Rabu, 30 Agustus 2017

RANCANGAN ALLAH SEMULA


Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Rancangan atau rencana semula Allah menciptakan manusia agar segambar dan serupa dengan Allah merupakan rencana penciptaan manusia dengan keadaaan unggul. Allah tidak pernah bermaksud menciptakan sesuatu yang bercacat dan bercela. Allah yang sempurna adalah Allah yang menciptakan sesuatu yang pasti juga sempurna. Itulah sebabnya dalam Kejadian 1:31 Firman Tuhan mengatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya sungguh amat baik. Sungguh amat baik menunjuk kepada kesempurnaan ciptaan-Nya.
Namun harus dipahami bahwa kesempurnaan yang diciptakan oleh Allah bukan berarti sudah selesai, artinya Allah mau manusia harus mengembangkan diri untuk bisa berkeadaan mencapai demuth atau serupa dengan Allah.
Dalam Kejadian 1:26 Firman Tuhan mencatat: Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”.

Ada dua kata penting dalam ayat ini yaitu gambar dan rupa yang tertulis dalam bahasa Ibrani : Tselem Demuth.
Menciptakan manusia segambar (tselem) dan serupa (demuth) dengan Allah barulah rencana Allah.
Kata Tselem menunjuk pada komponen-komponen yang ada pada Allah yang juga pada manusia, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Adapun demuth-nya adalah kualitas dari komponen-komponen tersebut.
Pada kenyataannya Allah hanya menciptakan manusia menurut gambar-Nya (tselem), tetapi rupanya (demuth) tidak. Demuthnya harus dikembangkan oleh Adam dan Hawa melalui ketaatan mereka kepada perintah dan kehendak Allah.
Hal ini jelas tertulis di dalam Kejadian 1:27, "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka".
Adam diberi tanggung jawab untuk mengembangkan diri agar dapat serupa dengan Allah dengan mentaati segala perintah Allah dan tidak mengkonsumsi buah pengetahuan baik dan jahat.

Oleh sebab itu Allah memerintahkan Adam untuk bermultiplikasi dengan beranak cucu memenuhi seluruh bumi, diberi kuasa untuk mengelola atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi dan MENAKLUKKAN seluruh yang ada didalamnya.
Perintah untuk MENAKLUKKAN harus dimengerti bahwa Allah menghendaki Adam dan Hawa dalam kehendak bebasnya dapat menaklukkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya, termasuk menaklukkan iblis yang telah jatuh yang digambarkan dalam bentuk binatang ular.
Manusia bertanggung jawab mengembangkan diri untuk menjadi lengkap dan utuh, yang sama dengan mencapai kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh Allah. Tetapi ternyata manusia gagal mencapai kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).
“Kata kehilangan” dalam Roma 3:23 dalam teks aslinya adalah hustereo yang dapat berarti gagal mencapai tujuan, tidak mencapai akhir, gagal menjadi pengikut yang mengambil bagian, rendah dalam keunggulan dan kelayakan.
Keberdosaan membuat manusia tidak mampu mencapai standar manusia ideal seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Manusia gagal menjadi manusia yang sempurna menurut Allah.

Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus bertujuan mengembalikan manusia kepada rancangan Allah semula tersebut.
Hal ini sama artinya agar manusia kembali diberi peluang menjadi sempurna seperti Bapa, kembali diberi peluang mencapai kualitas pikiran, perasaaan dan kehendak/demuthnya yang searah, sejalan dan seirama dengan Bapa di surga.
Itulah sebabnya Bapa mengutus anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus mengosongkan diri menjadi sama dengan manusia untuk menjadi penebus dosa dunia dan memberikan Injil serta Roh Kudus agar kita yang menerima Dia diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, supaya bisa dididik, dibentuk dan diubahkan agar kembali kepada rancangan Allah yang semula untuk dapat menjadi serupa dan segambar dengan Allah dalam moral kesuciannya, dalam irama hidup yang selalu memiliki kesesuaikan dengan kehendak Allah.
Oleh sebab itu Tuhan memerintahkan kita untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya.
Perintah Tuhan untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya harus dipahami bukan supaya menjadi murid kita, tetapi menjadikan semua orang datang kepada Tuhan untuk belajar menjadi murid Tuhan dan dimuridkan oleh-Nya secara pribadi, dan panggilan itu juga termasuk untuk diri kita.
Panggilan menjadi murid-Nya dan menjadikan semua bangsa menjadi murid Tuhan Yesus adalah panggilan seumur hidup kita untuk terus diubahkan, disempurnakan dalam kebenaran dan kesucian hidup sehingga dapat menjadi saksi-saksi Tuhan untuk dapat memberitakan kebenaran Injil/kebenaran Allah yang dapat mengubahkan seseorang untuk hidup didalam rancangan-Nya semula.

Itulah sebabnya Allah harus mendidik kita dan menggarap kita melalui segala kejadian-kejadian hidup kita agar kita dapat mengenakan bagian didalam kekudusan-Nya dan menjadi anak-anak Allah yang sah/Huios dan bukan lagi anak-anak gampang/anak-anak yang tidak sah/Nothos (Ibrani 12:6-10). Seharusnya inilah hal yang mayor/hal yang besar yang menjadi ketertarikan sepanjang umur hidup kita, inilah yang dimaksud Tuhan Yesus agar kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya sebab Tuhan menghendaki kita dapat menemukan dan mengenakan kualitas hidup rancangan-Nya semula dimana Tuhan rindu memberikan rahasia "kualitas kehidupan kerajaan Allah (Zoe) dengan segala kelimpahannya.
Kelimpahan disini adalah kelimpahan penyingkapan dan pewahyuan lapisan-lapisan rahasia kebenaran kerajaan Allah bagi mereka yang memiliki hati lapar dan haus akan kebenaran dan yang mengasihi Allah.
Sebagai umat yang mengenal Allah, kita seharusnya tidak lagi khawatir tentang hal-hal minor, seperti soal penghidupan apa yang hendak kami makan, minum dan pakai yang adalah fokus hidup yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang seharusnya dapat diselesaikan dengan tanggung jawab terhadap kuasa yang dipercayakan oleh Bapa untuk mengelola sebab Bapa di surga tahu kita memerlukan semuanya itu.

Didalam Ibrani 5:8-9 dikatakan :
8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Setelah Tuhan Yesus mencapai kesempurnaan-Nya Ia menjadi pokok keselamatan artinya dapat menjadi penggubah bagi mereka yang taat kepada-Nya. Orang percaya harus memberi dirinya dididik, dimuridkan oleh Tuhan menjadi murid-Nya, sehingga dapat diubahkan, disempurnakan keberadaan kualitas hidupnya (Zoe-nya) dan menjadi serupa dengan Dia yang telah menjadi yang sulung bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
Dengan demikian setiap orang percaya yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat harus mengisi sepanjang hidupnya di bumi hanya untuk proses pemuridan menjadi serupa dengan Yesus atau menjadi sempurna seperti Bapa di surga yang adalah sempurna sehingga dapat diutus menjadi saksi-Nya kepada semua orang, bangsa-bangsa dan sampai keujung bumi.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar