Selasa, 07 November 2017

MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL


1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mengucap syukur berarti menyatakan penghargaan dan rasa terima kasih kita kepada Tuhan.
Kita menyampaikannya dalam pujian dan doa dengan hati yang penuh sukacita. Tetapi perlu diingat bahwa Rasul Paulus tidak menasihati kita agar kita mengucap syukur untuk hanya kejadian yang baik saja; tetapi agar kita mengucap syukur dalam segala hal.
Ini artinya orang percaya tidak boleh bersungut-sungut terhadap Tuhan sama sekali dalam segala hal dan dalam segala situasi.
Kita mengucap syukur karena kita tahu Tuhan selalu beserta dengan kita di dalam keadaan yang menurut kita seburuk apa pun. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Jika kita bersalah pada-Nya, Ia bersedia mengampuni kita (1Yohanes 1:9).
Namun setelah diampuni bukan berarti kita bebas dari hukum tabur tuai setiap dosa yang dilakukan tetap ada ganjaranya karena Tuhan tidak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan (Galatia 6:7-8).

Selain itu kita bersyukur bahwa jika kita mengasihi-Nya, Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28) dan Ia memberikan kekuatan sehingga kita bisa menanggung segala kondisi yang diizinkan-Nya (Filipi 4:13).
Jadi mengucap syukur tidak berarti menerima segala hal yang terjadi begitu saja, dan pasif, tidak mau berjuang untuk keluar dari hal tersebut.
Justru sebaliknya, kualitas kita sebagai anak Tuhan akan tampak dari perjuangan kita menghadapi masalah.
Contoh menghadapi masalah ekonomi yang kerap kali kita menjumpai harga kebutuhan pokok yang terus naik, kita harus menyikapinya dengan mengelola keuangan dengan baik, benar dan bijaksana sesuai dengan kehendak Tuhan, tetapi kita juga perlu berjuang untuk meningkatkan penghasilan kita bukan untuk memperkaya diri demi kepuasan diri tetapi untuk melaksanakan tanggung jawab kita kepada Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama.
Jadi pengucapan syukur kepada Tuhan tidak mengurangi kerajinan kita dalam melakukan apa yang menjadi bagian kita yang sudah dipercayakan oleh Tuhan untuk kita lakukan.
Yang perlu menjadi cacatan penting, kita bersyukur karena penyertaan Tuhan di tengah kesulitan, bukan karena Tuhan memberikan jalan keluar bagi kesulitan itu. Sebab bagi Tuhan kapan pun Tuhan mampu memberikan jalan keluar bagi kita, namun Tuhan memiliki kepentingan untuk mendidik kita lewat masalah tersebut agar kita menjadi anak-anak Allah yang terus mampu berjalan dalam kebenaran Allah dalam segala situasi dan terus disempurnakan menjadi seperti Yesus.

Hidup di bumi ini adalah pembuktian apakah seorang anak Tuhan tetap setia sampai akhirnya dan menyelesaikan tugas yang Bapa percayakan kepada orang pilihan-Nya.
Didalam 1 Petrus 1:6-7,  Petrus mengatakan :
(6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Pada akhirnya penderitaan yang dialami seseorang akan menghasilkan pembuktian kemurnian imannya kepada Tuhan, apakah ia tetap setia dan tetap mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal dan tetap pada level iman yang teguh terhadap menyelesaikan kehendak Tuhan didalam hidupnya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar