Senin, 21 Agustus 2017
KEADAAN YANG SEHARUSNYA DIMILIKI
Matius 5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Dalam Matius 5:20 Tuhan mengatakan dengan sangat jelas: Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kata hidup “keberagamaanmu” dalam Matius 5:20 adalah dikaiosune (δικαιοσύνη).
Kata ini lebih tepat diterjemahkan kebenaran yang bertalian dengan kelakuan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yaitu sikap hati dan pola berpikir kita.
Kata dikaiosune menyangkut integrity, virtue, purity of life, rightness, correctness of thinking feeling, and acting (integritas, kebajikan, kemurnian hidup, kebenaran, kebenaran perasaan berpikir, dan perilaku).
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan righteousness. Kata ini dalam konteks tersebut bisa berarti beberapa, antara lain: state of him who is as he ought to be, righteousness, the condition acceptable to God (keadaan yang semestinya dimiliki, sebuah keadaan atau kondisi yang diterima oleh Tuhan).
Keadaan yang semestinya dimiliki, menunjuk kepada keadaan manusia yang seharusnya dikenakan sesuai atau seperti yang dirancang oleh Allah sejak semula ketika diciptakan.
Jadi, kalau orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan hidup melebihi dari kelakukan, sikap hati dan pola berpikir ahli Taurat dan orang-orang farisi, maksudnya bahwa manusia dibawa kepada keadaan sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia itu.
Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia tidak berkeadaan seperti yang Allah kehendaki. Dalam hal ini luar biasa di mata manusia adalah kewajaran di dalam pemandangan mata Tuhan. Manusia harus berkeadaan seperti yang Allah inginkan. Bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus mengatakan “harus” sempurna seperti Bapa.
Dengan pernyataan Tuhan Yesus bahwa orang percaya harus lebih benar dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hal ini mengisyaratkan bahwa penerimaan dan tuntutan Bapa terhadap umat Israel yang masih hidup di dalam Taurat dengan umat Perjanjian Baru adalah berbeda.
Dengan demikian orang percaya sebagai umat Perjanjian Baru harus memiliki standar moral lebih dari umat Perjanjian Lama yaitu moral yang tidak bercacat dalam seluruh perilakunya baik dari sikap hati, motivasi hati, cara berucap hingga perbuatannya yang adalah untuk memuliakan Tuhan.
Demikianlah, mereka yang diberi banyak dituntut banyak, sedangkan yang diberi sedikit dituntut sedikit.
Orang percaya yang mengenal Tuhan Yesus dan Injil-Nya berarti diberi banyak, maka dituntut banyak, yaitu harus sempurna seperti Bapa atau menjadi serupa dengan Tuhan Yesus (Matius 5:48 ; Roma 8:29).
Keadaan seperti yang Allah inginkan adalah keadaan yang diterima oleh Allah (the condition acceptable to God).
Orang-orang beragama samawi seperti orang Yahudi berusaha diterima oleh Allah dengan melakukan hukum Taurat. Paulus dalam suratnya tegas mengatakan bahwa tidak seorang pun dapat dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat.
Karenanya Paulus juga menasehati mereka yang melakukan hukum Taurat untuk tidak bermegah atau sombong dengan menjalani hukum Taurat tersebut.
Seseorang hanya dibenarkan oleh darah Yesus Kristus melalui iman terhadap Allah Anak, Tuhan Yesus Kristus.
Kalau Tuhan Yesus tidak mati di kayu salib, maka tidak ada seorang pun yang dihakimi. Ini berarti tanpa penghakiman semua manusia meluncur masuk api kekal tanpa ada yang menahan sama sekali, sebab memang semua manusia telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Kalau Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang percaya harus berkeadaan diterima oleh Allah melebihi dari ahli Taurat dan orang Farisi, berarti orang percaya dihakimi dengan ukuran berbeda. Bisa dimengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa ia berusaha untuk berkenan. Berkenan artinya berkeadaan diterima oleh Allah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Tuhan (the condition acceptable to God). Berkenan yang dimaksud oleh Paulus adalah diterima dalam rumah Bapa sebagai anggota keluarga Kerajaan.
Hal ini lebih dari sekadar masuk dunia yang akan datang, tetapi keadaan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus, menjadi anggota keluarga-Nya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar