Sabtu, 29 Juli 2017

KASIH BAPA KEPADA YANG TERHILANG


Matius 18:10-14
10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
11 (Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.)"
12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Pengajaran Tuhan Yesus dilanjutkan dengan menekankan penghargaan kepada mereka yang kecil. Penghargaan yang Tuhan sendiri nyatakan dengan adanya malaikat mereka di surga yang memandang wajah Bapa.
Apakah maksudnya malaikat mereka di surga?
Para malaikat di surga adalah bala tentara Allah yang hidupnya hanya bagi kemuliaan Allah yang melayani Allah dengan ketaatan yang mutlak.
Tuhan menginginkan setiap anak-anak Tuhan memiliki ketaatan yang mutlak kepada pemerintahan-Nya khususnya dalam menjadi pelayan-pelayan kebenaran dalam hidup ditengah-tengah dunia yang jahat ini.
Setiap anak Tuhan tidak boleh mengambil bagian sebagai penyesat-penyesat yang mengarahkan seseorang untuk hidup mencintai dunia dengan segala kesenangannya.
Sebab hal sama dengan seseorang sedang menjerumuskan anak kecil ke dalam dosa yang disebut oleh Tuhan Yesus sebagai penyesat.
Tuhan membenci penyesat-penyesat yang merusak jiwa anak kecil.
Tuhan mengajarkan bahwa hanya dengan hidup menjadi seperti anak kecil yang mau belajar untuk rendah hati yang hidupnya mau taat dipimpin oleh Allah yang akan merasakan hidup sebagai anggota Kerajaan Allah yang dapat seiring dan seirama dengan apa yang diinginkan atau yang dikehendaki oleh Allah (Matius 18:3-5).

Pengaruh dunia yang jahat serta berbagai filosofinya yang menawarkan harta kekayaan, pangkat, kehormatan, hobi, hiburan, barang branded serta hal lainnya menjadi sebagai tujuan kebahagiaan hidup yang wajib dicapai menyebabkan menyimpangnya seorang anak Tuhan dari panggilan/tujuan hidup yang sebenarnya, bangunan iman seorang anak Tuhan menjadi rusak dan akhirnya ambruk oleh daya tarik dunia dan pengaruhnya yang kuat memikat hati setiap orang sehingga gagal menerima mahkota kekal yang dijanjikan oleh Allah.
Kita harus menyadari betul bahwa percintaan akan dunia ini adalah sikap hidup yang membangun permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4).
Kita patut belajar untuk senantiasa beriman seperti Abraham yang beriman kepada Allah, Abraham taat dan rela melepaskan segala kesenangannya di negeri Ur-Kasdim sampai menyerahkan Ishak anak kesayangannya untuk dipersembahkan kepada Allah.
Seperti Allah memanggil Abraham keluar dari cara hidup lamanya di negeri Ur-Kasdim demikian juga kita dipanggil keluar dari dunia ini menuju hidup baru yang tidak serupa dengan cara pola hidup dunia pada umumnya.

Setiap anak Tuhan yang dipanggil oleh Tuhan dari pola kesesatan hidup dunia ini harus memperagakan hidup dengan penurutannya kepada kehendak Allah secara mutlak dan hidup mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Allah dan kehendak-Nya untuk dikenakan.
Dengan demikian yang patut menjadi tujuan hidup anak-anak Tuhan pada akhirnya adalah menjadikan dirinya untuķ dimuridkan oleh Tuhan sehingga dapat mengenakan kodrat Ilahi yang dikembalikan Allah kepada rancangan-Nya yang semula dimana gairah yang ada pada Allah juga dimiliki oleh anak-anak-Nya sehingga selalu seirama dalam pikiran dan kehendak.
Dari sini seorang anak Tuhan baru dapat menjadi saksi-Nya secara benar yang dapat menjadi garam dan terang dunia yang tidak akan terpengaruh dengan segala filosofi dunia dengan segala keindahannya.
Seperti Tuhan mencari yang sesat dan terhilang untuk ditemukan kembali kita pun juga diutus oleh Tuhan untuk mencari yang terhilang.
Seperti seorang anak kecil yang dikasihi Tuhan dimana para malaikat yang ditugaskan-Nya untuk melindungi mereka. Ia tidak akan membiarkan yang hilang dan tersesat.
Ia mengasihi yang tersesat. Ia sendiri akan bertindak sebagai Gembala dan terus mencari yang sesat sampai kembali ke menjadi milik-Nya.

Kalau seorang gembala akan meninggalkan 99 domba-dombanya yang tidak sesat untuk mencari satu domba yang terhilang, demikian juga Bapa di surga tidak ingin satu pun dari anak-anak-Nya terhilang.
Terhilang karena tidak percaya Tuhan dalam arti tidak memiliki penurutan/ketaatan secara mutlak kepada Tuhan, terhilang karena ajaran yang sesat yang mengarahkan seseorang menggunakan Tuhan untuk meraih harta dunia dengan segala kesenangannya, terhilang karena terus berada di dalam dosa, maupun terhilang di dalam jerat yang ditebarkan oleh si jahat, semua ini tidak diinginkan oleh Bapa di surga. Jika yang terhilang itu adalah anak-Nya yang telah dipilih-Nya, maka pasti Dia akan cari hingga dimenangkan kembali.
Tuhan begitu mengasihi kita sehingga ketika kita tersesat, Dia akan meninggalkan yang lain untuk mencari kita.
Hendaknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan demi kesempatan yang diberikan Tuhan supaya kita bertobat dari cara hidup kita yang sia-sia yang kita warisi dari kehidupan nenek moyang (1 Petrus 1:18).
Seseorang yang tidak meresponi atau menunda hidup kembali dalam pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus kelak akan tidak dikenal oleh Tuhan sebab ia tidak melakukan kehendak Bapa dimana Bapa telah mengutus Roh Kudus untuk mengajarkan kebenaran dan kehendak-Nya untuk dikenakan. 

Di akhir zaman ini kita harus mewaspadai pengajaran para gembala-gembala palsu yang menyamar sebagai malaikat terang.
Mereka orang-orang upahan yang hanya mau cari keuntungan pribadi.
Mereka orang-orang yang sangat jahat, setan yang menyamar menjadi pelayan Kristus. Mereka menyesatkan jemaat Kristus dengan khotbah-khotbah mimpi mereka, dengan kalimat-kalimat janji yang hanya memuaskan hawa nafsu dan keserakahan manusia.
Mereka secara sadar maupun tidak adalah utusan iblis di dalam gereja Tuhan yang membuat para domba tersesat dan menjauh dari kebenaran Tuhan.
Jemaat diperbolehkan meraih sebanyak-banyaknya melalui apa yang ditawarkan oleh fasilitas dunia sebagai kebahagiaan hidup dan Tuhan diminta untuk mewujudkan segala keinginan yang sebenarnya adalah berisi hawa nafsunya yang dibungkus dengan doa-doa seolah-olah ia sedang berurusan dengan Tuhan dan sedang mengandalkan-Nya.
Hal yang lain yang perlu kita waspadai adalah adalah domba Tuhan tersesat karena dia lebih memilih untuk mendengarkan dirinya sendiri dan menolak firman Tuhan, menolak pimpinan Roh Kudus yang memimpinnya.
Merasa diri lebih pintar dari Tuhan dan merasa tidak memerlukan Tuhan.
Domba Tuhan juga disesatkan karena hawa nafsunya dan keberdosaan yang membelenggu dan memperbudak oleh pola hidup dunia ini.

Mari kita belajar melihat kasih Tuhan yang besar kepada kita.
Dia mengasihi dan memanggil kita menjadi anak-Nya.
Apakah alasan Dia mencari kita ketika kita terhilang?
Mengapa Dia tidak membiarkan kita terhilang, membuang kita, atau menghukum kita? Bukankah kita lebih pantas menerima hukuman-Nya?
Pemberontakan kita jauh lebih jahat daripada pemberontakan seekor domba yang tersesat. Pemberontakan kita lebih mirip pemberontakan seekor anjing yang menggigit tangan tuannya ketika tuannya sedang memberi dia makan. Pemberontakan kita lebih mirip pemberontakan seorang budak yang dibebaskan dan dipelihara hidupnya oleh seorang tuan, tetapi merampok dan memukul tuan itu, bahkan menghina dia dengan cara yang sangat kejam.
Kita telah melemparkan hinaan dan hujatan kepada Tuhan ketika kita berdosa kepada Dia. Tetapi Dia tetap melihat kita seperti seekor domba kecil yang tengah tersesat.
Alangkah besarnya kesabaran dan kasih Allah. Kalau kita menunda pertobatan kita kepada Tuhan, kita bukanlah domba.
Kita serigala buas yang lapar, siap merampok, mengoyak, dan membunuh siapa pun demi kepentingan kita sendiri. Tetapi Tuhan mencari kita seperti seorang mencari domba, bukan serigala buas. Dia tidak datang dengan senjata dan jaring. Dia datang dengan seruan-Nya memanggil kita pulang.
Inilah anugerah yang besar itu, Tuhan akan mencari domba-Nya yang hilang. Dia akan memanggil kembali melalui teguran firman-Nya. Dia akan memberikan ketidaktenteraman di dalam hati orang-orang yang sedang memberontak dan menolak Dia.
Dia akan memberikan teguran-Nya yang keras dan peringatan-Nya melalui berbagai peristiwa dihidup kita baik berupa sakit penyakit maupun penderitaan hidup lainnya sehingga benar-benar seseorang kembali mengenakan bagian didalam kekudusan-Nya.
Dia akan memanggil kembali domba-Nya itu dengan cara-Nya, entah dengan hajaran, teguran keras, seruan peringatan, panggilan lemah lembut, pukulan tongkat, apa pun yang diperlukan supaya domba itu pulang kembali. Pertanyaan yang kita jawab dengan serius hari ini adalah : Apakah kita sedang terhilang? Setiap orang yang menjauhi Tuhan, menjauhi persekutuan, menjauhi kebenaran firman, menjauhi kehidupan doa yang intim dengan Tuhan, dia sedang terhilang.
Celakalah orang yang terhilang tetapi dia tidak sadar kalau dia sedang terhilang.
Berbahagialah orang yang sadar dia sedang terhilang dengan segala jeritan, rintihan dihatinya yang memiliki komitmen penuh bertobat dengan serius kepada Tuhan akhirnya membuat dia kembali kepada panggilan Sang Gembala yang sedang mencari dia untuk dikembalikan kepada rancangan-Nya semula.

Sampai kapankah kita mau menjadi domba yang hilang?
Tidak tahukah kita bahwa Tuhan tidak menginginkan kita terus berada dalam keadaan terhilang?
Kapankah terakhir kali kita merasakan kehangatan persekutuan dengan Dia?
Kapan terakhir kali kita menyadari keagungan firman-Nya dan kebesaran kasih-Nya yang mau mendengar doa-doa seruan pertobatan anak-anak-Nya?
Tetapi jika kita terus keraskan hati, terus menolak Dia, terus merasa kita berhak kecewa kepada Dia, maka kita akan terus di dalam ketersesatan kita.
Jangan keraskan hati, jangan menolak suara-Nya yang memanggil kita kembali kepada-Nya. Kembalilah hari ini juga karena Dia mau mendapatkan kita, menggendong kita, dan bersukacita bersama-sama dengan seluruh pasukan bala tentara malaikat di surga karena domba yang terhilang kini telah kembali ke dalam kawanan yang dipimpin oleh Sang Gembala yang agung, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 3:19  Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar