Matius 5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Dalam Matius 5:20 Tuhan hendak menunjuk suatu keadaan yang seharusnya dimiliki oleh orang percaya.
Kata hidup “keberagamaanmu” dalam Matius 5:20 adalah dikaiosune (δικαιοσύνη).
Kata ini lebih tepat diterjemahkan kebenaran yang bertalian dengan kelakuan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yaitu sikap hati dan pola berpikir kita.
Keadaan yang semestinya dimiliki, menunjuk kepada keadaan manusia yang seharusnya dikenakan sesuai atau seperti yang dirancang oleh Allah sejak semula ketika diciptakan.
Jadi, kalau orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan hidup melebihi dari kelakukan, sikap hati dan pola berpikir ahli Taurat dan orang-orang farisi, maksudnya bahwa manusia dibawa kepada keadaan sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia itu.
Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia tidak berkeadaan seperti yang Allah kehendaki.
Inti keselamatan dari Tuhan Yesus adalah manusia dapat kembali berkeadaan seperti yang Allah inginkan. Bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus mengatakan kita “harus” sempurna seperti Bapa.
Dengan pernyataan Tuhan Yesus bahwa orang percaya harus lebih benar dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hal ini mengisyaratkan bahwa penerimaan dan tuntutan Bapa terhadap umat Israel yang masih hidup di dalam Taurat dengan umat Perjanjian Baru adalah berbeda.
Dengan demikian orang percaya sebagai umat Perjanjian Baru harus memiliki standar moral lebih dari umat Perjanjian Lama yaitu moral yang tidak bercacat dalam seluruh perilakunya baik dari sikap hati, motivasi hati, cara berucap hingga perbuatannya yang adalah untuk memuliakan Tuhan.
Demikianlah, mereka yang diberi banyak dituntut banyak, sedangkan yang diberi sedikit dituntut sedikit.
Orang percaya yang mengenal Tuhan Yesus dan Injil-Nya berarti diberi banyak, maka dituntut banyak, yaitu harus sempurna seperti Bapa atau menjadi serupa dengan Tuhan Yesus (Matius 5:48 ; Roma 8:29).
Kalau Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang percaya harus berkeadaan diterima oleh Allah melebihi dari ahli Taurat dan orang Farisi, berarti orang percaya harus hidup berstandarkan Tuhan Yesus sebagai teladannya.
Bisa dimengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa ia berusaha untuk berkenan.
Usaha Paulus untuk berkenan bukan supaya bisa selamat, sebab keselamatan hanya oleh anugerah dari Tuhan Yesus yang menebus dosa kita diatas kayu salib.
Paulus berusaha berkenan sebab Paulus tahu setiap anak-anak Allah yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat harus memberikan respon terhadap keselamatan yang Tuhan berikan dengan hidup menuruti jalan kebenaran yang ditunjukkan-Nya, dalam hal ini Tuhan Yesus menghendaki kita memiliki standar kebenaran seperti Dia telah hidup (1 Yohanes 2:6).
Berkenaan dengan hal ini Paulus sadar bahwa semua manusia harus menghadap tahta pengadilan Kristus untuk dihakimi menurut perbuatannya baik ataupun jahat.
Dengan demikian berkenan artinya berkeadaan diterima oleh Allah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Tuhan.
Berkenan yang dimaksud oleh Paulus adalah diterima dalam rumah Bapa sebagai anggota keluarga Kerajaan.
Hal ini lebih dari sekadar masuk dunia yang akan datang, tetapi keadaan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus, menjadi anggota keluarga-Nya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar