Senin, 24 Juli 2017

MENGHIDUPKAN KARAKTER ANAK ALLAH


Yohanes 1:11-12
11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

Menjadi masalah yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya adalah bagaimana menghidupi karakter Anak Allah di dalam dirinya. Adalah kasih karunia kalau manusia dimungkinkan menjadi anak-anak Allah.
Bukan hanya statusnya, tetapi benar-benar bisa berkeadaan/berkarakter seperti yang pernah diperagakan oleh Tuhan Yesus selama mengenakan tubuh manusia, sehingga patut atau layak disebut anak Allah.
Hanya oleh korban Tuhan Yesus hal ini dimungkinkan. Inilah yang disebut sebagai anugerah, hal mana tidak pernah ada di Perjanjian Lama atau dalam agama dan keyakinan manapun.

Untuk bisa benar-benar berkeadaan sebagai anak-anak Allah seseorang harus mengalami proses dilahirkan oleh Allah untuk menjadi manusia baru yang dikembalikan kepada rancangan-Nya semula (segambar dan serupa dengan Allah).
Dilahirkan oleh Allah untuk menjadi segambar dan serupa dengan Allah ini maksudnya adalah menjadikan nurani orang percaya menjadi nurani Ilahi. Sampai pada taraf menjadi nurani Ilahi inilah seseorang baru bisa dikatakan sudah mengalami kelahiran baru. Perubahan nurani ini bisa terjadi kalau seseorang mengalami pembaruan pikiran terus menerus oleh kebenaran Firman Tuhan, baik secara logos atau rhema. Hal ini hanya bisa terjadi oleh pekerjaan Roh Kudus, selama seseorang memberi diri atau meresponi penggarapan-Nya.

Harus diingat ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa hal ini mengakibatkan kita semua adalah anak Adam yang memiliki gambar dan rupa Adam (Kejadian 5:3) dan tidak lagi segambar dan serupa dengan Allah.
Puji syukur kepada Allah kita Tuhan kita Yesus Kristus oleh kasih karunia-Nya Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, dan semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yang bernurani Ilahi yang bisa sepikiran dengan Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Oleh sebab itu seseorang yang menerima Yesus sebagai Tuhan harus mengalami kelahiran baru melalui proses melalui Air dan Roh (Yohanes 3:5). Dilahirkan oleh Air artinya kesediaan seseorang mati bersama-sama dengan Kristus, mati dari dosa, mati dari perbuatan daging kemudian hidup sebagai manusia baru yang mengenakan pikiran Kristus yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dilahirkan dari Roh artinya kesediaan seseorang meresponi pimpinan Roh Kudus dan mentaati hasrat atau gairah dan kehendak yang ada pada Roh Kudus yang memimpinnya.
Kelahiran baru akan menempatkan seseorang sebagai anak-anak Allah, sebab berkeadaan sebagai anak Allah yang setiap saat hidup menuruti gairah yang ada pada Roh Kudus yang memimpinnya. Oleh kasih karunia di dalam Yesus Kristus kita dapat memiliki keberadaan sebagai anak Allah yang segambar dan serupa dengan Allah.
Inilah rancangan semula Allah yang harus dipenuhi oleh mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Dengan demikian orang percaya harus memasuki perjuangan mengalami kelahiran baru dan perubahannya yang terus menerus bertumbuh secara normal mengembangkan benih atau kodrat Ilahi atau manusia Allah di dalam dirinya.

Kelahiran baru tidak dapat terjadi secara otomatis/tanpa respon manusia tersebut.
Alkitab menggunakan istilah kelahiran untuk proses ini, yang dalam teks aslinya adalah gennao (γεννάω) yang artinya dilahirkan dari atas, tentu saja hal ini memiliki kesejajaran atau paralel dengan proses kelahiran anak manusia. Kelahiran dimulai dari pertemuan benih pria (sperma) dengan sel telur (ovum), kemudian menjadi zigot. Zigot berkembang terus menjadi janin dalam kandungan.
Selama 9 bulan janin harus dikandung, yang merupakan masa inkubasi, untuk siap dilahirkan ke luar dari rahim ibu.
Hal ini sejajar dengan iman datang dari pendengaran, pendengaran oleh Firman Kristus. Untuk menjadi iman perlu proses mendengar. Tentu tidak cukup satu kali mendengar khotbah, atau membaca satu buku, tetapi melalui proses yang panjang. Dalam hal ini dibutuhkan respon yang memadai dari setiap individu untuk tekun mengalami pembaharuan pikiran oleh Firman Tuhan dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Kalau seseorang tidak tekun mendengar atau menerima Firman, bagaimana bisa memiliki iman? Firman di sini dalam teks aslinya adalah rhema (ῥῆμα), artinya Firman Tuhan yang dialami atau diterima dalam situasi konkret. Hal ini bisa terjadi melalui pengalaman hidup di mana Roh Kudus berbicara kepada seseorang.
Suara Roh Kudus itulah rhema.
Tentu orang bisa menangkap rhema kalau memiliki logos yang benar.
Logos adalah pengertian mengenai Fiman Tuhan yang dipelajari dari Alkitab, baik melalui khotbah langsung, buku, radio, televisi, internet dan lain sebagainya.
Seorang yang tidak memiliki logos yang benar tidak akan mendengar rhema yang benar pula.

Kalau untuk pertumbuhan janin dibutuhkan nutrisi dan pemeliharaan yang serius dan benar, maka paralel dengan hal ini, maka pertumbuhan rohani membutuhkan baik logos maupun rhema. Inilah yang disebut sebagai menghidupi karakter Ilahi atau karakter anak Allah dimana seseorang tidak sedang berjalan ditempat tetapi terus bertumbuh mengembangkan kodrat Ilahi didalam perilakunya.
Fokus hidup harus mengerucut hanya pada kepentingan bertumbuhnya benih Ilahi atau karakter anak Allah tersebut. Dalam hal ini respon manusia sangat dibutuhkan.
Jadi kalau dikesankan bahwa lahir baru adalah sesuatu yang mudah terjadi bahkan bisa otomatis karena kasih karunia, maka tidak akan ada perjuangan yang memadai dan proporsional dari individu untuk mengenal Pribadi dan kehendak Allah yang memiliki kehendak dan rencana untuk digenapi oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Menyadari hal ini maka target yang harus kita capai adalah bagaimana “mematikan” monster manusia lama di dalam diri kita, kemudian mengenakan manusia baru yang terus bertumbuh kuat dan berakar didalam kebenaran Firman Tuhan, sehingga pikiran dan perasaan Kristus yang mencengkeram dan menguasai hidup kita. Karena memang inilah yang dikehendaki oleh Tuhan, agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Inilah yang dimaksud perjuangan menghidupkan karakter anak Allah yang bernurani Ilahi yang dapat menjadi saksi-Nya dalam perkataan, perbuatan dan seluruh keberadaannya.
Suatu hari kalau kita menghadap Bapa di surga, Ia menemukan karakter Tuhan Yesus dalam hidup kita dimana Tuhan telah menjadi yang sulung diantara semua orang-orang percaya.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar