Selasa, 18 Juli 2017

HIDUP BAGI KEPENTINGAN TUHAN


2 Korintus 5:14-15
14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Percaya kepada Tuhan Yesus bukan berarti dapat menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita, tetapi hidup untuk kepentingan-Nya. Konsekuensi menerima Yesus sebagai Kurios (Tuhan) berarti hidup kita disita untuk mengabdi kepada-Nya. Kebenaran ini hanya dapat dipahami dan dikenakan untuk orang yang sudah dikuasai kasih Kristus dan menyadari bahwa Kristus telah mati bagi mereka dan membeli mereka dengan harga yang sudah lunas dibayar (1 Korintus 6:19-20).
Harus disadari sedalam-dalamnya bahwa Kristus mati bukan bagi keuntungan-Nya tetapi demi kita. Tanpa kematian-Nya, kita dikurung dalam kekuasaan iblis dan digiring ke dalam kegelapan abadi. Ia datang untuk membebaskan kita. Penebusan itu mengakibatkan kita menjadi milik Allah secara penuh. Pemilikan Allah ini harus disadari supaya kita “tahu diri” untuk tidak lagi hidup untuk kepentingan pribadi namun untuk kepentingan Tuhan yang telah menebus kita.
Kalau kita tidak menyadari hal ini, kita tidak pernah menerima keselamatan menjadi milik yang pasti sebab kita tidak mengakui kepemilikan Kristus atas diri kita.

Hidup ini harus ada yang memiliki.
Orang yang menyadari bahwa ia ada dalam pemilikan Kristus maka ciri utamanya adalah ia selalu ada dalam penurutan yang mutlak kepada kehendak Allah setiap saat didalam hidupnya dan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan (Yohanes 14:12).
Jadi, “diselamatkan” berarti dikuasai menjadi milik Tuhan untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Kepentingan Tuhan atas hidup kita, kita dapat dikembalikan kerancangan-Nya menjadi anak-anak Allah yang dapat mengenakan kodrat Ilahi berjalan didalam kekudusan-Nya, menjadi saksi-Nya dan menularkan/mengajarkan cara hidup Injil Kristus kepada semua orang.
Tidak mengerti hal ini berarti juga kita tidak mengerti prinsip keselamatan.
Orang yang diselamatkan harus mempersembahkan hidupnya sepenuh bagi Tuhan.
Dalam Roma 12:1-2 Paulus menjelaskan arti ibadah, yaitu mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan. Ini artinya membudidayakan tubuh untuk kepentingan kehidupan sesuai dengan maksud Tuhan dan tidak menggunakan tubuh dalam bentuk perbuatan yang melanggar Firman Tuhan. Ini merupakan kewajiban agar anak-anak Tuhan meningkatkan kualitas kemampuan kerja dalam membudidayakan semua potensi yang ada di dalam dirinya untuk kemuliaan Tuhan (Yohanes 6:27) dan belajar kebenaran Alkitab untuk mengerti bagaimana menggunakan tubuh sesuai dengan Firman Tuhan.

Pernahkan kita benar-benar berperkara dengan Tuhan, yaitu apakah kita sungguh-sungguh kita telah termasuk manusia yang berdiri di pihak Tuhan atau tidak?
Apakah kita sungguh-sungguh telah mengabdi kepada Tuhan atau tidak?
Menjadi orang percaya, menjadi anak-anak-Nya bukan hanya untuk menerima fasilitas berkat-Nya, tetapi juga memberkati pekerjaan-Nya. Kita dipanggil untuk menderita bersama-sama dengan Dia (Filipi 1:29).
Paulus adalah sosok manusia yang benar-benar termasuk kelompok orang yang mengabdi kepada Tuhan.
Paulus bukan hanya sosok yang berjuang hidup bagi kepentingan Tuhan dalam memberitakan Injil Kristus namun ia juga pelaku firman yang melatih tubuhnya dan berusaha berkenan kepada Allah dalam seluruh perilakunya.
Inilah yang Tuhan kehendaki, agar kita memiliki pergumulan yang sama dengan Paulus. Kehidupan seperti itulah yang dikatakan sebagai “berpadanan dengan Injil” (Filipi 1:27). Injil yang merasuki seseorang akan menjadikan orang itu “pejuang bagi Kristus”. Kita belum dirasuki jiwa injil yang benar bila belum tampil sebagai “pejuang Kristus”.
Injil itu seperti ragi. Ragi itu pasti mengubah. Perubahan tersebut sampai tingkat radikal. Inilah yang diharapkan dan dikehendaki Tuhan bahwa kebenaran Tuhan menjadikan kita pejuang-pejuang Injil, pejuang kebenaran, pejuang bagi Kristus dalam menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya.
Bila tidak demikian, berarti Injil yang diterima salah. Tidak ada orang yang menerima Injil yang benar yang tidak menjadi pejuang bagi Kristus.

Tuhan Yesus berkata : barang siapa tidak mengumpulkan bersama Yesus, ia mencerai-beraikan (Lukas 11:23).
Merupakan keharusan untuk membantu (melayani) Tuhan bagi kepentingan-Nya. Dalam hal ini orang Kristen yang dewasa berpendirian bahwa ia tidak berhak menuntut Tuhan tetapi Tuhanlah yang berhak menuntutnya sebab hidupnya telah dibeli untuk hidup bagi kepentingan-Nya.
Orang Kristen yang dewasa tidak hanya melibatkan Tuhan dalam masalahnya, tetapi melibatkan dirinya dalam masalah pekerjaan Tuhan. Harus disadari bahwa setiap orang yang telah ditebus, maka hidupnya bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk hidup bagi Dia yang sudah mati bagi dia, yaitu hidup bagi Yesus.
Tuhan Yesus menuntut ketegasan kita, kepada siapa kita bersekutu dan untuk siapa kita hidup. Dunia adalah sebuah realitas yang harus dihadapi dengan serius. Kita tidak boleh plin-plan, karena sangat berbahaya.
Banyak orang Kristen yang tidak hidup serius. Mereka seperti orang yang sedang tidur. Mereka dibuat iblis kehilangan arah hidup Kekristenan yang benar.
Oleh sebab itu kita harus selalu berjaga-jaga dan giat dalam bekerja bagi kepentingan Tuhan dengan segenap hati, hal ini adalah harga mati bagi orang percaya yang hidupnya ada didalam kepemilikan Kristus.

Filipi 1:29
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar