Minggu, 09 Juli 2017

MENYELENGGARAKAN HIDUP YANG BERKUALITAS TINGGI


Matius 19:20-22
20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Sebagai orang percaya, gaya hidup yang dimilikinya harus diubah dengan gaya hidup “jika Tuhan menghendaki” (Yakobus 4:13-17).
Ini bukan sesuatu yang mudah, karena gaya hidup seperti ini tidak ditemukan dalam kehidupan banyak orang di sekitar kita dan kita pun juga terkadang tidak terbiasa hidup dengan gaya hidup tersebut.
Ketika Tuhan Yesus di bumi dengan tubuh daging seperti kita, Ia memberi teladan bagaimana memiliki hidup yang dikuasai oleh Bapa.
Ia berkata bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, itu berarti Ia tidak berhak memiliki keinginan selain keinginan melakukan kehendak Bapa (Yohanes 6:34).
Prinsip-Nya adalah “bukan Aku mau tetapi apa yang Bapa mau”.
Di puncak pergumulan-Nya di taman Getsemani diekspresikan dengan doa kepada Bapa yang berbunyi: Bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak-Mu.
Inilah panggilan orang percaya, yaitu untuk mengetahui apa yang baik menurut Tuhan dan berusaha melakukannya.

Didalam Yakobus 4:17 dikatakan bahwa : Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Kata baik dalam Yakobus 4:17 adalah baik dalam perspektif Allah yaitu apa yang sesuai dengan keinginan atau selera-Nya.
Dengan pernyataan Yakobus tersebut secara implisit orang percaya tidak bisa menghindarkan diri dari “tidak tahu”. Orang percaya harus tahu apa yang diingini oleh Tuhan, karenanya kita tidak boleh gegabah mengenai apa yang kita ingini dan kita rencanakan (Yakobus 4:13). Harus diperhatikan secara teliti konteks surat Yakobus, hal ini bukan mengenai hukum (membunuh, mencuri, berjinah, menghormati orang tua dan lain sebagainya), tetapi mengenai apa yang diingini oleh Tuhan.

Melakukan apa yang diinginkan Tuhan adalah hidup yang berkualitas tinggi atau hidup yang kekal. Inilah yang diajarkan Tuhan Yesus kepada orang muda kaya di Matius 19:16-21.
Bukan sekedar melakukan hukum, tetapi melakukan apa yang Tuhan inginkan. Dalam paragraf ini Tuhan menunjukkan apa yang baik.
Tidak ada yang baik selain Allah (Matius 19:17; Markus 10:18).
Orang yang memiliki hidup berkualitas paling tinggi adalah orang yang melakukan apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna dengan kata lain melakukan apa saja yang diingini Tuhan.
Inilah yang disebut sebagai paket utama yang dikhususkan untuk umat Perjanjian Baru.
Itulah sebabnya orang percaya harus terus menerus mengalami pembaharuan pikiran yang dituntun oleh Firman Tuhan, belajar mengenal seluruh isi Injil-Nya dan tanpa batas belajar dari pribadi yang lemah lembut yaitu Tuhan kita Yesus Kristus (Matius 11:29) sehingga orang percaya mampu mengerti kehendak Allah yaitu apa yang baik, yang berkenan dan sempurna (Roma 12:2).

Dengan demikian orang yang memiliki hidup yang berkualitas tinggi dihadapan Tuhan adalah orang-orang yang senantiasa bersedia melakukan apa saja yang diingini oleh Tuhan, kehidupan seperti inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus kehidupan yang bisa melebihi hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, dimana dimata Tuhan Yesus, ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi hanya bisa sekedar memperlihatkan kecakapan dalam bertheologia saja yang hidupnya hanya mampu menyentuh area menjalankan hukum-hukum agama dan seremonialnya.
Buat Tuhan Yesus sikap kehidupan seperti ini belum bisa memuaskan hati-Nya.

Tuhan mau orang percaya/umat pilihan memiliki kehidupan yang berkualitas tinggi dihadapan-Nya yaitu senantiasa bersedia melakukan apa saja yang diingini oleh Tuhan, yang bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan dan bukan lagi hanya bisa sekedar melakukan hukum-hukum agama seperti anak muda kaya di Matius 19:16-21 dan kehidupan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi yang tidak mampu hidup dalam penurutan segala kehendak-Nya, tidak bersedia melakukan apa saja yang ingini oleh Tuhan.
Inilah kehidupan yang melampaui kehidupan keberagamaan manapun pada umumnya.
Kurang dari ini kita tidak akan diijinkan oleh Tuhan untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga.
(Matius 5:20  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga).

Jadi bertapa penting kita harus datang kepada Tuhan Yesus setiap hari bahkan setiap detik untuk selalu terhubung dalam persekutuan yang eksklusif dengan Pribadi-Nya.
Belajar dari pada-Nya setiap hari untuk mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan, terus mengenal dan menghidupi injil-Nya didalam seluruh aspek kehidupan kita.
Dengan demikian suatu hari kelak ketika kita berdiri dihadapan Pribadi Yang Maha Agung Tuhan Yesus, kita didapati berkenan dan dikenal-Nya sebagai anak-anak yang selalu setia melakukan kehendak-Nya.

Matius 7:21  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar