Sabtu, 15 April 2017

MAKNA DAN KUASA KEBANGKITAN TUHAN YESUS


Roma 6:5-9
(5)Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
(6)Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
(7)Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
(8)Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
(9)Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa akan adanya kebangkitan bagi semua manusia untuk dunia yang baru.
Tentu manusia yang akan dibangkitkan untuk menerima hidup yang kekal adalah orang-orang yang selalu mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar sehingga selalu ada didalam gaya hidup melakukan kehendak-Nya dengan setia.
Orang percaya dipanggil untuk memiliki kebangkitan dan tubuh kemuliaan seperti kebangkitan dan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa kita harus menang seperti Dia menang.
Kemenangan ini tidak diperoleh secara otomatis ketika seseorang menjadi Kristen, tetapi harus melalui perjuangan yang berat sepanjang hidup di bumi ini.
Inilah yang dimaksud dengan perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Perlombaan itu adalah melahirkan dirinya sehingga memiliki kualitas hidup/moral karakter seperti yang telah diperagakan oleh Tuhan Yesus selama mengenakan tubuh daging dua ribu tahun yang lampau.
Mengikuti jejak Tuhan Yesus dalam seluruh kualitas hidup-Nya yang taat tak bersyarat melakukan kebenaran dan mengasihi manusia adalah inti hidup kekristenan kita.
Setiap orang yang mengaku percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus harus memiliki kesediaan tanpa batas mengikut jejak-Nya atau gaya hidup-Nya.

Dalam Filipi 3:10-11 Paulus menunjukkan bahwa mengikut Tuhan Yesus Kristus berarti berusaha untuk mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana seseorang menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Mengenal Dia dan kuasa kebangkitan Tuhan berarti mengenal bagaimana hidup dalam ketaatan tanpa batas.
Jadi, kuasa kebangkitan Tuhan Yesus terletak pada ketaatan-Nya dan integritasnya hidup didalam kasih yang kudus dan kebenaran yang tak bercacat cela.
Untuk meraih kualitas hidup seperti ini dibutuhkan perjuangan yang sangat berat untuk taat secara mutlak hidup dipimpin oleh Roh Allah dan kesediaan untuk tidak mengikat jiwanya dengan apapun juga yang berasal dari dalam dunia ini, kemudian selanjutnya memberi jiwanya hanya terikat dengan satu-satunya Pribadi yaitu hanya kepada Tuhan Yesus.
Tidak ada barang bagus berkualitas tinggi dapat diperoleh dengan harga murah.
Untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus yang menang, dituntut keberanian untuk melakukan barter.
Paulus menyatakan bahwa ia melepaskan semuanya supaya memperoleh Kristus (Filipi 3:8).

Tuhan Yesus menuntut semua orang yang mengaku sebagai murid-Nya harus memiliki kesediaan melepaskan segala miliknya yang dipandang paling berharga dan bernilai tinggi (Lukas 14:33) sehingga Tuhan dapat berkarya secara leluasa untuk memimpinnya kepada segala kebenaran-Nya untuk dilakukan secara sempurna.
Karenanya Tuhan menunjuk syarat/standar sebelum seseorang memutuskan menjadi pengikut-Nya. Tuhan menganalogikannya seperti seseorang yang sedang ingin membangun sebuah menara dan terlebih dahulu harus duduk untuk menghitung anggarannya supaya menara yang dibangun tidak gagal/sia-sia karena kekurangan dana untuk membangunnya.
Menara tersebut harus dibangun sampai selesai. Dalam hal ini ada kemungkinan terdapat orang-orang yang gagal membangun menara. Gagal membangun menara sama dengan gagal menerima keselamatan abadi.
Aspek yang harus diperhatikan dengan gambaran ini adalah bahwa mengikut Tuhan Yesus adalah suatu harga yang sangat tinggi seperti seseorang membangun sebuah menara.
Membangun menara/Mengikut Tuhan Yesus bukan harga yang murah. Mengikut Tuhan Yesus berarti bersedia mengikuti seluruh jejak-Nya, teladan-Nya dan gaya hidup-Nya.
Oleh sebab itu Keselamatan adalah usaha Tuhan Yesus mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya, tidak heran jika sedikit orang yang mau meresponi untuk masuk dalam proyek keselamatan dengan sikap hati dan sikap hidup yang benar yang mau berjuang melakukan segala sesuatu demi kepentingan dan untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31).

Itulah sebabnya ketika Tuhan Yesus menjawab pertanyaan mengenai sedikit sajakah orang yang diselamatkan, Tuhan Yesus menyatakan agar orang percaya berjuang untuk masuk jalan sempit. Sebab banyak orang berusaha masuk tetapi sedikit yang dapat masuk (Lukas 13:23-28).
Orang percaya tidak perlu bingung terhadap kenyataan adanya orang-orang yang gagal untuk diselamatkan.
Paulus sendiri dengan jelas menyatakan bahwa sejarah perjalanan bangsa Israel menjadi pelajaran bagi orang percaya.
Kegagalan mereka masuk tanah Kanaan menjadi contoh bagi kita yang hidup di jaman akhir ini (1 Korintus 10:1-11).
Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih (Matius 22:14).
Dalam perumpamaan yang dikemukakan oleh Tuhan Yesus tersebut terdapat tamu undangan pesta seorang raja ada yang tidak mengenakan pakaian pesta (Matius 22:1-13).
Dalam hal ini nyatalah bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti merajut pakaian pesta, yaitu menjaga roh, jiwa dan tubuhnya terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada sampai kedatangan Yesus Kristus atau sampai kematian tubuh secara fisik menjemput.
Sehingga kelak dalam kebangkitan di kekekalan ia diterima di kemah abadi menerima mahkota kehidupan kekal yang Tuhan Yesus janjikan.

Dalam Kitab Daniel 12:2 dikatakan demikian : Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Orang yang akan bangkit untuk menerima hidup yang kekal tentu adalah orang-orang yang ditemukan imannya oleh Tuhan tetap teguh berpegang kepada penurutan terhadap kehendak-Nya.
Iman adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada pihak yang dipercayai yaitu Tuhan Yesus.
Orang percaya harus hidup dalam kebenaran moral Tuhan Yesus sendiri, inilah kebenaran moral Allah yaitu mengambil bagian dalam kekudusan Allah; memiliki pola berpikir-Nya.
Dengan kualitas hidup seperti ini semua tindakannya sesuai dengan keinginan Allah Bapa.
Tanpa mati bersama dengan Kristus, tidak ada kebangkitan.
Karena itu marilah kita mulai sekarang juga memastikan bahwa manusia lama kita telah mati.
Kita harus berani menanggalkan segala kesenangan daging dan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Kita harus berani menjadi orang-orang yang kehilangan hak untuk dipuji, hak untuk disanjung, hak untuk dihargai.
Untuk menjaga agar kita tidak menyerah kepada sifat manusiawi lama kita, marilah kita mulai mengenali kelemahan-kelemahan kita dan apa hal-hal yang biasanya membuat kita jatuh.
Kembangkan penguasaan diri yang kokoh, dan jauhilah hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sebagai gantinya, gunakan waktu kita untuk hal-hal yang memuliakan Tuhan. Contohnya, mempelajari Firman Tuhan, membaca buku-buku yang bermutu, dan mendengarkan khotbah-khotbah yang menyampaikan isi pengajaran Injil yang murni yang menjuruskan hidup kita untuk semakin serupa dan menjadi sempurna berkarakter Kristus.
Bersekutulah dengan saudara-saudara seiman.
Pikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk melayani Tuhan dimanapun kita berada. Relakanlah diri kita untuk taat dipimpin oleh Tuhan, dan percayalah bahwa dengan pimpinan-Nya kita niscaya sanggup untuk memastikan bahwa manusia lama kita tidak akan bangkit kembali.
Ketaatan kita kepada Tuhan Yesus dalam melakukan apa saja demi untuk pengabdian dan kemuliaan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa kita telah mati bagi dosa dan bangkit dalam kehidupan yang baru bersama sama dengan Tuhan Yesus Kristus.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar