Kamis, 22 Juni 2017
MENGENALI DUA SUARA DI DALAM HATI
Roma 13:5
Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.
Siapa kita hari ini adalah produk dari apa yang kita dengar dan kita lihat selama perjalanan hidup kita di masa lalu. Sama seperti bagaimana kesehatan tubuh kita hari ini adalah peta dari makanan yang kita konsumsi serta pola hidup yang kita jalani. Demikian pula dengan keadaan nurani kita adalah peta dari kehidupan yang telah kita jalani, yaitu filosofi yang kita serap setiap hari dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, pergaulan dan pendidikan. Produk yang kita konsumsi dalam jiwa yang berasal dari dalam dunia ini melahirkan suara manusia lama.
Manusia lama ini memiliki suara di dalam diri kita. Pada waktu di gereja atau di suasana tertentu suara itu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia bisa bersikap baik, tetapi sebenarnya ia sangat licik. Harus diketahui bahwa di gereja pun suara itu tidak bisa dibungkam. Ia bisa menyesuaikan diri dengan keadaan secara licik. Bahkan seorang pendeta yang berkotbah atau seorang worship leader yang memimpin puji-pujian di mimbar bisa mengeluarkan kata-kata dan sikap yang berasal dari suara manusia lamanya yang penuh dengan manipulasi dan kepura-puraan padahal yang ia ucapkan tidak dilakukannya dengan perjuangan yang ketat. Tentu ia tidak menyadarinya sebab manusia lamanya masih kuat mendominasi pikirannya.
Bahkan kadang-kadang ia merasa itu suara dari Tuhan.
Pada waktu di gereja kadang-kadang suara manusia lama bisa tidak terdengar, suara roh lebih keras, tetapi ketika keluar dari gereja suara manusia lamanya kembali mendominasi hidup. Itulah sebabnya mengapa seseorang begitu mudah jatuh dalam dosa atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan pada waktu di luar gereja.
Bagi mereka yang memiliki emosional yang tinggi ketika berada di gereja ia menjadi manusia yang berbeda untuk sementara waktu, ketika ia sudah diluar gereja suara manusia lamanya kembali mendominasi dan berkata "marahlah, lepaskan emosimu dan kamu berhak marah"
Bagi yang hidupnya masih diperbudak oleh barang, hobi dan kesenangan dunia lainnya contohnya seseorang yang masih diperbudak kesenangan oleh rokok maka suara manusia lamanya akan berkata "kamu berhak memiliki kesenangan ini, suatu hari kamu boleh berhenti namun untuk sekarang nikmatilah selama kamu masih sehat".
Bohong-bohong kecil dianggap tidak melukai hati Tuhan, dan dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah, dalam pikirannya Tuhan maha kasih nanti bisa minta ampun sama Tuhan, namun ia tidak pernah berjuang secara serius melepaskan karakter yang salah dan rusak tersebut.
Sebenarnya dengan masih memelihara sikap seperti ini ia tidak pernah menghormati Tuhan yang telah menebusnya dari dosa dan dari cara hidup yang sia-sia yang telah ia warisi dari cara hidup dunia, ia tidak berniat untuk serius menghasrati hidup baru didalam Tuhan sebagai kebahagiaan hidupnya.
Inilah orang-orang yang memiliki kesombongan yang terselubung didalam dirinya.
Kalau seseorang sungguh-sungguh berhasrat untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, ia harus sungguh-sungguh mengenali suara manusia lamanya tersebut, yang sering tanpa sadar mendorong seseorang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam hal ini, bukan hanya perbuatan dosa yang sudah dilakukan yang sangat berbahaya, tetapi yang tidak kalah berbahayanya adalah suara dari daging atau manusia lama yang tidak bisa dibungkam dengan mudah.
Kalau seseorang tidak memiliki keteguhan hati untuk melakukan kehendak Allah, maka ia akan mudah menyerah terhadap suara manusia lamanya dengan mengikuti keinginannya.
Dan masih terus hidup sesuai dengan suara yang adalah filosofi dari kehidupan lamanya, hasil asuhan dunia. Akhirnya ia selalu hidup dalam perbudakan manusia lama.
Suara manusia lama dengan segala pertimbangan dan hasratnya sering menguasai diri kita tanpa kita sadari.
Sering orang menganggap itulah dirinya.
Tentu suara manusia lamanya tersebut memiliki kecerdasan dan berbagai argumentasi dengan segala pertimbanganya.
Tentu pertimbangan tersebut yang tidak searah dengan pikiran Tuhan. Itulah sebabnya banyak orang Kristen yang berbuat dosa dengan seribu satu alasan mengapa ia melakukan perbuatan tersebut. Alasan-alasan yang dibangun sering semata-mata hanya untuk mendapat pembenaran terhadap perbuatan salah yang dilakukan. Terkait dengan hal ini Firman Tuhan mengatakan dengan tegas: Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:21-24).
Kalau seseorang tidak belajar Firman Tuhan yang murni secara ketat setiap hari, sehingga tidak pernah mendengar rhema untuk memperbaharui pikirannya dengan pikiran yang dari Allah, maka ia tidak bisa mendengar dan peka terhadap “suara pimpinan Roh Allah didalam nuraninya”.
Hendaknya ketika kita mendengar suara dari manusia lama tersebut, kita harus mulai menggantikan dengan suara baru yang kita peroleh dari kebenaran Firman Tuhan.
Suara baru yang bersumber dari suara kebenaran harus digoreskan atau ditanamkan di hati setiap hari secara ketat untuk dapat menggantikan suara manusia lama.
Ibarat siput, kita sadar bahwa cangkang yang kita bawa kemana-mana ternyata cangkang yang salah, sekarang kita hendak melepaskan diri dari cangkang tersebut dan mengenakan cangkang yang lain, cangkang yang baru. Cangkang yang lama adalah suara manusia lama dan cangkang yang baru adalah suara kebenaran yang berasal dari mulut Allah.
Ini adalah hal yang sulit karena kita telah bertahun-tahun mengenakan cangkang tersebut, tetapi kita bisa melakukannya dengan pertolongan Tuhan dan meresponi pertolongan dan panggilan-Nya untuk mengenakan manusia baru yang memiliki gambar diri layaknya sebagai anak-anak kerajaan Bapa di Sorga yang selalu mengenakan manusia yang berkodrat Ilahi.
Ibrani 4:7
Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar