Senin, 07 Agustus 2017

PERUMPAAN BENIH YANG JATUH DI PINGGIR JALAN


Matius 13:4,18-19
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Sering kita mendengar perumpamaan mengenai penabur, namun tetap baik bagi kita mendalami bagaimana Tuhan menginginkan kita berlaku sebagai umat-Nya, yang diumpamakan seperti tanah yang menerima benih yang ditabur.
Tuhan mengatakan bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan melambangkan orang yang mendengar Firman Tuhan, namun tidak mengertinya.
Kata Yunani yang digunakan untuk “mengerti” ialah sünyēmi, artinya “mengerti, dalam arti kegiatan merangkai fakta-fakta menjadi pengetahuan yang utuh”.
Sehingga ayat ini bukan berarti bahwa Firman Tuhan yang ditaburkan terlalu sulit dipahami bagi si penerimanya, melainkan si penerima itu tidak mengerti, karena ia tidak sungguh-sungguh berusaha mau mengerti.

Mengapa kalau kita tidak mau mengerti maka firman itu dirampas oleh si jahat?
Ini berbicara mengenai situasi dalam hati kita. Bila kita tidak sungguh-sungguh mau mengerti Firman, iblis akan berusaha mengambil dengan paksa, agar kebenaran itu tidak perlu kita pahami sama sekali.
Jadi iblis tidak takut orang pergi ke gereja dan mengakui Yesus adalah Tuhan, sebab kalau orang itu tidak mengerti Firman dengan benar, kehadirannya di gereja sama dengan menghadiri pertemuan biasa, dan pengakuannya terhadap Yesus hanya di bibir saja, tidak sampai memengaruhi seluruh kehidupannya. Tidak heran banyak orang Kristen memilih menjadi jemaat yang biasa-biasa saja ketimbang menjadi jemaat yang militan bagi Kristus, sebab mereka tidak mengerti kebenaran Firman yang menuntut setiap pengikut Kristus harus memikul salib untuk melayani-Nya dengan segenap hidup dan tanpa batas.

Yang paling iblis takuti ialah pengertian kita terhadap Firman Tuhan. Sebab dengan mengerti Firman, proses selanjutnya akan terjadi terhadap manusia itu, yaitu melakukan Firman tersebut. Orang yang tidak mengerti pasti tidak dapat menjadi pelaku Firman. Betapa luar biasanya orang Kristen yang mengerti Firman Tuhan dan kemudian melakukannya sebab ia akan menjadi pengikut Kristus yang militan dan memberikan hidupnya tanpa batas mengabdikan dirinya untuk melakukan kehendak Tuhan dan menjadi pelaku-pelaku kebenaran-Nya. Itu sebabnya iblis sangat berkepentingan untuk membuat orang tidak mengerti, yaitu dengan cepat-cepat merampasnya.
Cara iblis merampas Firman ialah bekerja sama dengan pikiran manusia yang tidak sungguh-sungguh mau bergumul untuk mengerti firman. Orang yang tidak mau mengerti akan mempertahankan cara berpikir manusianya dan cenderung menunda untuk melakukan Firman.
Menunda sama artinya tidak mau percaya dengan Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Ini mengakibatkan Firman yang diterimanya dilupakannya begitu saja. Orang-orang ini, seperti orang Farisi di zaman Yesus, sengaja menjadi tanah pinggir jalan.

Jadi perumpaan ini menunjuk bahwa kita harus berusaha keras untuk membuat diri kita mengerti kebenaran Firman Tuhan melalui tuntunan dan pimpinan Roh Kudus sehingga kebenaran Firman Tuhan yang kita terima terus berakar, bertumbuh dan berbuah berlipat kali ganda, menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan militan yang tidak lagi dengan mudah di rampas oleh iblis.

Amin.

1 komentar: