Kamis, 16 November 2017

HARTA YANG PALING BERHARGA


Matius 13:44-52
44 "Kerajaan Surga adalah seperti harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu disembunyikannya lagi. Dan, karena sukacitanya, ia pergi, menjual semua yang dipunyainya, dan membeli ladang itu.
45 Sekali lagi, Kerajaan Surga adalah seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
46 Ketika ia menemukan sebuah mutiara yang bernilai tinggi, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya, lalu membeli mutiara itu.
Kerajaan Surga seperti Jala yang Penuh Ikan
47 "Demikian juga, Kerajaan Surga adalah seperti jala yang ditebarkan ke dalam laut, dan mengumpulkan berbagai jenis ikan.
48 Ketika jala itu penuh, mereka menyeretnya ke pantai dan duduk, lalu mengumpulkan ikan-ikan yang baik ke dalam keranjang-keranjang besar, tetapi membuang yang tidak baik.
49 Jadi, itulah yang akan terjadi pada akhir zaman. Para malaikat akan keluar dan memisahkan yang jahat dari orang-orang benar,
50 dan melemparkan orang-orang jahat itu ke dalam tungku api. Di tempat itu akan ada ratapan dan kertak gigi.
51 Sudahkah kamu mengerti akan semua ini?" Mereka berkata kepada-Nya, "Ya.
52 Dan, Yesus berkata kepada mereka, "Karena itu, setiap ahli Taurat yang telah menjadi murid Kerajaan Surga, ia seperti tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari kekayaannya.

Konsep kebahagiaan hidup dalam benak kebanyakan orang hari ini adalah dapat memperoleh kuasa, kekayaan, dan popularitas.
Pertanyaannya, apakah yang paling berharga dalam hidup Anda hari-hari ini? Apakah harta, status sosial, atau jabatan? Apakah ketiga hal itu memberikan menjamin kepastian hidup abadi? Ketiganya sama-sama tidak abadi. Menurut perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, yang paling berharga adalah Kerajaan Surga. Bagai harta karun yang terpendam, maka Kerajaan Surga layak diperjuangkan. Bagaimana perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari?
Tentu kita harus rela hidup dibawah pimpinan dan kedaulatan Tuhan secara mutlak, ini artinya kehendak kita harus kita tanggalkan tanpa sisa, sebab kita tidak diperkenankan mengabdi kepada dua kehendak yang juga sejajar mengabdi kepada dua Tuan.
Yang boleh menjadi kehendak kita satu-satunya adalah melakukan kehendak Tuhan, menyelesaikan pekerjaan-Nya dan bukan lagi melakukan kehendak diri sendiri (Yohanes 4:34).
Dengan irama hidup seperti inilah pemerintahan Kerajaan Allah bisa dihadirkan didalam kehidupan kita, dimana kita menjadi penurut-penurut Allah dalam segala hal demi Tuhan Yesus dimuliakan.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan mengenai Kerajaan Surga.
Kali ini Kerajaan Surga pertama-tama diumpamakan sebagai harta terpendam di sebuah ladang dan mutiara yang sangat berharga.
Keduanya menggambarkan sesuatu yang sangat berharga sehingga yang menemukannya rela menjual segala miliknya demi mendapatkannya.
Maksud dari perumpaan ini adalah seseorang yang ingin mengikuti Tuhan Yesus harus bersedia meninggalkan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah dan berkomitmen penuh untuk mengikut jejak hidup Tuhan Yesus.
Komitmen ini adalah kesediaan diri meninggalkan cara hidup orang berdosa untuk kemudian mengenakan cara hidup baru yang berasal dari Firman Kristus (Lukas 14:33).
Komitmen ini penting untuk dipelihara sebab seseorang yang tidak bersedia menanggalkan manusia lamanya tidak dapat menjadi murid Tuhan, artinya tidak bisa diubah, tidak bisa dididik untuk mengenakan cara hidup warga Kerajaan Surga yang bisa berjalan seiring dengan Tuhan.

Kerajaan Surga juga diumpamakan pukat yang menjaring berbagai ikan.
Ikan yang baik dan buruk dipisahkan.
Dalam Matius 3:12 Alkitab berkata : Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Sebagai orang percaya kita harus sadar betul bahwa hari-hari ini adalah masa penampian dimana pada akhir zaman ini Tuhan sedang melakukan penampian secara besar-besaran atas seluruh umat manusia, menampi lalang dari gandum, memisahkan kambing dari domba, memperjelas perbedaan antara orang-orang fasik dan orang-orang benar, menuntun orang-orang yang hidup kudus semakin kudus. Dan penampian akan pertama-tama terjadi di dalam rumah-Nya, di dalam gereja-Nya sendiri (1 Petrus 4:17).
Suasana dunia ini merupakan bentuk penampian yaitu pembuktian apakah seseorang layak disebut anak Allah atau tidak. Dunia akan digoncang dengan berbagai kesulitan hidup dari berbagai sektor (ekonomi, politik, keamanan, ekosistim bumi, kesehatan dan lain sebagainya). Goncangan yang sangat penting yang perlu selalu diwaspadai orang percaya adalah goncangan yang membuat hidupnya menjadi berlaku seperti orang fasik. Tanpa ketekunan belajar kebenaran Firman Tuhan dan hidup dalam tuntunan Tuhan melalui Roh Kudus seseorang pasti hanyut menjadi fasik seperti dunia, hidup dalam penurutan diri sendiri yang sama dengan menyembah iblis.
Orang yang bisa membuktikan bahwa ia tetap berlaku setia kepada Tuhan, tetap berpegang teguh dan bertekun menghidupi ajaran-Nya, mengerjakan keselamatannya ditengah-tengah pengaruh kefasikan didalam dunia ini maka ia akan disertai Tuhan sampai pada kesudahan zaman hingga memperoleh mahkota kehidupan kekal.

Diayat 52 Tuhan mengatakan bahwa ahli Taurat yang telah menjadi murid Kerajaan Surga, ia bagai pemilik rumah yang mengeluarkan harta yang baru maupun yang lama dari kekayaannya.
Maksud dari pernyataan Tuhan Yesus adalah ahli Taurat yang mau mengikuti jejak-Nya harus dengan rendah hati menerima segala pemahaman baru mengenai Kerajaan Surga yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yang sebelumnya mereka telah memiliki pemahaman lama mengenai hukum Allah.
Sebagai contoh Tuhan memberikan pemahaman baru mengenai cara mengasihi sesama dengan sempurna, Tuhan berkata dalam Matius 5:43-44 "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu".
Namun demikian pengajaran yang baru yang Tuhan Yesus ajarkan, tidaklah untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi melainkan menggenapinya atau menyempurkannya (Matius 5:17).
Menggenapinya juga bisa berarti pada waktu mengenakan tubuh manusia, Tuhan Yesus memberikan teladan dan menjadi yang sulung bagi orang percaya bagaimana hidup penurutan kepada kehendak Bapa secara mutlak, menghidupi hukum Allah secara tepat dan benar didalam segala hal, baik dari kesucian hidup, integritas, ketekunan, kebenaran dan kasih terhadap sesama.
Inilah harta abadi yang hendak diberikan kepada kita agar kita dapat dapat memiliki sifat, watak dan karakter sebagai anak-anak Kerajaan Surga yang memiliki moral yang serupa seperti Tuhan kita Yesus Kristus.
Untuk mendapatkan harta abadi ini, kita harus bersedia barter seluruh hidup kita untuk mengikuti jejak-Nya, hidup seperti Dia telah hidup.

Kalau ada orang yang berani menjual segala sesuatu yang dimilikinya demi harta terpendam, itu berarti kita diajak untuk berani melepaskan kelekatan pada segala milik kita yang sifatnya duniawi.
Kata "semua yang dipunyai" dalam perumpaan ayat diatas berarti segala sesuatu yang berasal dari dunia yang dianggap dapat membahagiakan hidup kita, baik uang, harta benda, hobi, jabatan, status sosial sebagai orang terpandang dan terhormat, segala sifat manusia lama yang masih bisa tersinggung, sombong, tidak mau mengalah, tidak jujur, iri hati, pendendam, suka bersungut-sungut, dan lain sebagainya.
Marilah kita bertekad untuk menghadirkan pemerintahan Kerajaan Surga didalam kehidupan kita dengan cara belajar melepaskan keterikatan pada harta dan status sosial kita dan sifat karakter yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Jika kita diberi kepercayaan oleh Tuhan dengan harta kekayaan yang lebih dan status sosial yang baik hal tersebut bukan untuk dipakai untuk keegoisan diri atau untuk kepentingan diri sendiri, sebaliknya digunakan untuk membangun karakter pribadi yang rendah hati dan mau berbagi dengan sesama. Dengan demikian, setiap orang percaya harus berperan aktif menampilkan karakter Kristus dan menghadirkan suasana Kerajaan Surga demi dapat menarik jiwa-jiwa datang untuk mengenal Pribadi Agung Tuhan kita Yesus Kristus.

Kerajaan Allah adalah harta yang tidak ternilai harganya, walaupun seseorang dapat memiliki seluruh harta kekayaan yang ada didalam dunia ini, mereka akan terus merasa haus dan tidak pernah merasa dipuaskan dari dahaganya sehingga pada akhirnya mereka jatuh kedalam jerat iblis yang membinasakan yang memberinya air palsu yang berasal dari kebahagiaan dunia ini yang bersifat fana.
Lain halnya Kerajaan Surga adalah harta karun yang tidak ternilai, orang yang memperolehnya tidak akan haus lagi, sebab Tuhan Yesus-lah yang akan menghilangkan rasa dahaganya tersebut dengan kasih dan kebenaran-Nya.
Dengan datang kepada Tuhan Yesus, kita akan belajar menjadi seorang murid yang belajar meneladani jejak gurunya.
Dalam hal ini Tuhan Yesus adalah Guru Agung dan Majikan kita dan kita adalah murid dan hamba-Nya yang belajar mengikuti jejak-Nya yang mengabdikan diri kepada seluruh kehendak-Nya.
Dengan belajar dari Tuhan maka kita diberi-Nya air kehidupan yang kekal yaitu dituntunnya kita kepada kehidupan yang sejati sebagai anak-anak Allah yang memiliki hasrat kuat untuk hidup berkodrat Ilahi, berkarakter anak Allah yang terus tinggal didalam Firman-Nya, sehingga buahnya kita mengetahui kebenaran yang sejati, dan ketika kebenaran sejati itu di hidupi secara bertekun maka kebenaran sejati itulah yang akan memerdekakan hidup kita dari belenggu ikatan percintaan dunia, dan pada akhirnya Tuhan sesungguhnya menuntun kita untuk dapat berpakaian lengkap mengenakan pakaian pesta yang diwajibkan bagi setiap penghuni warga Kerajaan Surga dimana Tuhan menuntut setiap kita berkeadaan hidup tak bernoda sebagai mempelai-Nya (Matius 22:1-14).

Harta ini hanya diperoleh dengan cara memusatkan keseluruhan hidup kepada Kristus dan Kerajaan-Nya, mengabdi kepada kehendak-Nya secara penuh dan menjadikan-Nya sebagai satu-satunya alasan kita hidup.
Dalam relasi yang intim dengan Allah, seseorang akan memahami bahwa keintiman tersebut melebihi kemewahan dan kenikmatan apa pun yang pernah ditawarkan dunia kepada manusia.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar