Selasa, 25 April 2017

MENDAHULUKAN KERAJAAN ALLAH


Matius 6:33  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Dalam hidup ini ada satu tujuan hidup yang harus kita gumulkan, kita kejar dan kita capai. Tujuan yang dimaksud dan yang juga diinginkan oleh Bapa untuk kita canangkan dan kejar untuk kita penuhi ini adalah, yaitu memuaskan hati Bapa.
Memuaskan hati Bapa artinya mengerti kehendak Tuhan dengan tepat, dan melakukannya dengan rela dan sukacita.
Kita harus selalu berfilosofi hidup bahwa tidak ada hal yang bisa kita anggap memuaskan hati kita selain memuaskan hati Bapa.
Bagi kita, memuaskan hati Bapa harus menjadi suatu kebutuhan yang selalu mendesak dan penting, sehingga akhirnya hidup kita ditenggelamkan dalam pergumulan memuaskan hati Bapa.
Ini adalah pergumulan atau perjuangan yang kudus.
Inilah sebenarnya yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai “mendahulukan kerajaan Allah dan kebenarannya”. Orang yang masih mencari kepuasan hatinya sendiri belum bisa dikatakan mendahulukan Kerajaan Allah.

Apabila jiwa seseorang yang masih dipenuhi dengan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16), ia tidak akan pernah memiliki kerinduan untuk memuaskan hati Bapa.
Hidupnya akan ditenggelamkan dengan mencari dunia dan mengumpulkan harta di dunia. Targetnya adalah target dunia yang terus bermunculan, dari pakaian baru, ponsel baru, mobil baru, rumah baru, perhiasan baru.
Belum lagi jika ia terobsesi dengan kehormatan, maka targetnya adalah kedudukan, pangkat dan hal-hal lain yang dianggapnya memberi nilai diri.
Sampai pada level tertentu, mereka sudah menjadi mempelai Iblis, bukan mempelai Kristus.
Cara inilah yang digunakan Lucifer untuk mempersiapkan mempelai-mempelainya.

Ironisnya, banyak orang yang sedang dipersiapkan iblis menjadi mempelainya, namun tidak menyadarinya.
Mereka merasa hidup wajar, sebab tidak melanggar hukum atau merugikan sesama.
Bahkan tak jarang mereka merasa telah mendahulukan kerajaan Allah dengan tidak menyadari ia juga mengikutsertakan kepentingannya dibaliknya, mereka menyumbang kegiatan gereja dan kegiatan sosial dalam jumlah besar dengan motivasi dimana Allah akan memberikan semua yang mereka targetkan, yang mereka inginkan untuk memenuhi kepentingannya.
Anggapan mereka, mereka telah berkorban untuk Allah, telah memuaskan hati-Nya.
Pengertiannya “mendahulukan kerajaan Allah” tidak lagi murni sebab telah diisi didalamnya juga terdapat tujuan yang lain yaitu kepentingannya secara pribadi.

Jadi Inti yang benar dalam mendahulukan kerajaan Allah atau memuaskan hati Bapa bukanlah terletak pada keinginan kita dan kegiatan yang berasal dari pemikiran kita, sebab manusia yang licik bisa melakukan kegiatan yang tampak rohani dengan tujuan memuaskan keinginannya sendiri.
Namun yang memuaskan hati Bapa adalah bila kita melakukan kehendak-Nya dengan tepat sesuai dengan keinginan, pikiran dan perasaan Bapa kita Tuhan Yesus.
Olehnya kita perlu bergumul setiap hari, berdoa meminta tuntunan Roh Kudus agar kita bisa melakukan dengan tepat sesuai dengan keinginan, pikiran dan perasaan-Nya untuk dengan taat kita lakukan didalam kehidupan ini.
Anak-anak Allah yang sejati adalah orang-orang yang kerinduannya selalu mendahulukan kerajaan Allah, memberikan segenap kasihnya dengan murni dihadapan Bapa tanpa memasukkan agenda kepentingan pribadi, keinginannya hanyalah memuaskan hati Bapa, hidup didalam kasih-Nya yang bertindak sesuai dengan keinginan, pikiran dan perasaan Kristus setiap waktu.

Filipi 2:2-5
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar