Senin, 23 Oktober 2017

MEMANDANG RENCANA BAPA


Matius 6:31-33
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Kita sudah mendapat gambaran yang jelas bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan keadaan segambar dengan Allah.
Artinya manusia dapat berpikir, bertindak dan melakukan segala hal sesuai dengan isi hati Tuhan dan perasaan Tuhan. Dalam hal ini manusia mampu berkenan dihadapan Tuhan, walaupun tanpa diberi peraturan, hukum dan syariat.
Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa melenyapkan kemampuan ini.
Oleh kematian Tuhan Yesus di kayu salib, Tuhan merebut kita dari tangan kuasa kegelapan.
Ia memberikan Injil-Nya dan Roh Kudus-Nya untuk menuntun, memuridkan dan mendewasakan, agar umat pilihan dapat dikembalikan kepada kemampuan semula itu.
Inilah maksud anugerah keselamatan itu diberikan, bagi umat yang mau menyambut anugerah-Nya dengan respon yang benar membawa hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus, yang hidupnya mau dituntun oleh Roh Kudus maka mereka akan dikembalikan kepada rencana besar Bapa sehingga mereka kembali menjadi ciptaan yang baru yang mengerti kehendak Bapa, melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan Bapa.
Oleh sebab itu jangan sia-siakan anugerah dan kesempatan ini. Jangan menjadi orang Kristen yang hanya mengenal liturgi gereja atau datang kebaktian, tetapi haruslah kita memandang rencana Bapa yang besar, yaitu mengembalikan manusia untuk segambar dengan Allah tersebut.
Bertumbuh dalam iman adalah proses pemulihan gambar Allah. Oleh sebab itu pikiran kita harus terus diisi oleh Firman Kristus setiap hari secara memadai, ini mutlak lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang kita upayakan dalam hidup ini.
Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan “mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”.
Untuk berfokus pada hal ini, pikiran kita tidak boleh dipenuhi keinginan-keinginan duniawi, kekhawatiran dan ketakutan terhadap hal-hal menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani. Bekerja keras memaksimalkan potensi tetap menjadi bagian yang harus kita kerjakan, tetapi dengan fokus hidup yang benar melakukan segala seauatu demi untuk kemuliaan Allah, kita tidak akan khawatir, sebab Bapa tahu dan mengerti apa yang kita butuhkan didalam hidup ini.

Semua yang kita lakukan dalam hidup ini haruslah menjadi sarana agar kita bisa memenuhi rencana besar Bapa; menjadi manusia yang memiliki moral berpikir dan bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Bapa, memiliki manusia batiniah yang selalu seirama dengan moral kesucian Bapa.
Kesempatan untuk dikembalikan kepada rancangan Bapa semula adalah anugerah yang tiada tara. Anugerah ini tidak dapat terbeli dengan uang.
Hal yang dapat menghambat pertumbuhan iman kita untuk dapat masuk kedalam rencana besar Bapa adalah percintaan akan dunia, semangat zaman yang mengarahkan manusia menjadi materialisme, cinta uang, cinta harta dan lain sebagainya.
Kita harus waspada sebab iblis memakai hal tersebut untuk memberi selubung dan balok besar dimata kita agar kita tidak dapat lagi memandang rencana Bapa sebagai hal yang terpenting untuk di penuhi.
Anugerah Bapa agar kita dapat kembali menjadi ciptaan yang baru yang serupa dan segambar dengan diri-Nya tidak terbeli oleh waktu, sebab bila waktu berlalu, hilanglah kesempatan.
Inilah yang dimaksud oleh Rasul Paulus dengan pernyataandalam suratnya untuk jemaat di Efesus : "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan" (Efesus 5:15-17).
Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan, manfaatkanlah waktu kita untuk menerima penggarapan dari Tuhan melalui Roh Kudus. Sampai suatu hari nanti kita didapati Tuhan memiliki kehidupan pribadi seperti yang diinginkan-Nya, dan Bapa bisa menyatakan bahwa kita adalah anak-anak yang berkenan kepada-Nya.

Bila kita memandang rencana Bapa, ketika kita mulai membuka mata pada setiap pagi hari, marilah kita tetapkan hati untuk berubah, yaitu bertumbuh menjadi pribadi yang mampu mengerti kehendak Tuhan, berpikir dan berperasaan seperti Kristus.
Ini tidak boleh dikalahkan oleh kesibukan dan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita harus selalu berpikir bahwa kesempatan untuk berubah akan segera lenyap, dan kita akan kehilangannya untuk selamanya.
Dengan demikian kita tidak lagi menyia-nyiakan waktu yang ada untuk terus bertumbuh menjadi anak-anak Allah yang selalu dapat mengenakan pikiran, perasaan dan karakter Kristus, peka dan mengerti akan kehendak Bapa untuk kita penuhi sebagai pengabdian diri kita kepada Bapa kita di surga.

Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar