Jumat, 07 April 2017

BERJAGA-JAGA & BERDOA


Matius 26:41  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Keselamatan dari Allah yang kita terima sama sekali bukan karena perbuatan baik atau jasa kita, tetapi oleh karena anugerah. Tetapi anugerah itu pun akan sia-sia apabila kita tidak bertanggung jawab menjaga pemberian Allah tersebut untuk hidup didalam ketaatan penuh didalam kehendak dan kedaulatan-Nya.
Anugerah-Nya memberi jalan bagi kita supaya kita bisa dibentuk menjadi anak Allah yang berkenan dihadapan-Nya, atau pantas disebut anak Allah (Yohanes 1:12).

Dalam hal ini kita mengerti mengapa Paulus berkata bahwa ia juga berusaha, baik diam di dalam tubuh ini, maupun diam di luarnya, supaya dikenan-Nya (2Korintus 5:9).
Berusaha untuk hidup berkenan dihadapan Allah adalah perwujudan iman yang benar.
Orang yang tidak beriman tidak akan berusaha untuk mencari perkenanan hidup dihadapan-Nya.
Allah berkenan kepada kita apabila segala yang kita lakukan sesuai dengan kehendak-Nya.

Seirama dengan tanggung jawab untuk diperkenan Allah ini, Paulus juga menyatakan bahwa dirinya melatih tubuhnya dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan ia sendiri ditolak (1Korintus 9:27).
Pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa sekalipun ia sudah memberitakan Injil, tetapi kalau ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya, ia juga bisa ditolak.
Ia harus mengendalikan tubuhnya, artinya rohnya harus berkuasa atas jiwanya yang mengendalikan seluruh tubuh.
Untuk itu kita yang mau memperoleh perkenanan Allah setiap waktu harus selalu berjaga-jaga dan berdoa.

Kata “berjaga-jaga” dalam teks kita hari ini adalah gregoréuo yang artinya “tetap terjaga, tidak tidur” atau “waspada”. Pertanyaannya adalah bagaimanakah sikap berjaga-jaga itu?
Sikap berjaga-jaga adalah selalu berusaha mengoreksi diri apakah suatu tindakan baik, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, sungguh-sungguh berasal dari Allah.
Orang percaya tidak boleh lagi melakukan hal-hal yang tidak diingini dan yang bukan berasal dari Allah.
Mengoreksian tersebut hanya bisa dilakukan melalui kecerdasan roh, bukan lagi dengan cara membandingkan dengan hukum yang tertulis seperti bangsa israel berpatokan dengan hukum yang tertulis pada hukum taurat.
Ketika Tuhan Yesus mengatakan : Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Matius 7:21) hal ini Jelas sekali menunjuk orang-orang yang dibenarkan oleh iman adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa dengan setia disepanjang hidupnya.
Olehnya untuk memiliki kecerdasan roh kita harus bertumbuh dan terus diubahkan dalam kebenaran Firman Tuhan yang murni setiap hari dan meminta tuntunan Roh Kudus setiap waktu.

Langkah berikutnya adalah berdoa.
Kata doa dalam bahasa Yunaninya adalah prosévkhomai, gabungan dari dua kata:prós dan évkhomai.
Prós adalah kata depan yang menunjukkan arah ke depan, sementara évkhomai berarti “berharap” atau “berkehendak”.
Jadi, prosévkhomai berarti harapan dan keinginan yang sangat kuat ke depan. Sebagai anak-anak Allah, yang kita pandang dan kita harapkan ke depan adalah hidup kita selalu ada didalam perkenanan-Nya dan dikenal menjadi anak-anak-Nya yang bertekun melakukan kehendak-Nya, hidup didalam pimpinan Roh-Nya dan yang selalu dapat memuaskan hati-Nya.

Dengan demikian bukan tanpa alasan Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa sebab dengan taat melakukan hal tersebut kita semakin bisa memahami cara memperoleh hidup yang diperkenan oleh Tuhan dan dipandang oleh Tuhan sebagai anak-anak kerajaan yang bisa memuaskan hati-Nya setiap waktu.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar