Senin, 03 April 2017

PILIHAN MENJADI SAHABAT TUHAN


Yohanes 15:14
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Posisi sebagai sahabat Tuhan atau bukan dapat dimulai dari sekarang. Ini adalah pilihan yang harus diambil secepatnya dan tidak bisa ditunda.
Dalam banyak hal atau dalam segala hal boleh tidak ada kepastian, tetapi untuk menjadi sahabat Tuhan haruslah sebuah kepastian.
Dan kepastian ini harus dirajut atau dibangun mulai sekarang, dalam kesengajaan dan kesadaraan penuh dalam situasi atau tindakan nyata setiap hari.
Hal ini harus menjadi prioritas utama hidup orang percaya. Inilah yang dimaksud dengan mendahulukan Kerajaan Surga (Matius 6:33).
Hal untuk menjadi sahabat Tuhan, ini bukan sebuah pekerjaan sederhana.
Ini sebuah pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan, ini merupakan hal yang harus menjadi perhatian kita disetiap detik hidup kita, sebab ini menyangkut masalah sikap hati dan sikap hidup kita sehari hari dalam menjalani hidup ini apakah kita sudah benar benar berkelakukan seperti yang kehendaki Tuhan menjadi pribadi pribadi yang berkarakter Kristus yang memiliki pikiran dan perasaan Tuhan Yesus.

Di Injil Yohanes 6:26-29 Tuhan berkata agar kita bekerja untuk roti yang tidak dapat binasa.
Pekerjaan di sini maksudnya adalah usaha atau aktivitas, dan pekerjaan tersebut adalah percaya.
Membuktikan percaya kepada Tuhan adalah sebuah pergumulan.
Menjadi orang percaya berarti hanya hidup untuk mempersiapkan diri menghadapi kekekalan.
Percaya kepada Tuhan memiliki konsekuensi yang berat dimana seluruh keinginan, kehendak, dan kesenangan hidup seseorang direngut oleh Tuhan dan segenap hidupnya harus diarahkan kepada keinginan Tuhan untuk dibentuk menjadi pribadi yang sesuai dengan selera yang dikehendaki Tuhan, menjadi pribadi yang memiliki pikiran dan perasaan Tuhan yang dipakai menjadi alat Tuhan yang taat, yang menjadikannya hidup hanya bagi Tuhan sepenuhnya.
Kalau seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus berarti ia harus mengerti Firman-Nya dan melakukannya.
Kalau seseorang berkata bahwa ia memiliki iman kepada Tuhan Yesus, berarti ia harus membuktikan imannya atau mengerjakan percayanya tersebut.
Seperti Abraham disebut sebagai bapa orang percaya setelah mengerjakan iman percayanya dengan benar.
Ternyata percayanya kepada Tuhan menyita seluruh kehidupannya.

Pada zaman Tuhan Yesus, kalau seseorang berkata percaya maka percayanya tersebut harus dibuktikan dengan sungguh sungguh yang didalamnya memiliki konsekuensi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kalau hari ini orang hanya bisa berkata "saya percaya Yesus adalah Tuhan" itu hanya baru sebatas/sekedar menunjuk percaya kepada sejarah dan indentitas-Nya dan belumlah dikatakan percaya yang dimaksud oleh Tuhan.
Percaya kepada Tuhan haruslah ditunjukan dengan mengenal pribadi-Nya dan kehendak-Nya, berusaha melakukan perintah-Nya dengan taat tanpa batas didalam hidup ini, menyerahkan segenap hidup hanya bagi kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya inilah yang disebut percaya kepada Tuhan Yesus yang benar.
Hari ini setelah Kekristenan menjadi agama, seseorang menunjukkan percayanya hanya datang ke gereja atau mengaku sebagai orang Kristen. Seharusnya pengakuan percayanya terbukti ketika ia tidak sama dengan dunia sekitarnya,
Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus haruslah mengalami pembaharuan pikiran oleh Firman Tuhan dari waktu ke waktu dan senantiasa mengarahkannya kepada pikiran dan perasaan Kristus sehingga dengan demikian terbentuklah pikiran Kristus yang mengubah kehidupannya secara sempurna didalam dirinya.
Untuk bisa memasuki tahap ini seseorang harus terlebih dahulu menentukan pilihannya apakah sebenarnya ia sedang memilih menjadi sahabat Tuhan Yesus atau sebaliknya menjadi seteru Tuhan. Menjadi sahabat Tuhan berarti menunjuk hidupnya memiliki filosofi hidup "makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya".
Sebaliknya ketika seseorang hidup dengan kehendaknya sendiri dan hidup dengan gaya hidup yang digelar seperti orang dunia pada umumnya yang mencari kesenangan hidup dibumi ini maka ia sudah menjadikan dirinya menjadi musuh Tuhan.

Ketika seseorang belum mau memposisikan dirinya untuk menjadi sahabat Tuhan, maka sebenarnya dan seharusnya ia sudah dapat memperhitungkan dengan pasti bahwa hidupnya sedang menuju arah kebinasaan di api kekal.
Kekristenan bukan sebuah keyakinan semata-mata, tetapi sebuah penghayatan hidup yang meresponi panggilan Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya tanpa batas dalam hidup ini.
Jadi kalau seseorang belum memiliki konsep kehidupan yang diubahkan kearah yang Tuhan kehendaki maka sebenarnya ia belum menjadi sahabatnya Tuhan, tentu ia akan berakhir dan disamakan dengan orang yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan perkataan-Nya " Aku tidak pernah mengenal kamu (Matius 7:23).

Keyakinan kesalamatan bukan sesuatu yang abstrak tidak berdasar, tetapi sesuatu yang tindakan nyata adanya bukti penurutan terhadap kehendak Tuhan, sebagaimana iman juga harus ada tindakan pembuktiannya.
Seperti contohnya Paulus, ia yakin memperoleh mahkota abadi, bukan gambling atau untung-untungan (1 Korintus 9:25-27).
Paulus berusaha dengan maksimal memberikan segenap hidupnya bagi Tuhan dan memenuhi rencana-Nya, ia melatih tubuh dan seluruh kehidupannya untuk terus berusaha berkenan dihadapan Tuhan karena Paulus pun menyadari ketika ia tidak melatih tubuhnya sendiri dengan sempurna yaitu menguasai seluruhnya untuk diarahkan kepada kehendak Tuhan, maka ia sendiri pun bisa di tolak oleh Tuhan.
1 Korintus 9:27  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Seorang anak yang mau UAN (Ujian Akhir Nasional) harus belajar rajin supaya lulus, sehingga kelulusannya menjadi sesuatu yang semakin pasti. Soal UAN tidak mudah diprediksi atau diduga, sehingga masih ada unsur untung-untungan, tetapi Firman Tuhan adalah sesuatu yang pasti. Kalau tidak melakukannya, kita bisa tidak dikenal oleh Tuhan (Ibrani 6:10-11).

Pada umumnya orang berpikir bahwa hari-hari yang dijalaninya menuju suatu titik akhir yang tragis. Itulah sebabnya orang mencoba mempertahankan kehidupan di bumi ini selama mungkin.
Hidupnya dipenuhi segala keserakahan untuk memiliki segala fasilitas yang bisa diraihnya, sebab di dalamnya ia mengharapkan sukacita hidup yang melengkapi hidupnya.
Kematian baginya suatu momok yang menakutkan. Mereka memandang hidup di dunia ini adalah kehidupan yang indah. Kehidupan yang indah yang tidak boleh diakhiri buru-buru, tetapi dipertahankan selama mungkin dan dikembangkan sedemikian rupa supaya bisa meraih sebanyak-banyaknya yang disediakan dunia ini bagi manusia.
Tetapi bagi anak-anak Tuhan, kita harus berpendirian berbeda dengan orang tidak mengenal Tuhan Yesus.
Bagi kita orang percaya, dunia hari ini merupakan awal dari kita belajar mengenal pribadi agung Tuhan kita Yesus Kristus dan memposisikan diri kita menjadi sahabat karibnya Tuhan, tentu saja kita harus membawa segenap hidup taat melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan.
Dengan menjadikan diri sebagai sehabatnya Tuhan maka kesulitan hidup dan bahkan sampai kematian bukan lagi merupakan momok yang menakutkan, sebab Tuhan selalu ada bersama sama dengannya dan senantiasa menyertai sampai kesudahan zaman atau dimana hari ia menutup mata.

Bagi kita orang percaya yang penting asal ada makanan dan pakaian cukuplah (1 Timotius 6:8).
Dan tentu saja orang yang menjadi sahabatnya Tuhan adalah orang yang bertanggung jawab kepada keluarga, bekerja dengan jujur, rajin dan ulet, yang dimana ia melakukan hal tersebut karena ia memiliki kepentingan untuk memenuhi rencana Tuhan dan kehendak-Nya selama dibumi ini, menjadi berkat bagi keluarga dan sesamanya.
Ketika Tuhan Yesus berkata: jangan gelisah hatimu, di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal, Aku menyediakan tempat bagimu. Jaminan inilah yang membuat hidup kita berbunga-bunga dan bergairah melayani Tuhan dan terus selalu mengarahkan hidup kita seluruhnya kepada kerajaan Bapa kita di surga yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.

Memilih menjadi sahabat Tuhan berarti seluruh keinginan, kehendak, dan kesenangan hidup seseorang direngut oleh Tuhan untuk melakukan segala keinginan dan rencana-rencana Tuhan serta menunjuk hidupnya harus memiliki filosofi hidup "makananku adalah menuruti dan melakukan kehendak Bapa serta menyelesaikan pekerjaan-Nya".

Amin.

1 komentar: