Jumat, 18 Agustus 2017

MEMAHAMI PELIPATGANDAAN SECARA BENAR


Matius 13:23
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Dalam Injil Matius 13:1-23 Tuhan Yesus menjelaskan mengenai pelipatgan­daan. Konteks pelipat gandaan itu adalah mengenai benih Firman (Injil) yang ditabur dan berbuah dalam kehidupan pendengarnya yang “mengerti” Firman-Nya. Buah di sini bukan uang atau harta benda atau materi lainnya, tetapi karakter Kris­tus yang diperagakan oleh orang percaya. Allah Bapa menghendaki agar suatu hari nanti (di penghakiman terakhir), Bapa menemukan pribadi anak-Nya dalam hidup orang percaya. Inilah prestasi yang harus kita capai selama hidup di dunia ini. Jadi, kalau selama ini dikesankan bahwa pelipatgandaan itu adalah obyeknya uang, maka itu adalah penyesatan yang merusak bangunan iman yang murni. Sebagai akibat­nya fokus orang percaya diselewengkan, sehingga hal utama yang harus digumuli yaitu pembaharuan pikiran dan karakter Kristus melalui Firman Tuhan diabaikan.
Oleh sebab itu segala usaha untuk meraih berkat jasmani dengan menggunakan kuasa Tuhan adalah pe­nyimpangan, sebab Allah sebagai Bapa pasti memenuhi kebutuhan kita.

Tuhan Ye­sus menyatakan, “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan dit­ambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Kuasa Tuhan disediakan agar orang percaya “menjadi anak-anak” Alah (Yohanes 1:11-13). Kuasa Allah bukan dimanipulasi untuk kepentingan pribadi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Sebagai perbandingan, orang-orang yang tidak mengenal Kristus tanpa kuasa Allah juga dapat melimpahi dirinya dengan berkat jasmani.

Ini berarti orang percaya di bumi ini hanyalah fokus bagaimana men­jadi warga Kerajaan Sorga yang baik (model atau prototipenya adalah Tuhan Yesus).
Hidup di dunia hanyalah “masa persemaian.” Dunia bukan rumah kita, kita bukan berasal dari dunia ini (Tuhan Yesus sendiri yang menyatakan).
Untuk ini butuh pergumulan proses pendewasaan yang tidak mudah.
Tuhan menyatakan bahwa kita tidak mungkin bebas dari kesulitan. Setiap hari ada kesusahannya sendiri. Oleh sebab itu jangan membangun Firdaus di bumi. Inilah saatnya kita kembali kepada ajaran Kristus yang murni. Hati-hati dengan penyesatan yang sangat cerdas dan licik yang dilakukan iblis. Ingat, ajaran yang benar adalah ajaran yang menga­rahkan umat kepada dua hal yaitu karakter yang disempurnakan dan persiapan diri menuju Langit Baru dan Bumi yang Baru di di Kerajaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Kolose 1:28-29
28 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

2 Petrus 3:13-14
13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar