Kamis, 13 Juli 2017

MENAKLUKKAN AKAL BUDI KEPADA HUKUM ALLAH


2 Korintus 10:3-5
3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi,
4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.
5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.

Rasul Paulus tegas mengatakan bahwa ia sendiri secara sadar menaklukkan pikirannya/akal budinya kepada Kristus.
Hal ini menunjuk bahwa Paulus selalu bertindak menurut gairah pikiran Kristus.
Inilah yang dimaksud hidup menurut roh (2 Korintus 12:18).
Hidup menurut roh dalam konteks ini menunjuk suatu hasrat atau gairah, yaitu gairah yang lahir dari pimpinan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Dengan demikian hidup menurut roh artinya seseorang memiliki gairah Kristus di dalam kehidupannya, dan menuruti roh (gairah) tersebut.
Proses dipimpin oleh Roh yang membuat seseorang hidup menurut roh harus diawali dari penebusan atas manusia berdosa melalui darah Tuhan Yesus di kayu salib.
Itulah sebabnya dalam Roma 8:3-4 tertulis: "Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut roh".
Ini barulah langkah awal yang dilakukan oleh Tuhan, tanpa peran kita sama sekali.
Tetapi selanjutnya orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus harus dengan ketat mewarnai hidupnya, mengisi pikiran dengan Firman Tuhan setiap hari secara memadai dan meninggalkan cara hidup yang sia-sia yang diwarisi dari nenek moyang (1 Petrus 1:17-18), yaitu dengan cara hidup menurut roh bukan menurut daging agar terbebas dari penghukuman.

Itulah sebabnya Roma 8:12-13, tertulis bahwa orang percaya berhutang bukan untuk hidup menurut daging, tetapi hidup menurut roh. Dengan demikian, setiap orang percaya tidak bisa tidak, harus hidup menurut roh, bukan menurut daging. Orang yang masih hidup dalam daging pasti binasa.
Orang percaya dipanggil tidak untuk hidup menurut daging, tetapi menurut roh.
Sebab hanya orang yang hidup menurut roh yang tidak ada dalam penghukuman.
Dari pernyataan Paulus tersebut jelas sekali kebenaran bahwa bebas dari penghukuman tidak secara otomatis diterima atau dialami semua orang Kristen yang hanya dengan mulut mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan yang merasa hatinya percaya atau pikirannya setuju terhadap status Yesus tersebut.
Harus selalu kita sadari bahwa percaya kepada Tuhan Yesus tidak berhenti dipengakuan dibibir saja tetapi harus dibuktikan melalui tindakan iman dalam penurutan terhadap kehendak Allah, mengikuti seluruh jejak hidup yang telah diteladankan oleh Tuhan Yesus (1 Petrus 2:21).
Bebas dari penghukuman hanya terjadi atau berlaku atas mereka yang tidak hidup menurut daging, tetapi hidup menurut roh, dengan cara inilah orang percaya dapat menghargai karya penebusan yang ditelah dikerjakan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Berkenaan dengan hal ini kita semakin mengerti bahwa yang dikatakan sah sebagai anak-anak Allah dihadapan Allah adalah mereka yang hidupnya dipimpin Roh Allah (Roma 8:14).

Paulus menyatakan : Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut roh, memikirkan hal-hal yang dari roh.
Orang yang hidup dalam daging adalah orang yang tidak hidup sesuai dengan pikiran, perasaan dan kehendak Allah.
Bagi bangsa Israel sebelum zaman anugerah, perkenanan atau kehendak Allah diukur dengan taat melakukan hukum Taurat, tetapi di zaman Perjanjian Baru, perkenanan Allah diukur dengan hidup atau berperilaku selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Itulah sebabnya kita harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Filipi 2:5-7).
Memiliki pikiran dan perasaan Kristus sama artinya memiliki roh Kristus atau ketaatan sama seperti Kristus telah hidup yang makanan-Nya hanya melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Hal ini sama dengan hidup menurut roh.
Inilah yang diusahakan Paulus bahwa dengan sungguh-sungguh ia menaklukkan akal budinya kepada hukum Allah, sekalipun ia masih mengenakan tubuh yang terikat dengan kodrat dosa (Roma 7:25).
Hukum Allah di sini merupakan kebalikan dari hukum dosa (hamartia). Jadi hukum dosa (hamartia) menunjuk kepada kodrat dosa, sedangkan hukum Allah dalam konteks ini menunjuk kepada kodrat Ilahi atau standar kesucian Allah.
Usaha menaklukkan akal budi kepada hukum Allah (kodrat Ilahi yang berstandar kesucian Allah) merupakan usaha untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus agar menghasilkan hidup menurut roh.

Perjalananan hidup yang terus menerus taat dipimpin oleh Roh Kudus menghasilkan hidup menurut roh/gairah spirit atau hasrat yang sama seperti yang ada pada Roh Kudus yang memimpinnya.
Inilah hidup kemerdekaan yang sejati dimana seseorang memiliki pembebasan dari hukum dosa atau kodrat dosa atau hidup dari keinginan daging atau hidup yang tidak sesuai dengan pikiran Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar