Minggu, 12 November 2017

MEWASPADAI RAKSASA KUAT DI AKHIR ZAMAN (Bagian-1)


2 Timotius 3:1-5
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Kita hidup di akhir zaman dan di dunia modern sekarang ini, uang semakin memainkan peranan penting, sehingga memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek kehidupan, selain ekonomi, juga sosial, politik, budaya, dan lain sebagainya. Hampir segala hal bertalian dengan uang. Uang digunakan untuk memperoleh segala kebutuhan, dari kebutuhan primer, sekunder, sampai tersier. Dengan uang, orang tua dapat mempersiapkan anak-anak menyongsong masa depannya. Dengan uang, orang dapat membeli makanan dari yang kelas murah sampai mewah. Dengan uang, seseorang bisa membeli pakaian yang modelnya up to date dengan bahan yang baik dan bermerk atau branded. Dewasa ini barang bermerk atau branded memberikan “nilai” yang lebih bagi pemakainya. Dengan demikian, uang sudah menjadi segala-galanya.

Dengan uang, orang dapat menyelenggarakan pesta pernikahan semegah dan semewah mungkin, bukan sekadar resepsi biasa, tetapi sebagai ajang pamer dan untuk menunjukkan kemampuan finansialnya demi prestise. Orang yang memiliki uang dalam jumlah besar akan dipandang lebih oleh masyarakat sekitarnya. Di lingkungan gereja, mereka yang berduit dipandang lebih terhormat dibanding dengan mereka yang tidak memiliki uang dalam jumlah besar. Jumlah besar uang seseorang biasanya terlihat dari rumah yang ditempati. Itulah sebabnya banyak rumah yang dibangun bukan sekadar untuk tempat nyaman tinggal, tetapi sebagai harga diri atau nilai diri atau pencitraan. Demikian juga mobil yang dikendarai, bukan sekadar alat transportasi tetapi usaha membangun citra diri atau memuaskan hobi.

Dengan uang pula banyak orang merasa tenang menghadapi hari tuanya, sebab dengan tabungan yang cukup ia merasa bahwa hari esoknya terjamin, dan dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia tanpa menjadi beban bagi orang lain. Ini bukan berarti orang tidak boleh menabung atau memiliki asuransi, tetapi agar orang percaya menggantungkan kebahagiaannya kepada Tuhan saja. Aspek lain, dengan uang orang dapat menikmati kepuasan seks, sebab seks dipandang sebagai lambang kepuasan prima. Dengan uang orang dapat menikmati minuman keras sebagai kepuasan, dan lain sebagainya.
Dengan uang orang dapat membeli kekuasaan untuk menguasai sesamanya. Uang juga memiliki kekuatan yang hebat dalam gelanggang politik dan pemerintahan. Uang dapat membuat orang bersalah menjadi tidak bersalah atau sebaliknya.

Tidak menutup kemungkinan raksasa kuat yang bernama uang dapat membuat mata hati menjadi gelap sehingga seorang pembicara di mimbar Kristen menyampaikan Firman yang tidak benar. Mereka menyampaikan Firman yang telah disesuaikan dengan semangat zaman, yaitu teologi kemakmuran duniawi.
Di mata mereka, orang kaya memiliki nilai lebih dari orang miskin. Faktanya memang di beberapa gereja, orang kaya dipandang lebih terhormat. Dalam pertemuan para pendeta, tidak jarang pendeta dianggap sukses karena gerejanya besar dan kaya, dipandang lebih terhormat, dan mudah menduduki jabatan penting di kepengurusan sinode. Hal ini menunjukkan bahwa gereja pada tataran sinode pun telah “masuk angin”; tercemari degan semangat zaman ini.

Di dunia modern sekarang ini, uang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Uang telah menjadi fokus hidup satu-satunya pada hampir semua orang. Hal ini telah dinubuatkan oleh Alkitab dalam 2 Timotius 3:2, bahwa di akhir zaman nanti manusia telah menjadi hamba uang. Menjadi hamba uang artinya hidup seseorang dikendalikan atau dikuasai oleh uang. Dunia yang materialistis menciptakan keadaan di mana uang menjadi “segalanya” dan menjadi pusat kehidupan. Keadaan dunia seperti ini, pasti memberi pengaruh sangat kuat dalam kehidupan banyak orang Kristen. Sebagai orang percaya yang dipilih Tuhan, kita harus menantang semangat zaman ini dengan tidak menjadi hamba uang atau hamba apapun selalin menjadi hamba Kristus. Seorang hamba Kristus berarti menjadi seorang hamba kebenaran, segala sesuatu yang dilakukannya adalah hanya untuk pengabdian diri kepada Sang Raja Maha Agung Tuhan Yesus Kristus.
Segala sesuatu yang diperbuatnya adalah hanya demi untuk melakukan kehendak-Nya, menjadi serupa dengan Dia dalam kesucian, kebenaran, kasih, dimana hanya Tuhan Yesus yang dimuliakan.

Walaupun hal ini tidak mudah dilakukan sebab cinta akan uang seperti raksasa kuat yang tidak mudah ditumbangkan, tetapi kita harus bisa menumbangkannya dalam hidup kita dan menolong orang lain juga untuk menumbangkannya demi hanya mengabdi kepada Satu Tuan yang kita layani yaitu Tuhan Kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar