Selasa, 11 April 2017
MENGINDAHKAN PERINGATAN TUHAN
Mazmur 119:2-3
Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
Tidak ada orang yang menyangka bahwa suatu saat ia bisa ada di ruang ICU di suatu rumah sakit dan ternyata itulah waktu-waktu terakhir bagi dirinya untuk menghadap kepada Tuhan memberi pertanggungjawaban seluruh kesempatan hidup yang telah diberikan oleh Tuhan.
Ketika ia dalam posisi yang tidak siap menghadap Tuhan untuk bisa memberi pertanggungjawaban seluruh isi kehidupannya maka penyesalan dan kesedihan yang bercampur dengan rasa ketakutan pun mulai menyelimuti jiwanya, atau juga bahkan mungkin kemarahan terhadap dirinya sendiri.
Ia marah sebab ia menyesal karena tidak sepenuhnya mau mengindahkan setiap peringatan-peringatan yang Tuhan berikan lewat peristiwa peristiwa dihidupnya untuk ia bisa melakukan dan memenuhi kehendak Tuhan.
Ia ingin menoleh ke belakang hari, mengingat-ingat perjalanan hidup yang telah dijalaninya namun kesempatan memperbaiki diri telah tertutup rapat karena waktu yang Tuhan sudah berikan telah habis dan tiba waktunya untuk memberi pertanggungjawabannya.
Penyesalan biasanya datang belakangan tetapi penyesalan tidak akan dapat merubah keadaan yang telah terjadi.
Pembaringan terakhir adalah sebuah fragmen kehidupan nyata yang akan pasti dialami semua anak manusia, betapa mengerikannya kalau seseorang tidak mampu dan tidak siap untuk memberi pertanggungjawaban hidupnya dihadapan Tuhan, tentu orang seperti ini akan berakhir didalam kegelapan abadi terhukum selamanya terpisah dari hadirat Tuhan. Penyesalan yang sangat dalam digambarkan sebagai “ratap dan kertak gigi” (Matius 8:11-12).
Ratap dan kertak gigi menunjukkan penyesalan, kesedihan atau bahkan mungkin kemarahan atas suatu keadaan yang tidak ia sukai.
Ia tidak sanggup untuk menoleh ke belakang yaitu hari dan tahun-tahun yang telah ia lewati, ia tersadar bahwa waktu tidak bisa diputar kembali. Respon terhadap keadaan itu hanyalah ratap dan kertak gigi. Betapa mengerikan keadaan tersebut.
Kalau hari ini Tuhan sedang memberi peringatan terhadap kita, mengenai keadaan itu, betapa berharganya peringatan tersebut. Seperti Nuh yang hidupnya taat kepada Tuhan maka Tuhan memberikan kasih karunia kepadanya untuk terbebas dari air bah yaitu pemusnahan manusia yang tidak mau mengindahkan Tuhan didalam hidup mereka. Hal ini sama dengan penolakan masyarakat kota Sodom dan Gomora yang mengabaikan peringatan Lot. Bahkan mereka berusaha mencelakai Lot dan malaikat utusan Allah. Seperti Yunus yang berseru-seru di jalan-jalan kota Niniwe agar masyarakat kota Niniwe bertobat. Walau Yunus sendiri tidak mengharapkan pertobatan orang Niniwe.
Tetapi bagaimanapun seruannya membawa dampak, yaitu pertobatan kota Niniwe sehingga mereka dihindarkan dari hukuman Allah.
Kalau ada peringatan semacam ini pada jaman kita, jangan diabaikan. Mengabaikan kesempatan ini berarti tidak mengindahkan Tuhan.
Hendaknya kita memperhatikan nasehat Petrus yang mengatakan selama kita menjalankan hidup kita didunia ini kita harus takut dan gentar kepada Tuhan Yesus sebagai Bapa kita, disetiap langkah hidup kita haruslah hanya melakukan kehendak Bapa disorga yaitu Tuhan Yesus yang menghakimi tanpa memandang muka menurut perbuatan.
1 Petrus 1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
Hendaknya hari-hari ini, agenda hidup kita hanyalah melakukan kehendak-Nya untuk dicapai dan senantiasa berjalan seturut sesuai dengan kehendak Roh Allah yang berdiam didalam diri kita.
Mengabaikan peringatan dan kesempatan yang Tuhan berikan berarti tidak menghormati Tuhan.
Amsal 3:11-12 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar