Selasa, 01 Agustus 2017

MENGASIHI TUHAN BUKAN KARENA KEADAAN


Yohanes 14:21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Lebih mudah meninggalkan keindahan dunia karena dipaksa keadaan untuk harus meninggalkannya, yaitu berhubung sudah lanjut usia atau karena suatu penyakit atau kecelakaan parah yang mematikan.
Meninggalkan keindahan dunia di sini maksudnya adalah rela mempersembahkan segenap hidupnya bagi kemuliaan Tuhan.
Ketika kondisi fisik sudah tidak memungkinkan lagi untuk meraih dan menikmati dunia, maka hanya sikap pasrah untuk menerima saja keadaan yang ada. Tetapi betapa sulitnya kalau harus meninggalkan dunia sementara masih memiliki kesempatan untuk meraih dan menikmati dunia seperti manusia pada umumnya.
Ada orang-orang yang karena suatu keadaan dan divonis akan meninggal dunia, dengan bangganya ia dapat berkata bahwa ia sudah rela meninggalkan kesenangan dunia ini. Ia dapat mengatakan hal itu karena sudah dalam kondisi tidak berdaya sama sekali.
Waktu ketika ia masih sehat ia tidak sepenuhnya memilih Tuhan artinya tidak mau sepenuhnya melakukan kehendak Tuhan. Dengan menyatakan demikian ia kira bisa menipu Tuhan. Ia mau berlaku licik dan curang. Biasanya kalau orang-orang seperti ini memiliki harta, ia tidak akan menyerahkan hartanya bagi pekerjaan Tuhan tetapi mewariskan kepada anak cucu dan keturunannya dan untuk kesenangan, cita-cita untuk kepuasan dagingnya.
Seandainya ia masih memiliki kesempatan untuk meraih dan menikmati dunia ia belum tentu akan berkata demikian. Kerelaan seperti itu bukanlah kerelaan yang murni dan berkualitas.

Dalam kondisi fisik yang sudah tidak ada artinya ini, bukan saja bagi orang lain juga bagi diri sendiri, ia hanya bisa ke gereja menyanyi lagu rohani dan berdoa. Ia merasa sudah dapat memenuhi kewajibannya sebagai umat pilihan. Ia berpikir sudah dapat mengakhiri hidupnya dengan “cantik” di hadapan Tuhan. Seharusnya mengasihi Tuhan justru pada saat ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meraih dunia bagi diri sendiri, yaitu ketika fisiknya masih kuat. Ia bisa meraih dunia bagi dirinya sendiri tetapi ia tidak melakukan untuk memilih dunia tersebut namun ia memilih mempersembahkan segenap hidupnya bagi Tuhan, mempersembahkan  talentanya, pekerjaannya, seluruh kemampuannya untuk memuliakan Tuhan sepenuhnya. Ini berarti ia memilih Tuhan. Kalau seseorang masih muda dan berencana memilih Tuhan pada saat ia nanti sudah mencapai masuk usia senja tentu ia sudah berencana ingin menipu Tuhan, berlaku licik dan ketahuilah Tuhan sudah mengetahui maksud hati setiap manusia yang tidak murni dihadapan-Nya Yeremia 17:10 "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Kalau sebagai orang Kristen tidak sejak dini serius merubah diri, maka mereka sebenarnya tidak berniat untuk memilih Tuhan didalam hidupnya, orang seperti ini tentu tidak mengerti kebenaran secara utuh. Sebelum terlambat, dimana hati belum mengeras, juga selagi masih ada kesempatan, setiap orang percaya harus bertobat dengan sungguh-sungguh dan memberikan hidupnya untuk diubah terus menerus dan tentu saja hidup yang menunjukan mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akalbudi dan dengan segenap kekuatannya.

Pengkhotbah 12:1
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",

Tunjukkan sikap mengasihi kepada Tuhan ketika kita diijinkan Tuhan masih memiliki kapasitas kemampuan fisik yang prima dalam hidup kita dan bukan setelah tidak berdaya apa-apa.

Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar