelayanannya semua atas dasar kehendak dan rencana Tuhan, inilah buah dari hubungan interaksi yang harmoni antara Paulus dengan Allah yang disembah.

Mengenal Kristus berarti seseorang harus memiliki interaksi yang harmoni dengan Tuhan Yesus.
Kalau seseorang berinteraksi secara benar dengan Tuhan Yesus, maka salah satu cirinya adalah sikap hormat dan ketertundukannya kepada Pribadi Agung ini nyata sekali dalam hidupnya. Memang seharusnya demikian, seorang yang mengalami Tuhan Yesus, lebih menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa. Ia akan menyadari bahwa dirinya seorang berdosa, yang jika tidak ditebus oleh darah Yesus pasti terbuang ke dalam api kekal.
Kalau sekarang memiliki kesempatan untuk terhindar dari api kekal, dan berpotensi untuk menjadi manusia yang dilayakkan menjadi anggota keluarga Kerajaan, maka fokus hidup kita hanya ditujukan kepada hal ini.
Semua kegiatan hidup dan segala sesuatu yang kita miliki benar-benar hanya menjadi sarana untuk mewujudkan proyek bagaimana terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk ke dalam keluarga Kerajaan Allah.
Keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus adalah perubahan dari manusia yang berkodrat manusia (berkodrat dosa) menjadi manusia yang berkodrat Ilahi, sehingga disebut sebagai man of God (manusia Allah) yang memiliki cara hidup seperti Kristus telah hidup. Hal ini harus menjadi satu-satunya isi, makna, dan tujuan hidup ini.
Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus sebagai mendahulukan Kerajaan Surga.
Kita dapat membayangkan betapa mengerikan keadaan terbuang dari hadirat Allah. Betapa mengerikan bersama dengan kuasa kegelapan dan orang-orang jahat di dalam api kekal. Tuhan Yesus membuka pintu neraka di mana kita bisa keluar dari sana dan menuju pintu surga untuk masuk ke dalamnya. Kalau perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan menempuh jarak, tetapi perjalanan Kekristenan meninggalkan cara hidup manusia lama yang berkodrat dosa untuk masuk kedalam Kerajaan-Nya adalah perubahan manusia batiniah yang diperbahrui dari hari ke hari secara bertekun hingga memiliki keserupaan seperti Kristus.

Harus diingat bahwa semua pesta akan berakhir. Pesta di sini artinya kesenangan dan kebahagiaan hidup, seperti kebersamaan dengan keluarga, handai taulan, teman, menikmati barang-barang yang ada di bumi ini, menyaksikan pemandangan indah, makan minum, seks, dan lain sebagainya.
Segala keterikatan kesenangan yang ada di bumi dan keterikatan segala sesuatu yang kita miliki harus kita lepaskan sebagai syarat untuk memperoleh Kristus secara penuh (Lukas 14:33).
Memperoleh Kristus secara penuh artinya dapat memiliki cara hidup-Nya (menjadi anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi).
Kalau seseorang tidak mulai sekarang melepaskan ikatan segala sesuatu yang dianggap sebagai kesenangan hidup yang berasal dari fasilitas dunia ini, maka keadaan menjadi tragis kalau ia dipaksa untuk melepaskannya pada waktunya.
Sebab mereka yang terikat kepada dunia ini berarti tidak menyembah kepada Tuhan secara benar (Matius 6:21).
Mereka adalah orang yang tidak layak untuk Kerajaan Surga.
Dalam suratnya Paulus menyinggung hal mengenai : Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu (1 Korintus 15:32-33).
Pergaulan atau lingkungan yang buruk dapat merusak etika yang seharusnya tepat standar yang harus dimiliki anak-anak Allah.
Pengaruh cara hidup mengikuti pola orang-orang dunia telah membuat merosot etika pribadi anak-anak Allah. Hal ini bisa mengakibatkan seseorang tidak dikenal oleh Allah.

Keselamatan memang bukan karena perbuatan baik, sama sekali bukan karena jasa manusia. Terbukanya pintu neraka, yang membuat seseorang bisa keluar, dan terbukanya pintu surga di mana seseorang masuk adalah anugerah.
Tetapi semua itu harus diterima dengan iman. Iman bukan hanya pikiran yang setuju bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi Iman harus diterjemahkan melalui tindakan melepaskan keterikatan segala sesuatu kemudian hanya mengikatkan diri kepada satu Pribadi Yang Agung Allah Yang Maha Tinggi Tuhan kita Yesus Kristus.
Hanya kepada Dia sajalah kita berbakti dan mengabdikan hati kita dan memberi seluruh hidup untuk melakukan kehendak-Nya, menjadi saksi-Nya yang rela tidak lagi terikat dengan percintaan dengan dunia kemudian bertumbuh mengenakan manusia yang berkodrat Ilahi agar keharuman kebenaran dan kemuliaan Kristus bisa tercium oleh semua orang melalui peragaan cara hidup umat pilihan-Nya yang memiliki kesediaan hidup berkodrat Ilahi, hidup seperti moral kesucian seperti peragaan hidup Tuhan Yesus.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar