Kamis, 01 Juni 2017

MENJADI MANUSIA ROHANI


1 Korintus 2:14-16
14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

Orang percaya harus menjadi rohani, artinya semua orang percaya adalah rohaniwan. Rohaniwan bukan hanya pendeta atau mereka yang disahkan gereja atau sinode menjadi pejabatnya. Semua orang percaya harus menjadi atau berkelas rohaniwan, sebab kalau tidak rohaniwan berarti duniawan.
Duniawan tidak layak menjadi anak Allah dan tidak pantas menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga.
Untuk menjadi rohaniwan seseorang harus mengkonsumsi kebenaran yang murni.
Untuk itu kita harus berhati-hati terhadap ajaran yang disampaikan melalui khotbah, tulisan dan berbagai media yang menularkan atau memancarkan roh yang salah dimana seseorang digiring menjadi duniawi dan bukan lagi memberi diri kepada pengabdian kepada Allah dan kehendak-Nya.
Itulah sebabnya Paulus menyatakan dalam suratnya: Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima (2 Korintus 11:4).
Pernyataan ini menunjuk adanya roh dalam pengertian spirit, gairah atau semangat yang bukan berasal dari Allah yang diajarkan atau dibagikan dalam gereja (melalui pengajaran dan berbagai bentuk pelayanan).
Roh palsu tersebut bisa membangun suatu sifat keduniawian dimana umat akhirnya memiliki cara pandang yang salah dalam melakukan kehendak Allah.
Dalam tulisan tersebut, Paulus hendak mengatakan bahwa kalau seseorang mendengar Injil yang salah, maka sifat atau karakter Kekristenannya pasti salah juga.

Pemberitaan injil yang salah membuahkan karakter yang tidak sesuai dengan karakter Tuhan.
Dari hal ini maka terbangunlah monster-monster/manusia daging dalam kehidupan orang Kristen, dimana seseorang lebih mencintai berkat-berkat, hidup dalam kesenangan, dilindungi dari sakit penyakit dan malapetaka daripada berkorban dalam segala hal untuk mengabdi kepada pekerjaan Tuhan.
Inilah orang-orang yang disebut oleh Tuhan Yesus sebagai orang-orang tidak mau memikul salibnya, hanya mau menyelamatkan nyawanya dan tidak mau kehilangan nyawanya demi keselamatan jiwa-jiwa.
Paulus menyinggung mengenai manusia rohani dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, maksud manusia rohani di situ adalah manusia yang memiliki pikiran Tuhan (1 Korintus 2:15). Memiliki pikiran Tuhan maksudnya adalah memahami kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna demi jiwa-jiwa manusia dapat dikembalikan kepada rancangan Allah menjadi manusia rohani yang mengenakan kodrat Ilahi yang mau hidup seturut kehendak Roh Kudus dan tidak lagi hidup didalam kepentingan pribadi. 
Kebalikan dari manusia rohani adalah manusia duniawi (1 Korintus  3:1-4).
Manusia duniawi adalah manusia yang masih suka akan kesenangan hidup yang ditawarkan oleh dunia ini sebagai kebahagiaan hidup, manusia duniawi juga memiliki ciri dimana mereka masih suka bertengkar, bertikai, berselisih dan bersikap egois dengan sesamanya.
Dalam tulisannya Paulus juga menunjukkan bahwa orang Kristen yang belum dewasa berarti belum bisa dikatakan manusia rohani, tetapi manusia duniawi. Itu berarti masih memiliki monster manusia daging yang kuat.

Monster manusia daging adalah seseorang yang hidupnya menuruti daging, sama dengan orang Kristen duniawi, pikirannya semata-mata tertuju kepada pemenuhan kebutuhan jasmani dan cita-cita kebahagiaan hidup demi kelangsungan hidupnya dibumi ini.
Adapun kehidupan anak Allah adalah manusia Roh, yang hidup menuruti Roh atau dipimpin oleh Roh, sama dengan orang Kristen rohani.
Pikirannya hanya tertuju kepada perkara-perkara diatas dan bukan dibumi, ia memfokuskan hidupnya untuk kelangsungan hidupnya di dunia yang akan datang di kerajaan Bapa di surga, selama hidupnya dibumi ia mempersembahkan seluruh hidupnya hanya untuk mengabdi kepada kehendak dan kepentingan Tuhan demi rencana Tuhan dapat tergenapi bagi dunia ini. 
Untuk bisa berubah dari orang Kristen duniawi atau hidup dalam daging kepada kehidupan orang Kristen rohani yang dipimpin oleh Roh dibutuhkan perjuangan yang sangat berat. Walaupun Roh Kudus bekerja aktif, tetapi umat pilihan juga harus aktif meresponi dan mentaati Allah melalui Roh Kudus yang memimpinnya guna melakukan pekerjaan yang diinginkan Roh Kudus untuk diperagakan.
Oleh sebab itu seseorang yang sungguh-sungguh mau diubahkan harus berani menginvestasikan seluruh kehidupannya tanpa sisa untuk proses perubahan tersebut.
Ini berarti perubahan menjadi manusia rohani/manusia Allah haruslah menjadi satu-satunya tujuan hidup demi dapat melakukan kehendak Allah secara benar.

Untuk mewujudkan hidup sebagai manusia rohani, seseorang harus mempertaruhkan segenap hidupnya bukan untuk hal apa pun kecuali bagi perubahan menjadi manusia rohani/manusia Allah (1 Timotius 6:11-12).
Di sini kita menemukan letak mahalnya harga keselamatan itu dan sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Surga (Lukas 13:23-24).
Keselamatan untuk manusia telah diperjuangkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib dengan memberikan segenap diri-Nya, bagi mereka yang mau menerima Dia.
Demikian pula orang yang mau merespon atau menyambut keselamatan tersebut guna memilikinya, ia harus mempertaruhkan segenap hidupnya untuk memberi buah dan mengerjakan keselamatan itu dalam hidupnya.
Orang yang disebut rohani adalah orang yang tidak bisa berbuat dosa lagi atau nyaris tidak berbuat dosa lagi. Hatinya semata-mata tertuju kepada perwujudan Kerajaan Allah pada hari kedatangan Tuhan Yesus.
Mereka dapat merasakan dan menghayati bahwa bumi ini bukanlah rumah dan tanah airnya, sehingga hanya merindukan langit baru dan bumi yang baru. Jiwanya tidak dapat dibahagiakan oleh dunia ini dengan segala keindahannya. Kehidupan orang seperti ini pasti memancarkan keindahan Tuhan dan menunjukkan kemuliaan Kerajaan Allah. Hanya orang-orang seperti ini yang sangat efektif menjadi saksi Tuhan dan sangat berguna bagi pekerjaan Tuhan. Mereka hidup hanya untuk melayani Tuhan dalam perjuangan tanpa batas dengan sangat tulus bagi kepentingan Kerajaan Allah. Orang percaya yang rohani tidak memberi kesempatan monsternya hidup, sebaliknya mematikan monsternya untuk tidak bisa eksis sama sekali sampai menutup mata, pulang ke surga.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar