Sabtu, 01 Juli 2017

BARTER HIDUP SELURUHNYA UNTUK TUHAN ATAU TIDAK SAMA SEKALI


Wahyu 3:16-18
16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Tuhan mengecam jemaat Laodikia dengan perkataan pedas. Mereka orang-orang Kristen yang tidak menyadari kemiskinan, kebutaan, kemelaratan dan ketelanjangannya, tetapi merasa dirinya tidak berkeadaan demikian.
Keadaan ini sebetulnya banyak juga dijumpai pada orang-orang Kristen dewasa ini, yaitu mereka tidak mempersembahkan hidup bagi Tuhan sepenuhnya, tidak peduli dan tidak hidup didalam kehendak dan kedaulatan Tuhan dan tidak peduli dengan hidup didalam kekudusan yang sempurna.
Sebenarnya inilah maksud keselamatan itu diberikan dan inilah barter yang Tuhan inginkan bagi kita yang meresponi menerima dan menyambut anugrah keselamatan-Nya sebab ketika seseorang bersikap acuh tak acuh, setengah-setengah dan tidak peduli terhadap cara menyelenggarakan hidup sesuai dengan yang Tuhan kehendaki maka berarti sebenarnya orang tersebut sedang menolak atau tidak memberi diri dengan sungguh-sungguh untuk diselamatkan.

Untuk menyerukan hal ini maka Rasul Petrus menyuarakan , “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” (Kisah Para Rasul 2:40).
Kata “Jahat” dalam teks aslinya ditulis σκολιός (skoliós) yang bermakna “tidak lurus”, “tidak jujur”, “bengkok”, atau “malang”.
Orang yang skoliós adalah mereka yang tidak jujur dengan dirinya sendiri, sehingga tidak pernah mengalami pertobatan yang benar dihadapan Tuhan. Pada zaman para rasul, hal ini tampak terutama pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap dengan keberagamaannya, mereka bisa selamat. Sayangnya itu juga yang dipikirkan oleh orang-orang Kristen dewasa ini, yang menganggap setelah beragama Kristen dan cukup pergi ke gereja seminggu sekali, maka mereka menganggap sudah menyembah dan beribadah kepada Tuhan dan sudah merasa berhak untuk selamat. Kalau cukup begitu saja, maka Tuhan Yesus tidak akan perlu memberikan dan mencurahkan Roh Kudus sebagai pendamping menuntun kehidupan orang percaya kepada segala jalan kebenaran-Nya.

Padahal yang dikehendaki Tuhan bagi hidup orang percaya adalah usaha besar untuk keluar dari kubangan dosa atau cara kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan yang masih tersimpan didalam manusia lama yang tentu perlu proses penggarapan Roh Kudus untuk membantu melumpuhkannya secara total dan kemudian mengenakan cara hidup yang Tuhan Yesus kehendaki.
Jika kita melihat kehidupan tokoh-tokoh perjanjian lama, untuk keluar dari Sodom, Lot harus berlari tanpa menoleh ke belakang (Kejadian 19:17).
Demikian pula dengan Nuh, usahanya meresponi dan menyambut keselamatan yang Tuhan berikan ia harus membuat bahtera yang begitu besar dengan peralatan sederhana yang ada pada zaman itu. Bahtera itu panjangnya 300 hasta, lebarnya 50 hasta dan tingginya 30 hasta (Kejadian 6:15).
Bagi mereka itu bukan pekerjaan mudah; tetapi memang tidak ada cara mudah untuk selamat.
Tuhan Yesus pun mengatakan, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Lukas 13:24).

Kepada jemaat di Laodikia, Tuhan Yesus mengatakan, “Belilah dari-Ku emas, minyak dan pakaian.” Ini berarti harus ada usaha untuk keluar dari keadaan kita yang buruk.
Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus adalah usaha Tuhan untuk menjadikan kita kembali menjadi manusia Allah (1Timotius 6:11) yaitu manusia yang memiliki moral kesucian, kekudusan yang serupa dengan kekudusan-Nya.
Seperti nasehat-Nya kepada jemaat Laodikia seperti itulah kita juga yang menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus harus bersedia membeli emas, pakaian putih dan minyak.
Bersedia membeli berarti ada yang kita tukar untuk memperolehnya.
Emas disini berbicara tentang kesediaan hidup yang terus disempurnakan hingga memiliki karakter yang serupa dengan gambaran-Nya, pakaian putih disini berarti kesediaan dirinya untuk bertekun menyelenggarakan hidup suci kudus dan tidak bercacat cela dihadapan Tuhan (2 Petrus 3:14-15), sedangkan minyak berarti berbicara tentang kesediaan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus dan tidak lagi menurut daging, kemudian kesediaan memperbaharui pikiran yang terus diubahkan dan celikkan oleh kebenaran Firman Tuhan setiap waktu.
Untuk memperoleh hal ini Paulus menyatakan bahwa ia bersedia melepaskan semua yang dimilikinya supaya ia memperoleh Kristus (Filipi 3:7-9).

Dengan demikian berarti merupakan suatu penyesatan yang luar biasa kalau dikesankan bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tidak membutuhkan pertaruhan sebagai barternya.
Seseorang yang mau diselamatkan harus melepaskan kenyamanannya kemudian mengikut Tuhan Yesus.

Lukas 14:33
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar