Rabu, 23 Agustus 2017
RELASI TERHADAP ALLAH DAN SESAMA MANUSIA SECARA BENAR
Matius 5:22-24
22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Dalam Matius 5:22-24, Tuhan Yesus memberikan pengajaran-Nya atau hukum-Nya yang tidak akan pernah ditemukan di dalam agama manapun.
Kemarahan yang tidak patut dan sikap menuduh yang tidak berdasar, merupakan sikap hati, belum menjadi tindakan yang melanggar moral menurut pengertian umum, tetapi menurut Tuhan bagi anak-anak Allah sudah merupakan tindakan yang membuat seseorang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Dalam hal ini suatu perbuatan dinyatakan sebagai kesalahan bukan hanya tindakan lahiriah yang nyata, tetapi sikap hati yang tidak sesuai dengan kesucian Allah.
Tuhan menghendaki agar umat-Nya sebelum berurusan dengan Tuhan harus dalam keadaan hati yang bersih terhadap sesama. Jika tidak, maka segala bentuk ibadahnya menjadi sia-sia. Dalam hal ini ibadah di gereja tidak dapat dipisahkan dari langkah-langkah atau fakta kehidupan setiap hari.
Oleh sebab itu hendaknya kita tidak berpikir bahwa yang penting adalah ke gereja dan melakukan seremoni, tetapi sesungguhnya sikap hati terhadap sesama memainkan peranan penting dalam relasi dengan Allah. Tuhan menghendaki perdamaian dengan semua orang, artinya hidup tanpa musuh dengan siapa pun.
Terkait hal relasi dengan sesama, Tuhan Yesus juga berkata : Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:38-44).
Pernyataan Tuhan ini sangat luar biasa.
Sikap mengalah, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan adalah keistimewaan dalam Kekristenan yang tidak terdapat dalam agama lain. Dalam hal ini jelas orang Kristen tidak akan menjadi ancaman terhadap orang lain dan tidak memaksakan agamanya terhadap orang lain.
Tuhan Yesus juga menegaskan hal ini dalam Matius 5:46-47, apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Dari pernyataan ini sangat jelas sekali bahwa orang percaya harus memiliki keadaan yang unggul dan luar biasa dalam berkelakuan melebihi semua manusia di sekitarnya, bahkan melebihi tokoh-tokoh agama manapun.
Dari hal ini, sangatlah jelas bahwa orang percaya harus berjuang untuk bertumbuh menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Allah atau menjadi berkenan kepada-Nya. Perjuangan memiliki keadaan yang unggul atau luar biasa ini adalah respon terhadap anugerah Allah, bukan usaha untuk mencapai keselamatan.
Perjuangan ini merupakan buah pertobatan dari anugerah yang telah Tuhan beri dan disediakan bagi kita.
Kita diselamatkan supaya menghasilkan buah-buah keselamatan sesuai dengan standar yang Allah kehendaki, maka seseorang harus masuk proses menjadi manusia unggul berjuang tanpa batas mengenal Pribadi-Nya, mengubah diri dan memperbaharui manusia batiniahnya dari hari ke hari demi dapat sempurna mengenakan kodrat Ilahi menjadi serupa seperti yang telah diperagakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Tentu saja perubahan seorang anak Tuhan yang memiliki gairah yang kuat mengejar kesempurnaan Kristus yang terus berjuang mengenakan kodrat Ilahi sebagai anak-anak Allah maka keharumannya dapat dirasakan oleh orang-orang disekitarnya dimana orang disekitarnya hidupnya juga diubahkan dan mengenal kemuliaan Kristus dalam setiap peragaan perilaku hidupnya yang mengasihi dan menjadi berkat bagi sesama manusia.
Filipi 3:10-12
10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar