Kamis, 03 Agustus 2017

UKURAN KEMENANGAN


1 Yohanes 5:3-4
3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Iman adalah segala penurutan kita kepada kehendak Allah.
Kemenangan atas roh perbudakan dunia ini dapat terjadi jika kita memiliki iman yang di aplikasikan dengan segala tindakan penurutan kita kepada kehendak Allah.
Untuk memiliki iman yang benar atau penurutan kepada Allah, seseorang harus dilahirkan oleh Allah dengan hidup menurut roh sehingga pantas disebut sebagai anak-anak Allah.
Hanya orang yang sampai pada taraf kehidupan menurut roh yang dapat dikategorikan sebagai pemenang.
Menang di sini artinya dapat keluar dari kehidupan menurut daging, kemudian hidup menurut roh.
Hal ini berarti dipenuhinya pengesahan sebagai anak Allah (Yohanes 1:12-13).
Inilah sesungguhnya perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Dengan demikian perlombaan yang diwajibkan bagi orang percaya sesungguhnya adalah pergumulan untuk menjadi anak-anak Allah yang sah dengan hidup menurut roh.
Itulah sebabnya Bapa mendidik orang percaya agar orang percaya menjadi anak-anak Allah yang mengambil bagian dalam kekudusan-Nya.
Sebagaimana bapak di dunia ini mendidik anak-anaknya, demikian pula Bapa di surga mendidik orang percaya. Pendidikan terhadap setiap orang percaya adalah hal yang mutlak dialami. Jika seseorang tidak mengalami pendidikan ini, maka ia bukanlah anak yang sah (huios), tetapi anak-anak gampang (nothos ; anak tidak sah).

Orang percaya harus menerima kenyataan panggilan ini, bahwa sepanjang umur hidupnya hanyalah sebuah proses pendidikan dipimpin oleh Roh Kudus untuk melahirkan gairah roh yang sama seperti yang terdapat pula pada Roh Kudus yang diturutinya.
Begitu sulitnya perjuangan untuk menjadi anak-anak Allah ini, maka seseorang harus melepaskan diri dari segala kesenangan dan kenyamanan hidup seperti yang dinikmati oleh orang-orang yang tidak menjadi umat pilihan.
Kalau seseorang sudah menganggap ada sesuatu yang dinilai berharga selain Tuhan, maka ia tidak akan bertumbuh menjadi anak-anak Allah secara benar.
Masalahnya adalah bagaimana bisa menjadikan segala sesuatu yang berasal dari dunia ini dengan segala kesenangannya menjadi tidak berharga?
Dengan demikian kita hanya bisa mengabdikan diri kita hanya kepada satu Tuan/Majikan Agung saja yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Tidak ada cara lain selain memahami dan menghayati kemuliaan sebagai anak-anak Allah, bahwa menjadi anak-anak Allah itu hal yang paling mulia. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa orang percaya lebih dari orang-orang yang menang. Menang dalam teks aslinya adalah hupernikao (ὑπερνικάω), yang artinya menaklukkan.

Orang-orang Roma berhasil menaklukkan bangsa lain. Mereka orang-orang yang berjaya secara politis, sebaliknya orang Kristen pada waktu itu sebagai orang-orang yang kalah dalam versi manusia. Tetapi Paulus mengatakan bahwa orang percaya lebih dari orang-orang Roma, sebab orang percaya adalah anak-anak Allah yang dapat menaklukkan keinginan daging sehingga hidup menurut roh. Inilah kemenangan yang dimaksudkan oleh Paulus.
Orang-orang yang berhasil menaklukkan dagingnya ini adalah orang-orang yang akan mewarisi kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Orang percaya seakan-akan seperti orang kalah menurut pemandangan dunia yang tidak mengenal Allah, tetapi sesungguhnya orang percaya yang hidupnya menurut roh menjadi orang-orang yang menang di kekekalan.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus menulis surat-Nya kepada tujuh jemaat yang ditulis dalam kitab Wahyu agar orang percaya menjadi orang-orang yang menang.
Bukan menang secara politik, ekonomi, penampilan dan lain sebagainya, tetapi menang dalam ketaatan kepada Bapa.
Orang yang memahami hal ini sulit menjadi sombong atau bangga atas sesuatu yang dimilikinya, selain bermegah di dalam salib atau penderitaan dalam Kristus.

Dalam salib ada perjuangan untuk disahkan sebagai anak-anak Allah. Dalam hal ini kita mengerti mengapa Paulus tidak bermegah dalam hal apa pun selain dalam salib Tuhan. Kepada jemaat Korintus, Paulus bermegah dalam kelemahan. Kata kelemahan di sini maksudnya sesuatu yang dianggap rendah dan tidak bernilai bagi dunia, tetapi di dalam Tuhan justru itu menjadi nilai lebih. Kemegahannya adalah dalam penjara, didera di luar batas, dalam bahaya maut, disesah, dilempari batu, mengalami kapal karam, diancam bahaya banjir, bahaya penyamun, bahaya di kota dan di gurun, serangan saudara-saudara palsu dan lain sebagainya. Setelah melewati semua itu, Paulus lulus sebagai anak-anak Allah.
Sebab untuk dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus sebagai anak-anak Allah, kita harus menderita bersama-sama dengan Kristus. Menderita bersama-sama dengan Kristus artinya menderita bagi kepentingan pekerjaan Tuhan; menderita seperti Dia telah menderita. Dalam hal ini ciri dari seorang yang sah sebagai anak-anak Allah adalah memikul salib, yaitu penderitaan demi kepentingan Kerajaan Surga. Maka benarlah pernyataan “no crown without cross / Tidak ada mahkota tanpa salib"

Roma 8:17
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar