Jumat, 16 Juni 2017

MEMILIH GAIRAH HIDUP YANG KUDUS


Wahyu 18:3
karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

Konteks Wahyu 18 adalah berbicara mengenai jatuhnya Babel.
Babel disini adalah hendak menjelaskan keadaan manusia akhir zaman yang hidupnya menjadi seorang pemberontak kepada Tuhan.
Dengan mengasihi dunia dan apa yang didalamnya sudah cukup membuat manusia menjadi musuh Allah.
Dalam kitab Wahyu 18 sudah dituliskan bahwa banyaķ dari manusia diakhir zaman ini memiliki gairah hidup yang salah yaitu menjadikan dunia sebagai tempat mencari kesenangan hidup.
Dikatakan semua bangsa, raja-raja dan pedagang-pedagang dibumi akan mabuk dengan percintaan akan dunia ini dan berbuat cabul dengannya.
Olehnya Petrus menasehati kita dengan kalimat : Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini (1 Petrus 1:17)
Karena hidup di bumi hanyalah menumpang untuk sementara, maka hendaknya kita harus berusaha memiliki gairah hidup dan keberhasilan yang benar dihadapan Tuhan yaitu gairah hidup yang berdampak dan memiliki nilai-nilai pada kekekalan.

Keberhasilan hidup manusia yang sebenarnya atau yang sejati adalah ketika seseorang menjadi kekasih Tuhan. Pelayanan harus menunjukkan hal ini, bukan mengarahkan jemaat kepada kenyamanan hidup untuk memiliki dunia dengan segala kesenangannya untuk kepentingan dan kepuasan diri.
Ukuran keberhasilan harus diubah.
Jadi keberhasilan atau sukses di studi, karir, rumah tangga dan lain sebagainya semua harus diarahkan untuk sarana mencari perkenanan Tuhan tanpa batas, demikian disegala lini kehidupan ini kita menjadi efektif sebagai alat Tuhan untuk menjalankan kepentingan dan rencana-Nya.
Demikianlah cara kita bersekutu menjadi kekasih Tuhan, dimana disegala area hidup ini kita selalu dapat menampilkan gambaran Kristus didalam hidup kita dan berdampak ditengah-tengah kehidupan ini, membawa nama Tuhan Yesus untuk selalu dipermuliakan.

Ketika kita dapat menjadi kekasih Tuhan yang sejati maka hal ini lebih dari sukses karir, studi rumah tangga dan lain sebagainya.
Inilah hari depan yang penuh harapan yang sesungguhnya.
Kedatangan Yang Mulia Tuhan Yesus Kristus pertama kali merupakan kesempatan di mana manusia menemukan Sang Khalik Pencipta langit dan bumi dalam persekutuan yang ideal seperti sebelum manusia jatuh dalam dosa.
Kalimat: Datang kepada Bapa, sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:6 berarti Tuhan ingin manusia kembali menjalin kedekatan yang khusus dengan diri-Nya, dan kita menjadi anak-anak-Nya yang dapat berinteraksi dengan Tuhan dengan membawa kesucian hidup kita dihadapan-Nya.
Bagi orang tua, anak-anak adalah kekasihnya. Bapa di sorga juga memiliki kasih yang dalam seperti itu, bahkan jauh lebih dalam.

Tuhan menghendaki agar hati kita diserahkan kepada-Nya tanpa disisakan kepada apapun.
Orang yang menyerahkan hatinya kepada Tuhan Yesus sebagai tujuan hidup berarti ia mengingini Tuhan lebih dari mengingini segala sesuatu.
Tuhan menjadi tujuan kehidupan ini, artinya segala sesuatu kita lakukan untuk Tuhan dan kerajaan-Nya.
Harusnya gairah hidup seperti ini yang harus terus menguasai diri kita.
Suatu hari kelak pada akhirnya Tuhan akan memperkarakan gairah apa yang ada pada setiap masing-masing individu selama ia hidup dibumi ini.
Dari gairah tesebut akan terbukti, kepada siapa seseorang mengabdikan dirinya.
Apakah kepada diri sendiri atau kepada Tuhan Pemilik Semesta Alam Tuhan kita Yesus Kristus.
Orang-orang yang memiliki banyak keinginan untuk memuaskan hawa nafsu meraih sebanyak-banyak kesenangan hidup yang disediakan oleh dunia melalui berbagai sarana adalah orang-orang yang mengasihi kepada dunia dan berbakti kepada iblis.
Tetapi kalau orang menyadari bahwa ia menumpang di bumi, ia akan berusaha menjadikan Tuhan sebagai kekasih jiwanya yang abadi, menjadikan sarana kehidupan ini untuk dapat menyenangkan, memuaskan dan memuliakan Tuhan Yesus dengan tanpa batas.

Kalau jujur, setiap orang bisa memeriksa apakah dirinya sebagai kekasih Tuhan atau musuh Tuhan yaitu iblis.
Perlu kita memeriksa gairah apa yang paling kuat mendesak dalam jiwa kita.
Bagaimana warna jiwa seseorang tergantung dari apa yang disiramkan atasnya setiap hari? apakah ditabur didalam roh ataukah didalam hawa nafsu daging yang berujung binasa (Roma 8:13).
Untuk memiliki warna gairah yang benar, hidup didalam roh yang dipimpin oleh pimpinan Roh Allah, hal ini tidak bisa dibangun seseorang dalam satu hari.
Warna, kualitas atau isi gairah ini harus dibangun melalui tahun-tahun yang panjang.
Adalah kesembronoan hidup kalau seseorang tidak mengisi jiwanya dengan Firman yang keluar dari mulut Allah setiap hari.
Dalam Matius 4:4, satu aspek hendak menunjukkan bahwa makanan jiwa seseorang haruslah Firman yang keluar dari mulut Allah, tetapi aspek lain harus diwaspadai bahwa ada “firman” yang keluar dari mulut yang lain (2 Korintus 11:3 ; 2 Timotius 4:3).
Seseorang tidak bisa bersikap pasif.
“firman yang salah” yang keluar dari mulut iblis inilah yang menciptakan gairah untuk menikmati dunia dengan segala kesenangannya.
Gairah yang mengarahkan hidup kita kepada percintaan akan dunia jelas akan membuat diri kita menjadi musuh Allah (Yakobus 4:4).
Olehnya setiap kali kita mendengarkan rohaniwan yang berkhotbah atau membaca buku rohani baik di media cetak ataupun media social haruslah disaring terlebih dahulu dan minta pimpinan Roh Kudus untuk memimpin kita dalam menyerap apa yang benar dari isi pemberitaan Firman tersebut.

Kalau seseorang mendengar Firman yang keluar dari mulut Allah, kesenangannya pasti mengarah kepada Tuhan sebagai kesenangan hidup yang abadi, ia tidak lagi memiliki kesenangan lainnya selain Tuhan dan perkenanan-Nya dan membuatnya terus berusaha menjadi pribadi yang efektif untuk Tuhan, ia semakin giat, bergairah dalam pekerjaan Tuhan disegala tempat, seluruh potensi hidup dikerahkan secara maksimal dan all out dan mengunakannya sebagai sarana mengabdikan dirinya sepenuh-penuhnya untuk kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Dalam hal ini ia menjadikan dirinya dan seluruh diwilayah hidupnya sebagai alat Tuhan untuk dapat hidup didalam kehendak-Nya.
Tetapi kalau firman itu keluar dari mulut yang lain yang bukan berasal dari Tuhan maka dunia yang mengisi bejana hatinya, Tuhan hanya dijadikan alat untuk meraih kesenangan hidup yang dunia tawarkan.
Dalam hal ini ia sebenarnya tidak menjadikan Tuhan sebagai kekasih jiwanya namun menjadikan dunia sebagai kekasihnya.
Tujuannya bertuhan hanya untuk mewujudkan rencana pribadi dan kepentingan hidupnya yang sebenarnya kesenangannya adalah meraih kenyamanan hidup didunia, meraih sebanyak-banyak apa yang dunia tawarkan kepadanya yang tidak lain kesenangan yang sementara yang berujung kebinasaan.

Selama manusia masih hidup dibumi ini, setiap orang akan terus dihadapkan kepada dua gairah hidup, apakah gairahnya makin kuat ke arah Tuhan atau ke arah dunia.
Oleh sebab itu setiap kita harus memerhatikan, apakah yang paling banyak mengisi jiwa kita setiap harinya?
Hendaknya kebenaran Firman Tuhan yang murni yang berasal dari pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus harus selalu mengisi hati kita setiap hari untuk dikenakan didalam seluruh wilayah hidup ini, berangkat dari ini Tuhan akan mengarahkan kita untuk mencintai Tuhan tepat seperti yang Dia kehendaki.
Dan tidak ada yang lebih berharga dalam hidup ini selain kita dapat diakui oleh Tuhan sebagai kekasih-kekasih abadi yang dapat memuaskan hati-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar