Kamis, 05 Oktober 2017

MEMAHAMI TUJUAN DIADAKANNYA MUKJIZAT DALAM PERJANJIAN BARU


Matius 11:20-24
20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
21 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
23 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
24 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."

Dari pembacaan ayat diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan Tuhan mengadakan mukjizat supaya manusia berbalik kepada Allah dan bertobat dari cara hidup yang sia-sia.
Bertobat (Metanoia) artinya perubahan cara berpikir, perubahan mainset dari cara berpikir anak-anak dunia menjadi cara berpikir Kristus.
Goalnya supaya manusia yang menerima Dia mengenal kebenaran dan dikembalikan kepada rancangan Allah semula, hidup dalam moral yang berkodrat Ilahi yang serupa seperti Kristus.
Bagi umat Perjanjian Baru, mukjizat dilakukan untuk maksud yang berbeda dengan pemberian mukjizat dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yesus mengadakan mukjizat sebagai tanda untuk membuktikan bahwa Diri-Nya berasal dari Allah. Jadi, mukjizat diadakan dengan maksud agar bangsa Israel pada zaman penggenapan bisa mendengar kebenaran Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tanpa mukjizat, sulit bagi bangsa Israel memalingkan diri, membuka telinga untuk mendengar kebenaran Injil yang diajarkan oleh Yesus. Dalam hal ini, kita memperoleh pelajaran bahwa seseorang dapat berpaling untuk mendengar kebenaran Injil bukan karena hipnosis atau cara-cara yang supranatural, tetapi melalui proses natural, yaitu melihat mukjizat.
Percakapan antara Yesus dan Nikodemus dalam perjumpaan secara tertutup atau sembunyi-sembunyi menyingkapkan hal tersebut di atas. Dalam percakapannya dengan Tuhan Yesus, Nikodemus menyatakan: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya” (Yohanes 3:2).
Mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus memaksa seorang teolog Yahudi ini mengakui bahwa Yesus berasal dari Allah.
Jadi, sangat mudah dipahami alasan mengapa Yesus mengadakan mukjizat.
Jika Yesus tidak mengadakan mukjizat, masyarakat Yahudi pada waktu itu tidak akan mendengar dan memercayai pengajaran Yesus. Mereka hanya tahu bahwa Yesus adalah anak tukang kayu, manusia biasa seperti yang lain, saudara-saudara-Nya juga bersama-sama dengan Dia. Tanpa mukjizat tidak mungkin orang datang untuk mendengar apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Dengan mukjizat yang dilakukan Yesus, maka masyarakat Yahudi berbondong-bondong datang mendengarkan pengajaran-Nya. Segala sesuatu yang diajarkan-Nya itulah Injil, yaitu kebenaran yang dapat mengentaskan manusia dari belenggu kuasa dunia. Kebenaranlah yang memerdekakan (Yohanes 8:31-32) dan yang menguduskan (Yohanes 17:17). Dalam Roma 10:16-17, dikatakan bahwa Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan. Dengan penjelasan ini, maka sangatlah jelas bahwa kebenaran Firman atau pengajaran Injil memiliki peran yang sangat penting dalam proses keselamatan. Banyak orang Kristen hanya memahami kuasa darah Yesus yang menyelamatkan, tetapi tidak memahami bagaimana proses keselamatan berlangsung. Proses keselamatan tidak akan berlangsung tanpa menghidupi kebenaran Injil, karena Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16-17).
Dalam hal ini mukjizat merupakan petunjuk arah, yaitu mengarahkan umat Israel pada zaman itu untuk berpaling kepada Yesus guna mendengar kebenaran. Maka kita harus memahami bahwa kebenaran yang mengubahkan karakter sangat berperan dalam pertumbuhan rohani jemaat Tuhan. Mukjizat hanya sebagai petunjuk awal untuk mengarahkan jemaat kepada Tuhan guna belajar kebenaran yang memerdekakan. Mukjizat bukanlah tujuan atau goal-nya tetapi karakter yang diubahkan yang secara penuh mengenakan kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan didalam Injil atau hidup seperti Tuhan Yesus hidup inilah goalnya yang harus menjadi tujuan hidup orang percaya.
Jadi sangat keliru dan menyesatkan kalau mukjizat dijadikan sebagai tujuan atau goal dalam kehidupan orang percaya.

Ketika mukjizat menjadi tujuan, maka maksud tujuan keselamatan bisa meleset. Dalam hal tersebut, kesalahan pengertian mengenai mukjizat bisa sangat berpotensi membangun kegagalan terwujudnya keselamatan yang Allah maksudkan.
Di aspek lain, kesalahan pengertian mengenai mukjizat berpotensi besar menimbulkan penyalahgunaan atau manipulasi pelayanan untuk kepentingan yang lain, bukan untuk berita keselamatan. Dalam hal ini, kesalahan tersebut menciptakan kondisi di mana mukjizat menjadi komoditas untuk keuntungan materi dan kebanggaan pribadi.
Dunia kita hari ini sungguh sudah sangat gelap, maksudnya bahwa kegelapan bukan hanya terjadi di lingkungan orang-orang yang belum mengenal kebenaran Kristus atau yang tidak mengenal Allah dengan perbuatan jahat mereka yang bertentangan dengan moral dan etika hukum, tetapi kegelapan juga terjadi dalam lingkungan gereja. Kegelapan ada di dalam lingkungan gereja terjadi ketika banyak kepalsuan diajarkan melalui mimbar-mimbarnya dimana Yesus ditawarkan kepada jemaat hanya sebagai pemberi mukjizat pemulihan ekonomi dan kesembuhan secara fisik serta Pribadi yang hanya memberi jalan keluar dari setiap masalah tanpa mengajarkan maksud tujuan keselamatan itu diberikan supaya umat dapat hidup mengenakan kebenaran Injil/kehidupan anak-anak Allah yang sejati yang berkodrat Ilahi seperti Kristus telah hidup. Hal ini bisa terjadi tanpa disadari oleh jemaat yang mendengar dan tidak disadari pula oleh pemberitanya.

Mukjizat adalah petunjuk atau tanda awal agar seseorang datang kepada-Nya dan belajar kepada Pribadi-Nya.
Mukjizat bukanlah goalnya tetapi supaya orang percaya datang kepada Tuhan untuk belajar mengenakan karakter anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi.
Pemberitaan yang benar mengenai Yesus yang sejati adalah Tuhan Yesuslah jalan satu-satunya keselamatan dimana seseorang dapat mengenal jalan kebenaran yang sesungguhnya.
Keselamatan artinya usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula yang memiliki gambar dan rupa yang sama seperti diri-Nya dalam kebenaran, kekudusan dan kasih yang tulus.
Tidak ada satu pribadipun yang bisa datang kepada Bapa kalau tidak melalui Tuhan Yesus, ini berarti orang yang ingin datang kepada Bapa harus belajar kepada pribadi Tuhan Yesus, belajar cara hidup-Nya, belajar menjadi seorang murid yang mau ubahkan karakternya yang taat mengenakan kebenaran Injil sehingga kodrat Ilahi dapat terperagakan didalam hidupnya. Inilah saksi-saksi Kristus yang sejati yang dapat diutus menjadi saksi-Nya ditengah dunia yang gelap ini.
Orang percaya diutus untuk menghidupi kebenaran Injil Kristus dan memberitakan kebenaran-Nya dimanapun kakinya melangkah, sebab dengan menghidupi kebenaran Injil-lah seseorang membuktikan Iman percayanya kepada Tuhan Yesus dan yang mengasihi-Nya.
Dengan mengenakan kebenaran Kristus-lah seseorang dapat dimerdekakan dari segala ikatan dosa dan perbudakan percintaan dunia yang membinasakan.

Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar