Senin, 31 Juli 2017
IKUT MENDERITA BERSAMA KRISTUS4
Roma 8:17
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Sesungguhnya hasil pimpinan Roh Kudus membuat dilahirkannya roh/gairah, spirit, semangat yang sama seperti yang ada pada Roh Kudus dan bila dituruti akan membuat seseorang memiliki roh Kristus, artinya memiliki kehidupan yang berkualitas seperti Yesus.
Sampai pada level ini seseorang dapat diajak menderita bersama dengan Tuhan.
Dalam Roma 8:17 Firman Tuhan mengatakan: “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.
Kepada Anak Tunggal-Nya, Bapa berjanji akan mempermuliakan-Nya, artinya memberikan kemuliaan yang Bapa pernah berikan sebelum dunia dijadikan dan sebelum Ia turun ke bumi berinkarnasi sebagai manusia (Yohanes 17 : 3-5).
Orang percaya yang menjadi anak-anak Allah juga menerima janji-janji Allah Bapa bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Tetapi untuk menerima kemuliaan bersama-sama dengan Kristus, memiliki syarat. Syaratnya adalah ikut menderita bersama dengan Dia. Menderita bersama dengan Yesus maksudnya adalah menyediakan diri memikul beban yang Tuhan percayakan demi menyelesaikan tugas yang Ia percayakan kepada anak-anak-Nya baik kehidupan sebagai murid Tuhan yang terus mau diubahkan hingga menjadi berkualitas seperti Kristus telah hidup (berkualiatas dalam ketaatan, kasih dan dalam seluruh tindakannya sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus) sehingga dapat menjadi pengubah dan membawa jiwa untuk menjadi murid Kristus yang memiliki kualitas seperti Kristus telah hidup.
Salib yang dipikul oleh Tuhan Yesus adalah penderitaan demi keselamatan orang lain. Salib kita masing-masing juga kita pikul demi keselamatan sesama. Semua orang percaya harus memiliki salibnya sendiri.
Tentu saja sebelum kita memikul salib kita sendiri, kita telah mengerjakan dan memiliki keselamatan. Sebenarnya kalau seseorang benar-benar mengalami keselamatan, maka ia pasti mengusahakan agar orang lain juga mengalami keselamatan.
Orang-orang seperti ini akan berani membayar berapa pun harganya, sebab nilai jiwa manusia lebih berharga dari semua kekayaan dunia ini. Nilai jiwa manusia tidak terhingga. Orang yang sudah mengalami keselamatan, akan mengisi hidupnya (selain terus berusaha mengerjakan keselamatannya, yaitu bagaimana menjadi anak Allah yang sempurna atau ideal) dengan mengusahakan orang lain juga mengalami kesempurnaan didalam Kristus.
Untuk melakukan ini, maka segenap hidup dipertaruhkan atau dikorbankan, baik tenaga, waktu, pikiran, harta dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan sebagai pengabdian kepada Tuhan.
Pengorbanan segenap hidup yang dipersembahkan oleh anak-anak Allah yang baik, akan sampai pada taraf “tidak menyayangkan nyawanya dalam pengabdiannya kepada Tuhan”.
Inilah prajurit yang baik, yang rela menderita demi tugas yang disandangnya.
Penderitaan inilah yang dimaksud dengan salib kita masing-masing.
Penderitaan tersebut akhirnya menjadi kenikmatan dan kebanggaan, Paulus berkata bahwa ia bermegah dalam penderitaan salib. Maksud pernyataan ini adalah bahwa Paulus bangga jika harus mengalami berbagai kesulitan hidup, bahkan penderitaan demi pelayanan pekerjaan Tuhan, di manapun ia memberitakan Injil.
Paulus sangat percaya bahwa penderitaan yang dialami akan mengerjakan sesuatu yang sangat berharga dan mulia di kekekalan.
Apa yang ditabur tidak sia-sia. Ia akan menuainya di kekekalan. Itulah sebabnya ia memandang penderitaan yang dialaminya sebagai “karunia” (Filipi 1:29).
Karunia artinya pemberian yang sangat berharga. Ternyata tidak banyak orang yang menjadi umat pilihan Allah yang benar-benar terpilih, dan sudah mengerti kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu. Hanya orang yang mengerti kebenaran yang rela menderita bersama dengan Tuhan Yesus. Kitalah yang harus terus berusaha menjadi umat pilihan yang benar-benar terpilih.
Kalau tidak ada salib Kristus, maka tidak akan pernah ada salib-salib lainnya. Hendaknya kita tidak memandang salib sebagai suatu beban, tetapi sebagai suatu kesempatan untuk memperoleh harta abadi yang tiada tara. Dengan salib kita masing-masing, maka Bapa juga menyediakan masa depan yang penuh harapan maksudnya tanpa salib, seseorang tidak akan dapat kesempatan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Inilah yang menjadi sumber kebahagiaan dalam diri orang percaya, yaitu mereka yang mengalami aniaya karena Kristus.
Penderitaan bersama-sama dengan Kristus mendatangkan kemuliaan.
Inilah target satu-satunya didalam hidup orang percaya dimana setiap anak-anak Tuhan yang telah dipanggilnya dapat terpilih menjadi anggota keluarga kerajaan Allah yang dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan yang dalam hidupnya selalu mengambil bagian didalam memikul beban pekerjaan Tuhan, salibnya setiap hari, penderitaan bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus dalam mencari yang terhilang untuk ditemukan kembali menjadi murid Kristus yang tidak serupa lagi dengan dunia ini.
Matius 10:38-39
38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar