Jumat, 03 November 2017

DOA YANG DIKABULKAN


Yakobus 4:3-5
3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"

Sering kali doa permintaan yang kita naikkan kepada Tuhan adalah bukan untuk kepentingan pekerjaan dan kemuliaan Tuhan, melainkan doa permintaan sesuatu hal yang sebenarnya kita habiskan untuk kepentingan diri kita dan demi kepuasan diri kita.
Dengan sikap seperti ini sebenarnya kita masih memiliki hasrat untuk menjadi sahabat dengan dunia. Konsekuensi dari hal ini maka akan membuat diri kita menjadi musuhnya Allah.
Dilain hal sering orang mengajarkan kalau seseorang yakin, asal yakin saja, maka doanya akan dikabulkan atau mukjizat dapat terjadi.
Hal ini mengesankan bahwa Tuhan bisa diatur oleh keyakinan atau pikiran manusia. Keyakinan seseorang harus memiliki dasar atau landasan. Bukan sekadar memiliki keyakinan dalam pikiran, maka doanya dijawab dan dikabulkan. Pemikiran salah seperti di atas biasanya didasarkan pada Yakobus 5:16-18.
Yakobus 5:16-18 tertulis demikian :
15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
Ayat-ayat ini sering dikhotbahkan mengenai bagaimana mengalami doa yang dijawab dan dikabulkan oleh Tuhan sehingga mukjizat terjadi. Tetapi banyak orang yang salah mengartikan ayat-ayat ini. Kita harus teliti memerhatikan, bahwa dalam ayat-ayat ini Yakobus membicarakan doa yang dinaikkan oleh Elia, yaitu ia meminta agar Tuhan tidak memberikan hujan selama tiga tahun enam bulan, dan hujan pun tidak turun.
Kemudian Elia berdoa agar hujan turun, Tuhan pun mengabulkan doanya.

Pertanyaannya, mengapa Tuhan mengabulkan doa Elia?

Pertama, permintaan Elia untuk tidak menurunkan hujan kemudian meminta hujan diturunkan adalah masalah kepentingan Tuhan atau demi kemuliaan nama-Nya (1 Raja-Raja 17:1; 18:1).
Pada waktu itu Elia menghadapi raja Ahab dan istrinya Izebel yang tidak takut akan Tuhan, padahal mereka harus menjadi pemimpin yang mengatur dengan baik umat Tuhan, yaitu bangsa Israel bagi kemuliaan Tuhan Allah Israel.
Melalui peristiwa tidak turun hujan itu, dimaksudkan agar Ahab dan istrinya bertobat dan nama Tuhan dimuliakan.
Dengan peristiwa itu juga dimaksudkan agar bangsa Israel tidak melupakan Tuhan, sebab pada waktu itu istri Ahab (Izebel) menyesatkan umat Israel dengan menyembah berhala.
Kedua, sebab Elia orang benar.
Hidup Elia tidak menyimpan dosa.
Dalam Yakobus 5:16-18, sebelum Yakobus berbicara mengenai doa yang dikabulkan (ayat 17-18), terlebih dulu Yakobus berbicara mengenai keberdosaan di ayat 16 (Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya).
Dari hal ini, jelas sekali bahwa Tuhan tidak akan mengabulkan doa orang yang hidupnya tidak berkenan kepada-Nya. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan orang benar adalah orang yang hatinya bersih, tidak menyimpan dosa dan kejahatan.

Sejajar dengan kasus Elia, dalam Matius 18:19 Tuhan Yesus mengatakan: “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga".
Kalau kalimat ini dipisahkan dari konteksnya, terkesan bahwa kalau Tuhan dikeroyok oleh permintaan banyak orang, maka Tuhan tidak berdaya. Seakan-akan kalau orang percaya beramai-ramai bersama menaikkan suatu permintaan, maka Tuhan tidak berkuasa menolaknya. Padahal sebenarnya tidak demikian. Konteks ayat ini adalah mengenai teguran terhadap saudara yang salah.
Kalau seseorang tidak bisa ditegur empat mata, maka hendaknya harus memanggil beberapa saksi yang lain. Kalau masih tidak mau bertobat, maka hendaknya dibawa ke pertemuan jemaat. Bila di pertemuan jemaat masih mengeraskan hati tidak mengakui kesalahannya dan bertobat, hendaknya berdoa kepada Tuhan atau membawanya kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menunjukkan keadilan-Nya (Matius 18:14-19). Pengabulan doa tersebut berkenaan dengan adanya masalah di antara orang-orang percaya dan harus diperkarakan bukan oleh satu orang, sebagaimana penghakiman menjadi sah kalau oleh dua orang untuk menghindarkan kesewenang-wenangan (Yohanes 8:16). Inilah yang dimaksud oleh Tuhan dengan kata “mengabulkan”, yang artinya menyelesaikan atau memberi keputusan final.
Jadi, konteksnya bukan permintaan doa untuk diri sendiri atau doa untuk sebuah mukjizat dapat terjadi atas keinginan diri sendiri, tetapi untuk penyelesaian suatu masalah dalam pekerjaan Tuhan dan untuk kepentingan Tuhan.

Orang yang dewasa rohani tidak akan menuntut mukjizat untuk menjawab doanya, sebab kekaguman akan mujizat tidak cukup menghantar kita kepada kedewasaan rohani, tetapi pengalaman dengan Tuhan dan pembaharuan pikiran yang diubahkan terus menerus oleh Firman Tuhan membentuk kita menjadi orang bertanggung jawab memenuhi kehendak Allah agar kita menjadi sempurna dan semakin kaya akan hikmat Tuhan".
Hendaknya doa kita hari ini adalah kiranya Tuhan memampukan diri kita untuk melakukan segala kehendak-Nya, memenuhi tanggung jawab kita untuk berkeadaan sebagai anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi serupa dengan Tuhan Yesus dan mengubahkan kehidupan banyak orang untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus sehingga kita terhitung menjadi anak-anak Allah yang hidupnya hanya bagi kepentingan dan kemuliaan Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar